Minhee memasuki kamarnya dan duduk di kasur. Dia termenung mengingat perkataan Yunseong padanya. Dengan sebal ia menuju kamar mandi dan melepas bajunya begitu saja tanpa memikirkan harus mengenakan apa setelah ini.
Di sisi lain Yunseong seketika langsung merasa bersalah. Bukan maksudnya berbicara begitu.
Tapi biarlah dia tidak ingin mengambil pusing dan dengan cepat memasuki kamarnya lagi.Sekretaris Cha terlihat sedikit pusing akibat terlalu banyak hal yang dipikirkan. Tiba-tiba dia, didatangi oleh sang anak atau tidak lain adalah Junho.
"Appa" Sapanya saat memasuki ruangan kerja ayahnya.
Sang ayah terkejut langsung dan berdiri dari duduknya.
"Ada apa Jun?"
"Tidak ada aku hanya ingin berkunjung" Ujar Junho sambil duduk di sebuah kursi.
"Kau tidak ada kelas?"
"Kelasku sudah selesai 1 jam yang lalu"
"Baiklah, apa kau sudah makan?"
"Belum"
"Ayo, kita pergi makan" Ajak ayahnya.
Kedua anak dan bapak itu berjalan dan menuju kantin yang ada di kantor. Setelah memesan makanan mereka duduk di sebuah kursi sambil menyesap minumannya.
"Appa, setelah ini aku ingin mengunjungi Minhee"
Mendengar itu ayahnya langsung tersedak.
"Appa, kau tidak apa-apa?" Tanya Junho khawatir.
"Ya, sudah— Untuk apa ke sana?"
"Aku hanya ingin bermain saja. Dia pasti kesepian di rumah yang besar itu"
"Apa kau sudah menyelesaikan semua tugas kuliahmu?"
"Kenapa appa tiba-tiba bertanya hal itu. Tidak biasanya"
"Tentu appa harus tahu bagaimana kau saat kuliah. Appa tidak ingin selama berkuliah kau hanya bermain-main saja" Ujarnya mencari alasan.
Sekretaris Cha mengatakan hal demikian karena memang anaknya Junho belum mengetahui tentang hilangnya Minhee. Jika anaknya sampai tahu bisa-bisa dia malah membuat semuanya semakin runyam.
"Aku tidak pernah bermain-main appa selama ini. Aku selalu kuliah dengan baik"
"Baguslah kalau begitu"
"Jadi aku boleh kan ke rumah Minhee?" Tanya Junho dengan penuh harap.
Sekretaris Cha nampak gugup bahkan keringat turun dari pelipisnya. "U-untuk saat ini, sahabatmu tidak bisa diajak bertemu"
"Kenapa?"
"I-itu karena, dia sedang tidak enak badan"
"Kalau begitu aku harus ke sana!"
"Tidak!" Bentak ayahnya membuat Junho terkejut.
"Kau tidak bisa ke sana"
"Appa, Minhee sedang sakit dan dia paling tidak bisa jika sedang sakit ditinggal sendirian. Dia pasti ingin dipeluk saat tidur"
"Minhee bukan anak kecil lagi Junho"
"Meskipun begitu, aku selalu memandangnya sebagai Minhee kecil-ku. Karena aku sudah berjanji untuk terus menemaninya" Dia berkata dengan penuh keyakinan.
Sekretaris Cha hanya bisa menghela nafasnya.
"Tapi sahabatmu sendiri yang bilang pada appa bahwa tidak ingin ditemui olehmu dulu" Jelas bahwa statement ini bohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind - Hwangmini
Любовные романыKang Minhee adalah seorang anak pemilik perusahaan ternama di Korea Selatan. Dia anak yang hidup dengan bergelimang harta. Namun, selama itu dia tidak pernah hidup bahagia. Minhee memiliki sifat yang dingin. Dia kehilangan penglihatannya sejak umurn...