31. See

948 153 231
                                    

Dengan perlahan Minhee membuka matanya. Ada sebuah cahaya yang masuk ke dalam retina. Awalnya masih terlihat buram. Kepalanya juga sedikit pusing pasca operasi. Namun masih bisa menahan. Hal pertama yang dilihatnya adalah sebuah jendela, sangat terang karena sinar matahari menembus. Fokus penglihatannya mulai membaik seiring dengan berjalannya detik. Ia mencoba mengedipkan matanya beberapa kali. Lalu nampak sesosok lelaki tinggi berdiri menghadapnya, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.

Minhee terus mencoba membiasakan dirinya dengan kondisi matanya yang baru bisa melihat. Sosok tersebut terlihat semakin jelas. Hingga tampaklah wajahnya yang sedang memasang ekspresi tersenyum. Seolah menyambut dirinya.

"Minhee" Panggilnya pelan.

"Suara itu" Ucap Minhee dalam hati.

Si lelaki berjalan mendekat dan duduk di depannya persis. "Ini aku Kang Minhee. Apa kau bisa melihatku?" Tanyanya.

"Hwang Yunseong?" Suara Minhee terdengar pelan.

Si lelaki pemilik kelingking pendek langsung mengangguk cepat.

"Kau benar. Aku Hwang Yunseong"

Tangan Minhee terulur untuk menyentuh pipinya. Kepalanya sedikit dimiringkan, jemarinya terus menelusuri garis wajah Yunseong yang tegas. Matanya terlihat berbinar. Bak anak kecil yang melihat sesuatu hal yang disukai. Minhee memiringkan kepala ke sisi satunya. Bibirnya mengukir senyuman senang. Yunseong sendiri juga tidak menolak sedikitpun.

"Tampan" Katanya dengan polos. "Kau sangat tampan Yunseong"

Mereka berdua tersenyum satu sama lain. Walaupun mereka sebenarnya sedang menahan tangisan haru. Lalu sang dokter kemudian menginterupsi keduanya.

"Selamat! Penglihatan anda sudah kembali"

Minhee menoleh menatap sang dokter.

"Terima kasih"

"Untuk saat ini, anda harus mencoba membiasakan diri terlebih dahulu. Jangan terlalu memaksanya, jika terasa sakit, langsung saja istirahat dan pejamkan mata sejenak"

"Baik"

"Tuan Yunseong. Operasinya sudah berjalan dengan baik. Pasien tetap harus berada di sini sampai kondisinya benar-benar pulih"

"Ya, terima kasih banyak!"

Dokter tersebut meninggalkan tempat. Kini hanya ada Yunseong dan Minhee. Namun si Hwang nampak sedikit bingung dan canggung. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenapa, k-kau terus memandangiku. A-apa ada s-sesuatu yang aneh?" Tanyanya.

Minhee menggeleng. Tatapannya masih berbinar seperti sebelumnya. Ukiran senyuman terus mengembang di bibir. Dia bahkan tak mau melepaskan pandangannya pada Yunseong sedetik saja.

"K-kalau begitu, apa kau lapar? Atau kau ingin minum?"

"Aku haus"

Yunseong dengan cepat mengambilkan gelas dan memberikannya. Minhee meminum air putih tersebut hingga habis. Kemudian kembali menatap Yunseong seperti tinkerbell yang melihat perterpan-nya.

"B-bisakah, k-kau tidak menatapku"

Sontak Minhee tersadar dengan apa yang dilakukannya. Dia langsung merubah ekspresi serta membenahi duduknya.

"Apa aku membuatmu tidak nyaman? Kau tidak suka ya, kalau aku melihatmu terus?"

"A-aniya, bukan itu maksudku. Hanya saja, aku jadi canggung. Lagipula kenapa kau terus menatapku. Tidak ada yang istimewa—"

"Karena kau tampan!" Potong Minhee cepat.

Yunseong sudah tersedak ludahnya sendiri. Tenggorokannya terasa kering, dan jantungnya berdegup sangat kencang.

Blind - HwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang