Minhee mengingat suara itu. Suara yang pernah didengar olehnya. Tetapi masih belum bisa menebaknya.
"Bagaimana? Sudah mengetahui siapa diriku?" Tanya Yunseong.
Minhee diam dengan air mata yang masih mengalir dan nafasnya sesenggukan.
"Kudengar bahwa, orang buta bisa mengenali seseorang lewat suaranya. Sepertinya aku salah" Ucap Yunseong dengan nada meremehkan.
Mendengar hal tersebut Minhee mengepalkan tangannya dengan kuat. Dia merasa terhina dengan ucapan pria itu.
"Baiklah, aku tidak ingin mengulur waktu. Mari kita lanjut ke acara inti" Tambahnya sambil berdiri dan memberi aba-aba pada anak buahnya. Dua orang pria mendatangi Minhee dan memegang kedua lengannya. Lalu seorang lagi datang dengan membawa suntik.
"LEPAS! APA YANG KALIAN LAKUKAN! MENJAUH DARIKU!" Minhee teriak begitu nyaring.
Orang tua Elena menyaksikannya. Mereka juga memberontak untuk dilepaskan dan segera menyelamatkan Minhee. Mendengar ada kegaduhan Yunseong langsung membalikkan badan.
"Sssttt..................." Yunseong berjalan ke arah Minhee.
"Jangan berisik anak manis" Terdengar lembut namun memiliki kesan menyeramkan. Minhee tidak menggubris perkataan Yunseong. Dia terus memberontak. Dengan kesal Yunseong langsung mencengkram rahang Minhee dengan kuat. "Sudah kukatakan jangan berisik! Apa kau ingin aku membunuh mereka?" Sebuah ancaman dilontarkan olehnya. Ia tak segan menghabisi siapapun yang berusaha menghalangi rencananya. Hwang Yunseong tetaplah sosok bengis yang tak punya hati nurani.
Minhee langsung terdiam. "Ahjumma.......... " Sungguh parau nada bicaranya.
"Kau benar. Jika kau melawanku akan kupastikan peluru bersarang di kepalanya dan suaminya" Ancaman Yunseong sukses membuat nyali Minhee ciut. Kedua paruh baya itu menangis, ahjumma Kim bahkan berteriak namun sayangnya suaranya teredam karena mulutnya yang ditutup isolasi. Akhirnya Minhee menjadi lebih tenang, yang awalnya memberontak kini dia menuruti perkataan pria tersebut.
"Pintar sekali anak manis ini" Yunseong mengelus kepala Minhee.
"Jangan sampai kau menyentuh mereka sehelai rambutpun" Ucap Minhee dengan nada menekan.
"Itu tergantung pada sikapmu"
"Aku akan menurutimu"
"Pilihan yang tepat" Yunseong tersenyum senang.
Selanjutnya Yunseong menyuruh anak buahnya melakukan tugasnya. Pria tadi akhirnya benar-benar menyuntik Minhee. Ahjumma Kim berteriak dan menggelengkan kepalanya seakan tidak ingin hal itu terjadi. Perlahan rasa kantuk menyerang Minhee. Kepala terasa berat dan badannya melemah. Akhirnya dia jatuh pingsan. Anak buah Yunseong langsung membopongnya pergi dari sana. Yunseong juga mengikuti di belakang. Lalu langkahnya terhenti.
"Kau urus sisanya. Aku ingin semuanya bersih dan tidak ada satupun yang mengetahui hal ini" Titahnya tegas.
"Baik tuan"
Mereka semua berlalu dari sana. Minhee dimasukkan ke dalam mobil yang sama dengan Yunseong. Changwook menyetir dan sang bos di samping, juga Minhee yang jatuh pingsan ada di belakang. Dalam perjalanan kembali pulang pria bermarga Hwang itu bersiul. Dia nampak sangat senang. Rencananya berjalan dengan lancar.
Keesokan paginya sang ibu tiri datang ke rumahnya. Namun anehnya rumah ini nampak kosong. Tidak ada orang di dalamnya. Dia, masih berusaha mencari ke penjuru ruangan. Tetapi tidak ada siapapun di sana. Karena merasa bingung wanita bernama Jung Hani itu mendatangi kamar anaknya. Kamar tersebut juga kosong.
"Ahjumma Kim!" Tidak ada balasan. "Kang Minhee!" Cobanya meneriaki nama si anak tiri. "Kemana mereka semua?" Ucapnya dengan kesal.
Lalu pikiran buruk mendatanginya. "Apa dia kabur?" Tanyanya pada diri sendiri dengan ketakutan. Dengan cepat Hani mengambil ponsel dan menghubungi sekretaris Cha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind - Hwangmini
Любовные романыKang Minhee adalah seorang anak pemilik perusahaan ternama di Korea Selatan. Dia anak yang hidup dengan bergelimang harta. Namun, selama itu dia tidak pernah hidup bahagia. Minhee memiliki sifat yang dingin. Dia kehilangan penglihatannya sejak umurn...