28. Thank You

815 156 109
                                    

Mata Minhee berulang kali menangkap sesuatu yang asing. Dengan samar ia melihat pakaian yang dikenakan Yunseong. Lalu kepalanya terangkat dan menatap sebuah pipi seseorang yang tidak terlihat jelas. Masih sangat buram dan kepalanya mendadak pusing.

"Yunseong-ah! Aku b-bisa melihatmu!" Ucapnya yang terlihat tidak percaya.

"A-apa?"

Jemari Minhee bergerak menyentuh pipi Yunseong. Matanya terus menangkap sesuatu yang terlihat sangat samar. Sulit untuknya memahami apa itu.

"Rambut" Gumamnya yang sekilas melihat rambut Yunseong. "Rambutmu berwarna hitam" Ucapnya lagi.

Si lelaki terkejut bukan main hingga masih terdiam di tempatnya. Kemudian netra Minhee kembali tidak bisa melihat apapun. Semuanya berubah menjadi gelap gulita, seperti biasanya.

"A-aniya!" Minhee menggelengkan kepalanya.

"Kau kenapa?"

"T-tidak! Antarkan aku. Bawa aku bertemu dengan ibu dan kakakku!" Pintanya.

"T-tapi"

"Sekarang! Bawa aku pada mereka! Atau aku tidak akan pernah memaafkanmu seumur hidupku!" Ujarnya dengan kuat. Walau matanya terlihat berkaca-kaca.

Yunseong tidak bisa berbuat apa-apa. Keputusan Minhee sudah bulat. Meskipun ia tidak mau melakukannya tapi, Minhee sudah bertekad.

"B-baiklah, aku akan mengantarkanmu"

Mereka berdua beranjak dari sana. Yunseong merangkulnya sambil berjalan menuju mobil.
Selang beberapa waktu, keduanya telah sampai di sebuah rumah sakit dimana ibu Mina dirawat. Sebelum keluar Yunseong menahan lengan Minhee.

"Apa?" Tanyanya dingin.

"Ibu Mina sudah siuman. M-maksudku eommamu, dia sudah sadar" Minhee tetap diam tidak memberikan jawaban apapun. "Kau yakin ingin bertemu dengan mereka?" Imbuh Yunseong.

"Aku yakin! Aku sudah menunggu momen ini sejak lama dan aku tidak mau melewatkannya sebelum aku mati" Balasnya.

"Kalau begitu, aku tidak bisa menahanmu" Yunseong melepas pegangannya perlahan.

Minhee membuka pintu mobil dan mulai berjalan masuk. Dia tetap ditemani oleh Yunseong hingga ke ruangan Minjung. Di dalam sudah ada Mina juga.

"Aku akan menunggumu di sini" Katanya.

Minhee mengangguk. Lalu ia membuka pintu perlahan. Orang yang ada di dalamnya otomatis menoleh, mereka tampak tersenyum melihat kedatangannya.

"Minhee!" Panggil Mina.

Yang dipanggil tersenyum kecil. Sebenarnya ia menahan seluruh perasaannya sekarang. Kakinya mengambil langkah perlahan dengan tongkat yang dibawa.

"Duduklah" Mina menyediakan kursi untuknya.

"Kau datang bersama siapa?"

"Sendiri"

"Yunseong kemana?"

"Pergi bekerja. Aku meminta bantuan pak Yoon untuk mengantar" Bohongnya. Mina mengangguk mengerti. "Kudengar ahjumma sudah siuman"

"Iya, baru beberapa jam lalu"

Minhee meremat tangannya kuat. Suara yang didengar telinganya membuat hatinya sakit. Dia sangat ingin menangis. Dirinya yakin bahwa wanita ini adalah ibunya.

"Aku turut senang mendengarnya"

"Terima kasih Minhee. Kau sangat baik pada kami. Mina bercerita kalau kau selalu datang membantunya. Ahjumma benar-benar berterimakasih padamu" Ucapnya lembut sambil memegang jemarinya.

Blind - HwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang