Keesokan paginya Yunseong dan Minhee sudah terbangun. Namun keduanya enggan beranjak dari kasur. Mereka masih mengumpulkan nyawa masing-masing yang masih melayang dari alam mimpi ke alam nyata. Mereka terdiam sambil mengedipkan mata beberapa kali. Yunseong adalah orang pertama yang bergerak melepas dekapannya pada Minhee. Dirinya menatap sosok yang ada di depannya sekarang.
"Kau sudah bangun ya?" Tanyanya.
"Ehm"
"Hari ini mau pulang atau masih ingin di sini?"
"Terserah kau saja"
Yunseong membalikkan badan menjadi terlentang, menumpukan kepala di tangannya, sambil menatap langit-langit kamar yang terbuat dari kayu.
"Saat kecil aku sering ke sini untuk belajar menembak bersama ayahku. Kami melakukan banyak hal" Ceritanya.
"Apa yang pertama kali berhasil kau tembak?"
"Burung. Aku berhasil menembak burung"
"Dan burung itu mati?"
"Tidak, aku hanya menembak bagian sayapnya saja. Appaku melarang untuk membunuh. Biasanya dia juga dengan sengaja melesetkan tembakannya"
"Kenapa begitu?"
"Aku juga tidak tahu, bahkan setelah melakukannya kita langsung menolong dan menyembuhkan hewan tersebut" Yunseong kembali mengingat kenangannya.
FLASHBACK
DOR!
Suara tembakan terdengar cukup keras. Yunseong berhasil menembak burung pada bagian sayap. Sang ayah langsung berjalan cepat dan menolong burung tersebut yang terluka. Dia membawa kembali ke villa dan merawatnya. Yunseong yang masih kecil itu tidak mengerti mengapa ayahnya berbuat begini.
"Appa, kenapa kita menolongnya? Bukankah appa yang menyuruhku menembaknya?" Ia bertanya polos.
Sang ayah menoleh ke arah putranya dan mengelus rambutnya. "Appa memang menyuruhmu menembaknya. Tapi, apakah appa menyuruhmu untuk membunuhnya?" Yunseong menggeleng sebagai jawaban. "Alasan mengapa appa selalu menyuruhmu untuk melesetkan tembakan adalah, karena appa ingin kau tidak menjadi seorang pembunuh"
"Lalu?"
"Belajar menembak bukan berarti kau harus membunuh mereka sesuka hatimu. Belajar menembak adalah bagian dari perlindungan diri. Saat kau sudah besar nanti, appa harap kau menjadi pria yang bijaksana dan memiliki hati yang besar. Kau harus menggunakan keahlianmu di jalan yang benar. Kau mengerti?"
"Iya, aku mengerti appa" Balasnya.
Ayahnya tersenyum lembut menatap putra kesayangannya.
FLASHBACK END
Yunseong tersenyum kecut. "Tch! Di saat appaku memintaku untuk tidak membunuh siapapun. Aku malah melakukan hal sebaliknya"
Minhee terdiam sejenak. "Siapa yang kau bunuh pertama kali?"
"Forest. Anjing kesayangan milik Mr.Jack"
"Kenapa kau melakukannya?"
"Aku tidak suka. Dia sering menggonggong, sangat berisik! Dia juga tidak bisa berbuat apapun selain meminta makan. Hanya menyusahkan saja. Aku kesal, jadi aku membunuhnya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Blind - Hwangmini
RomanceKang Minhee adalah seorang anak pemilik perusahaan ternama di Korea Selatan. Dia anak yang hidup dengan bergelimang harta. Namun, selama itu dia tidak pernah hidup bahagia. Minhee memiliki sifat yang dingin. Dia kehilangan penglihatannya sejak umurn...