I'm Pregnant

1.5K 125 0
                                    

Sudah 2 minggu berlalu, Sakura menjalani hari-hari nya seperti biasa.

Tidak ada lagi yg mengganggu pikiran sakura soal sasuke. Dia sudah melupakan kejadian yg luar biasa itu. Apa lagi saat ia melihat berita kedekatan uchiha sasuke dan uzumaki karin membuatnya yakin bahwa sasuke juga sudah melupakannya.

"Uwekkk... Uwekk, ekk-uhuk, uhuk! Hosh...hosh..."

Sakura berusaha mengeluarkan sesuatu yg mengganggu perutnya. Sambil menatap dirinya di depan cermin toiletnya ia terus berusaha mengeluarkannya dari dalam perutnya yg membuatnya mual.

"hahh...aku habis makan apa sih, kok perutku mual begini" gumamnya sambil membersihkan mulutnya

Setelah merasa lebih baik, sakura bergegas pergi ke hotel. Dalam perjalannya menuju hotel, sakura banyak mencium aroma parfume penumpang yg berada dalam kereta api. Seketika ia merasa perutnya terguncang dan ingin muntah.

***
"Selamat pagi-- eh sakura-chan, kau baik-baik saja kan" Raut wajah Hinata seketika berubah melihat tampilan sakura yg-- yah tidak bisa dijelaskan, lebih terlihat seperti mayat hidup.
Wajahnya yg pucat tanpa lipsitk yg melekat dibibirnya membuat sakura terlihat memprihatinkan.

"Yah. Kurasa ada yg salah denganku hinata. Aku benar-benar lelah, dari tadi aku--" perkataan sakura terputus ketika aroma vanila masuk ke dalam indra penciumannya.

"Apa ini? Parfume hinata juga?! Kenapa dengan hidungku?? Apa ini semacam alergi??" batin sakura

"Sakura-chan, kau baik-baik saja?" Hinata mendekati sakura yg terlihat bingung

"ehm, hinata. Aku pergi dulu. Nanti aku akan menemuimu, dah.." sambil menutup mulutnya dan memegang perutnya, sakura berlari meninggalkan hinata yg kebingungan.

"Ehh... Ada apa dengannya? Kenapa dia berlari seperti itu?" Tanya ten-ten yg baru saja tiba di hotel.

"Sakura-chan..." Gumam hinata

Sakura berada di toilet khusus karyawan. Ia masih berusaha mengeluarkan sesuatu yg mengganggu perutnya.

Ia melihat dirinya di depan cermin, dan mendapati dirinya yg berantakan.

"hahh... Baiklah sepertinya ini sudah cukup" sambil menepuk-nepukan pupur di wajahnya dan memperbiki lipstiknya.

Drttt... Drttt...
Ponsel sakura bergetar.

"halo, sakura. Kau dimana?" tanya seorang pria yg telfonnya mulai terhubung.

"Ahh... Aku sedang di toilet. Ada apa naruto?"

"Oh. Begini, sepertinya Lusa kita akan pergi ke Suna. Bisakah kau menyiapkan semuanya?"

"Oh. Hotel Zeus yah? Baiklah nanti akan ku siapkan"

"Terimakasih yah sakura-chan, setelah selesai dengan pertemuan ini, aku akan menghubungimu"

***

"ahhh... Akhirnya selesai juga" sambil merebahkan kepalanya di kursi kerjanya, sakura meregangkan otot-oyotnya yg kaku.

Sudah pukul 17.27, sakura bersiap meninggalkan hotel. Karena hari ini naruto sedang melakukan pertemuan bisnis dengan rekan bisnisnya diluar kota, jadi ia sedikit santai dan bisa pulang lebih awal.

Setibanya dirumah, ia langsung menuju dapur. Hari ini ia tidak makan apapun kecuali meminum susu.

"Sepertinya makan sup misso lebih baik" gumamnya sambil mengambil bahan masakan didalam kulkasnya.

"Eh? Ditambah ini juga enak." sambil memasukkan beberapa iris tomat ke dalam sup yg sudah mendidih.

Ting tong...
Sakura yg mendengar suara belnya berbunyi segera menghampiri tamu tak diundangnya.

"Hai..."

"Hinata, Ten-ten... Ya ampun, tumben kalian kesini gak nelfon dulu? Eh- ayo masuk" tanya sakura yg sedikit heran dan mempersilahkan kedua sahabatnya masuk.

"Sudah, tapi kamu gak ada angkat telfon kami" jawab ten-ten malas

Hinata hanya tertawa kecil melihat Ten-ten yg merajuk.

"Hehehe iya kah? Maaf deh, tadi aku lagi masak, Oh iya mumpung kalian disini. gimana kalau kita makan bareng?"

"Kita berdua kesini karena khawatir. Tapi sepertinya sakura-chan baik-baik saja sekarang" ucap hinata senang melihat keadaan sakura yg terlihat baik-baik saja.

"Ahh, itu ... Sepertinya ada masalah dengan penciumanku, akhir-akhir ini jadi lebih sensitif" ucap sakura sambil menyiapkan makanan di atas meja.

Ten-ten yg melihat ikut membantu sakura, sedangkan hinata mencuci buah-buahan yg ia bawa untuk sakura.

"Itadakimatssu"

"Ehhh? Banyak banget tomatnya?" tanya Ten-ten heran

"Bukannya sakura-chan tidak suka tomat yaa? Tanya hinata sambil menyantap makanannya

"Hehe gak tau tadi pas pulang kerja liat tomat, jadi pingin makan aja" jawab sakura sambil melahap makanannya.

Kedua sahabatnya hanya tertawa mendengar alasan sakura.

Selesai dengan makan malamnya dan mengobrol ala sahabat pada umumnya. Hinata dan Ten-ten pamit untuk pulang karena sudah malam.

***
Sakura yg merasa aneh dengan dirinya kemudian mengingat obrolannya tadi dengan ten-ten dan hinata soal datang bulan. Sambil mengecek kalendernya, sakura melihat tanggal haid-nya bulan kemarin. Betapa kagetnya ia saat sadar bahwa dirinya sudah telat 2 minggu lebih.

"Tidak mungkin! Tidak mungkin kalau aku-" sambil menutup mulutnya, ia berusaha menyadarkan dirinya dari pikirannya yg terlalu jauh.

"Tapi, ini sudah 2 minggu. Dan aku gak pernah telat datang bulan. Siklus haid ku juga teratur kok" gumamnya sambil mondar mandir di kamarnya.

"Apa aku harus memastikannya? Ahh... Tidak, tidak! Aku malu kalau harus membeli itu. Tapi kalau nggak ku beli, aku penasaran" kali ini ia sudah duduk di atas kasurnya.

***
"Mba? Saya mau cari, anu mba" ucapnya terbata-bata kepada salah seorang kasir di apotik

"Ada yg bisa dibantu kak?" tanya kasir itu ramah

Dengan mengumpulkan keberaniannya ia membuka suaranya, tetapi sedikit berbisik.

"Saya mau cari testpack 2. Kalau bisa yg dipakai malam ini" jawabnya cepat sambil mendekatkan wajahnya ke kasir tersebut agar suaranya tidak terdengar pengunjung lain.

Entah apa yg ada dipikiran kasir wanita itu, tapi dia hanya tersenyum ramah dan memberikan apa yg diminta sakura.

Sesampainya di apartementnya, sakura bergegas ke kamar mandinya, dan membaca petunjuk memakai testpack.

"Tunggu 30 detik yaa?" gumamnya sambil melihat alat penguji kehamilan tersebut.

Lagi-lagi sakura bolak-balik. Entah dia suka melakukannya, atau karena ia sedang bingung makanya melakukan hal konyol itu.

Degg...
Seketika jantung sakura berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Matanya hanya menatap ke arah dua garis merah yg ada pada testpack tersebut.

Nafasnya berderu kencang, detak jantungnya semakin cepat seolah akan meledak. Sakura memegang kepalanya yg tidak sakit, ia sedikit meremas rambutnya.

Sakura bingung, takut. Perasaannya campur aduk. Ia takut kalau ibu dan ayahnya tau, dan kedua orang tuanya akan sangat kecewa. Seketika pikirannya terbesit sasuke, sasuke yg menemuinya di Caffe Muffin.

"Hmm... Sepertinya dia tidak akan senang kalau tau aku sedang hamil" lirih sakura yg perlahan menangis tersedu-sedu di dalam kamar mandinya.

Hai, hai...
Gimana? Suka gak?
Tulisannya masih berantakan, maklum masih pemula😊
Kalau ada yg mau ngasih masukan, komentar aja.
Saya bingung buat bagian ini, dapat idenya yah baru tadi sore pas bangun tidur😁
Mungkin karena lagi ujian makanya gak bisa nemu ide yg bagus😭 atau karena jauh dari suami (wkwk curhat😂)
Dan terimakasih bagi yg sudah vote😍
Aku padamu lah pokoknya❤❤❤

You're My DNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang