🏵 SEMBILAN

705 58 3
                                    

6 Juli 2020

Renata POV

Kulihat Abrar terduduk di sofa dengan wajah yang ditekuk.

"Ada apa?" Tanya ku penasaran melihat kondisinya.

"Tidak ada" jawabnya datar.

"Kau sudah makan?" Tanyaku yang hanya dibalas dengan gelengan kepala.

"Kau ingin makan apa?"

"Kamu bisa masak apa yang ingin ku makan?"

"Katakan saja"

"Soto ayam"

"Okeh"

"Kau bisa masak, kurasa dikulkas tidak ada bahannya"

"Siapa bilang aku akan memasak. Aku akan pesan makanan online"

"..."

"Dijaman sekarang, ng usah mempersulit diri kalau sudah ada yang mudah"

"Kamu siap-siap, kita keluar beli bahannya"

"Apa? Aku sudah pesan..."

"Batalkan. Dan ini perintah"

"Abrar?"

"Apa?"

"Kau serius ingin pergi membeli bahanya?"

"Hmnnnn"

"Kalau begitu pergi saja sendiri, aku akan memesan makanan online ku"

"Renata, kau lupa siapa aku?"

"..."

"Aku ini..."

"Iya kau memang suamiku" kataku sambil berlalu menuju ke kamar.

Entahlah aku tak begitu suka dengan perkataan Abrar yang selalu saja mengingatkanku siapa dia, yang kurasakan seolah aku tak berbakti padanya.

Bukanya aku ingin durhaka padanya, namun mengingat perjanjian yang kubuat dua Minggu yang lalu, terpaksa menjadikanku budak pembangkang.

Sebisa mungkin, kutahan rasa yang suatu saat nanti akan menghancurkan ku. Berhenti untuk jatuh cinta padanya.

Dan disinilah aku sekarang, disebuah tempat perbelanjaan, yang akupun sebenarnya tak tau bahan apa yang akan ku ambil.

Buru-buru ku buka handphon ku, mencari bahan pembuatan sota ayam di salah satu mesin pencarian online. Tak lupa kuambil beberapa buah sebagai cemilan ku dimalam hari.

Begitu sampai dirumah aku hanya menatap beberapa bungkusan plastik itu. Tak tau apa yang harus aku lakukan.

"Kau bisa masak kan?" Tanya Abrar yang kubalas hanya dengan senyuman yg memperlihatkan beberapa deretan gigiku.

"Kau tidak bisa masak?"

"Aku tidak bisa masak soto ayam" jelasku pada Abrar.

"..."

"Kuberi pilihan, aku pesan soto ayam online, atau kubuatkan nasi goreng, atau dengan mie instan rebus"

"Kau hanya bisa memasak nasi goreng dan mie instan?"

"Itu juga makanan kan"

Jujur aku memang tidak terlalu bisa memasak, mama tidak pernah membiarkanku mengutak Atik dapurnya, itu sebabnya aku lebih memilih mencuci piring saja.

"Aku mandi dulu, kau buat nasi goreng saja" titah Abrar sebelum menuju ke kamar.

Dijaman sekarang, semuanya serba mudah, kau hanya perlu memiliki skill dalam menjalankan handphone mu, maka akan kau temukan segala hal bahkan dibelahan dunia manapun, salah satunya masalah perut.

Sepasang Sajadah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang