Pada dasarnya, hidup bukan tentang pilihan. Melainkan kenyataan.
Bukan kita yang memilih kenyataan, melainkan kenyataan yang memilih kitaRaishaAnn.
Setelah Gavin mengantarkannya sampai rumah, ternyata waktu telah menunjukan pukul 17:05. Raisha berlari kecil menuju kamarnya. Perlahan ia membuka pintu kamarnya. Ia membulatkan matanya tatkala ia melihat Kheyla yang tengah terbaring dikasurnya.
"Ihhh...kak Khey ! Kok lo ada disini? Ngapain huh?"
Raisha memukuli Kheyla dengan bantal yang ada di atas kasurnya kemudian Kheyla meringis kesakitan."Raishaaaaaaaaaaaa! Sakitt ogeb! Pelit banget lagian jadi orang. Gue cuma numpang rebahan doang juga!"
"Ihhh, tetep aja ngeselin! Masuk kamar orang sembarangan dosaa tau!"
"Cihhh, itu teori palingan lo bikin sendiri. Kan??"
"Ihhh bodoamat, kak pergi ihh gue kan mau mandi terus ganti baju nih ih," protes Raisha.
"Gue juga bodoamat. Lagian lo mandi aja dulu. Ribet banget idup lo udah cepet sana mandi sana ihh," ucap Kheyla mendorong adiknya ke kamar mandi. Raisha mendesis ia menutup kamar mandi cukup keras menandakan kemarahannya. Sedangkan Kheyla hanya tertawa kecil.
Setelah selesai mandi, Raisha keluar dengan handuk ditubuh dan kepalanya kemudian berdiri di hadapan Kheyla.
"Kak, keluar! Gue mau ganti baju nih," rengek Raisha.
"Kalo gue gak mau??"
Raisha mengepalkan tangannya, ia cukup frustasi menghadapi kakaknya yang satu ini, sikap yang menyebalkan, menjengkelkan dan mengesalkan ini seringkali membuat Raisha frustasi.
"KAK LO TUH YA, ARGHSSS !"
Raisha pasrah, memilih untuk tidak melakukan perlawanan. Raisha kemudian memgambil beberapa pakaiannya lalu masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya disana.Brakkkk!!
Raisha mebanting kembali pintu kamar mandi cukup keras membuat Kheyla tertawa puas.Setelah selesai mengganti bajunya, Raisha keluar dengan wajah kesalnya.
"Kak, udah mending lo keluar. Atau gue ke kamar lo, gue acak acak kamar lo. Atau... sekalian aja gue bakar. Gimana??"
"Heh!! Gila lo. Lo duduk."
"Apaansii. Gak mau gue."
"Duduk Raisha Annarabella."
Raisha mendesis pelan, kemudian duduk di kursi belajar dikamarnya."Sebenernya gue kesini, gue cuma lagi kangen aja sama kamar ini."
Raisha mengerenyitkan matanya.
"Kangen?? Maksud lo?"
"Waktu umur 5 taun, disini kan kamar gue."
"Ha?? Lo serius?"
"Iyalah. Makannya lo gausah sombong ada di kamar ini. Toh, ini kamar bekas gue," ucap Kheyla sembari menggetok kepala Raisha
KAMU SEDANG MEMBACA
RAY [END]
Teen FictionNyatanya, yang kita percayai tak akan pergi pada akhirnya akan pergi juga, karena pada dasarnya, kita hanya manusia biasa yang hanya mampu merencanakan sedangkan yang mengaturnya segalanya adalah tuhan. Raisha tak pernah membayangkan sebelumnya bahw...