R A Y 27: menuju lupa✔

31 1 0
                                    

Mencintaimu saja perlu waktu,
Melupakanmu juga ya?

"Raisha pacar gue, bisa apa lo?" Ucapan Gavin membuat Raisha mendongkak tak percaya.

"Heh! Gak usah ngaku-ngaku deh lo! Bajingan !!"
Aldo hendak memukuli Gavin namun dengan cepat Zerika menahannya.

"Aldo!! Udah, jangan pukul Gavin lagi," suruh Zerika.

Zerika kenal Gavin? Tanya Raisha dalam hatinya.

Aldo terlihat masih dengan amarahnya namun Zerika dengan lembut menahannya agar Aldo tidak memukuli Gavin secara sepihak. Sejujurnya, Raisha merasakan sakit yang cukup menusuk kala melihat Zerika yang berhasil meredakan amarah Aldo. Sedangkan Raisha? Dulu, kala ia ingin menghentikan pertengkaran Gavin dan Aldo, ia sama sekali tak berhasil membujuk Aldo. Cukup sakit memang, namun Raisha sebisa mungkin untuk menahan airmatanya agar tidak jatuh.

"Aldo, lo bukan siapa siapa gue lagi! Ngapain lo sekarang so care gini sama gue??"

"Raisha, aku perlu jelasin semuanya sama kamu, kamu perlu tau Ray!"

"Do, semuanya udah jelas kok, gue ngerti dan gue udah usaha buat ngelupain lo, gue tau gak gampang tapi gue akan lakuin itu."

"Ray tapi__,"

"Gue udah ikhlas, apapun yang terjadi sama gue ya itu udah seharusnya terjadi. Gak ada yang harus gue salahin disini, yang pasti ini adalah pelajaran paling berharga buat gue."

"Raisha__,"

"Lo jaga Zerika, lo harus banyak ngertiin dia, jaga perasaannya jangan biarin dia nangis, apalagi dia nangis karena lo."

Setelah Aldo mendengar ucapan Raisha akhirnya ia mengingat ucapan yang pernah ia katakan kepada Raisha. Gue gak akan pernah biarin lo nangis, apalagi pelakunya itu gue. Namun ucapannya berbanding terbalik dengan kenyataannya. Raisha justru malah sering menangis karenannya.

"Raisha, gue minta maaf," ucap Aldo

Raisha tersenyum tulus kearah Aldo.

"Gue maafin. Jangan sungkan undang gue ke nikahan lo nanti," ucap Raisha

"Raisha gue gak__,"

"Gue cabut dulu ke kelas," pamit Raisha, kemudian ia pergi ke kelasnya meninggalkan Gavin, Aldo dan Zerika disana.

"Gue ingetin sama lo, jangan lo ganggu Raisha lagi, dan lo Zerika! Lo puas sekarang? Dapetin hak orang lain lo bangga? Cihhh bajingan."

Gavin kemudian pergi menuju ke kelasnya dengan santai sedangkan tanpa Aldo sadari, ternyata Zerika tengah menangis tersedu setelah mendengar ucapan Gavin.

"Ze, jangan nangis, lo gak usah dengerin omongan Gavin Ze," ucap Aldo sembari merangkul pundak Zerika.

BUGH.

Zerika tiba tiba pinsan di tangan Aldo, dengan cepat Aldo segera membawanya ke UKS diikuti oleh siswa-siswi yang ikut menyaksikan kejadian pinsannya Zerika.

Setelah sampai di UKS, dengan cepat Aldo membaringkan tubuh Zerika diatas kasur.

"WOIIII MANA PETUGAS UKS!!" Teriak Aldo membuat siswa-siswi yang menyaksikan terpelonjak kaget.

"Heh!! Sini lo!!" Ucap Aldo kepada seorang gadis yang tengah berdiri dihadapannya.

"Aa--ada apa kak?" Ucap gadis itu dengan ramah

"Lo liat petugas piket UKS hari ini di depan lab terus lo suruh orangnya kesini. Cepetan!!"

"I--iya kak," ucap gadis itu kemudian berlari melewati koridor kelas. Ia kemudian menemukan jadwal itu tepat didepan lab kimia. Kemudian matanya bergerak mencari nama yang bertugas hari ini. Setelah ia temukan kemudian ia langsung kembali berlari mencari orang tersebut

"Huh huh huh. Kak Raisha!!!" Dengan nafas tersenggal ia memanggil Raisha

"Yaampun Grace? Ada apa??" Raisha terkejut melihat Grace terlihat panik.

"I...itu kak! Di UKS ada yang pinsan, aku suruh panggil kakak buat pergi kesana."

"Yaampun. Makasih ya Grace. Kakak segera kesana, ayo Grace!"

Grace kemudian berlari dibelakang Raisha. Raisha benar benar terlihat panik Grace terkagum melihatnya

"Ada yang bisa saya ban..." Raisha menahan dirinya agar tak menangis melihat Aldo yang terlihat begitu telaten merawat Zerika, sesekali Aldo mencium tangan Zerika dengan raut khawatir.

Semuanya semakin terlihat jelas Do.

Tapi meski bagaimanapun Raisha harus tetap menjalankan tugasnya sebagai PMR siapapun orangnya harus ia layani sebaik mungkin. Raisha bergegas mengambil peralatan P3K yang dikunci, kemudian ia segera menangani Zerika.

"Permisi," ucap Zerika sambil menyingkirkan Aldo.
Aldo membeku melihat siapa yang datang. Ia sampai lupa bahwa Raisha adalah petugas PMR.

Raisha membuka ikat pinggang yang mengikat Zerika kemudian meluruskan tubuhnya agar tidak sesak. Aldo yang masih diposisinya sibuk menatap Raisha, karena bagaimanapun ia masih sangat mencintai Raisha.

"Ray... ma...makasih."

"Iya sama-sama, gue harus balik ke kelas paling bentar lagi Zerika siuman." Raisha mulai berjalan pergi, namun tangannya ditahan oleh Aldo.

"Ray, gue harus jel-,"

"Do, semua udah jelas dan gua faham, disini gue sebagai korban lo Do, banyak luka yang belum gue sembuhin, lo sebagai tersangka harusnya lo ngerti, gua butuh waktu sendiri, dengan lo gini terus sama gua itu malah semakin bikin luka gua tambah parah Do, gua harus pergi."

Raisha melangkahkan kakinya semakin jauh dari hadapan Aldo tanpa terasa matanya mengeluarkan airmata, sulit baginya melupakan kenangannya bersama Aldo, dan ucapannya tadi, malah membuat dirinya semakin sakit hati. Raisha tak pergi ke kelas melainkan pergi ke rooftop sekolah dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi. Raisha duduk diujung rooftop dengan menekuk lututnya dan tenggelam dalam tangisnya.

"Kenapa gak balik ke kelas?"

Mendengar suara tersebut Raisha langsung beranjak dari duduknya kemudian langsung berlari memeluk sosok tersebut. Sosok yang selalu ada apapun keadannya.

"Gue capek Nay hiks."

"Gue ngerti. Lo harus kuat Raishaa."

"Gak mudah ngelupain Aldo Nay, lo tau?"

"Gue tau dan gue ngerti."

Raisha memeluk Nayla semakin erat Nayla memang obat  penenang paling ampuh bagi Raisha.

"Sini Cha." Nayla mengajaknya untuk duduk.

"Bukan mudah lupain seseorang yang pernah singgah di hati lo, gue cewek Raisha gue pasti faham. Hati yang pernah terisi terus kosong lagi gak sepenuhnya kosong, jejak jejaknya pasti masih ketinggal sekecil apapun, yang kecil itulah yang sulit lo temuin kan? Temuin dulu bagian kecilnya, terus lo obatin. Pelan pelan Raisha, semuanya butuh waktu."

Apdet gais:)

RAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang