R A Y 22: Ego✔

18 2 0
                                    

Keegoisan mampu menenggelamkan
Hidupmu, dan orang orang disekitarmu.

AldoDelvano.

Raisha dan Grace telah sampai disekolahnya, terlihat Grace yang terus mengumbar senyumnya yang merekah di wajahnya.

"Hey! Udah sampe Grace, kamu kok senyum-senyum gitu??"

"Kak, aku seneng banget abisnya. Aku gak nyangka bakal ketemu kakak. Aku seneeeeeeeeng banget."

"Kamu itu berlebihan Grace. Kakak gak sepinter kayak yang kamu kira kok. Kakak cuma sisiwi biasa di sekolah ini Grace."

Grace terus saja tersenyum senang, seolah tak mempedulikan apa yang Raisha katakan padanya.

"Ah iya. Ke kelas yuk? Kamu kelas apa? Biar kakak anter."

"Aku kelas 10 MIPA 2 kak. Tapi gak usah dianter juga gak apa-apa kok kak. Kakak duluan aja."

"Yaudah, kakak duluan ya, bye Grace," ucap Raisha seraya melambaikan tangannya.

Raisha berjalan melewati koridor-koridor kelas yang cukup ramai dengan siswa-sisiwi yang berlalu lalang, bersiap mengikuti kegiatan belajar mengajar di masing masing kelasnya.

"Ewhhhhh."
Tanpa sengaja, Raisha bertabrakan dengan Nayla teman sekelasnya. Raisha mendongkak, menatap Nayla dengan pasi

"Gue duluan," ucap Nayla.

Raisha menatap pundak Raisha yang kian menjauh, ia merasa terasingkan sekarang

Raisha memasuki kelasnya, ia mencari cari keberadaan Nayla. Matanya terkunci kala melihat Nayla yang sepertinya tengah mengintrogasi Kirana.

"Mau lo apa Kirana?? Lo mau pacar sahabat lo sendiri?" ucap Nayla.

Kirana terus menangis, Raisha menatap kearahnya bingung. Bingung atas apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Nayla,cukup please. Biar ini jadi urusan gue Nayla," tegas Raisha yang berusaha melerai mereka berdua

"Lo apaansih Raisha, gue tegasin sama lo! Kirana salah, lo tegur dia Raisha, lo berhak! Aldo pacar lo!" Sentaknya.

Teman-teman dikelasnya menatap heran atas kejadian tak biasa antar Raisha, Nayla dan Kirana.

"Tapi gak kayak gini caranya Nay, gue bisa selesain masalah gue sendiri."

Nayla berdecak kesal, akhirnya Nayla memilih pergi ke kursi kelasnya.

"Kirana, lo lupain semuanya, maafin Nayla," jelasnya.

Raisha kemudian berlari kecil menuju Nayla. Berkali-kali ia coba bicara kepada Nayla namun hasilnya? Nayla selalu menolaknya.

Kringgggg!!!
Waktunya untuk pulang. Dari pagi hingga sekarang, Raisha belum keluar dari kelas. Ia terus berdiam diri tak jelas dalam kelasnya. Beberapa kali teman sekelasnya mengajak keluar, kecuali Nayla. Namun beberapa kali ia menolaknya.

"Lo gak butuh gue lagi kan? Lo bisa lakuin semuanya sendiri kan? Well lo gak perlu cari-cari gue lagi."

Secara tiba-tiba Nayla mengatakan itu. Jelas itu membuat Raisha tersentak. Dan kemudian Nayla pergi meninggalkan Raisha sendiri di dalam kelas. Raisha berusaha mengejarnya. Namun, langkahnya tertinggal sangat jauh.

"Nayla!! Naylaa maafin gue!"

Raisha berdiri diambang pintu meratapi dirinya saat ini. Ia benar-benar frustasi. Setelah Aldo, kini Nayla. Seorang sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudaranya. Raisha menangis dalam kesendiriannya di dalam kelas

RAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang