Bukankah sudah jelas teori tuhan,bahwasannya ia telah memegang jodoh masing masing dari kita?
Semoga aku terus percaya itu.Aldo Delvano
Selama diperjalanan Aldo memandangi wajah cantik Raisha yang terlihat jelas masih terlihat ketakutan
"Ray, gimana bunda kamu? Apa udah membaik?" Aldo memilih membuka suaranya berharap meminimalisir rasa takut Raisha.
"Tadi siang sih kak Khey bilang hari ini bunda udah boleh pulang, tapi belum pasti."
"Ohh yaudah nanti aku temenin kamu jagain bunda, sekalian... kalo hari ini boleh pulang aku anter," Aldo fokus menyetir, ditanggapi anggukan oleh gadisnya.
****
"Assalamualaikum." Raisha dan aldo memasuki ruang inap, tempat dimana Lidya berbaring.
"Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari Kheyla.
"Ehh kalian, masuk masuk," ucap Kheyla mempersilahkan mereka berdua untuk masuk
Aldo dan Raisha menciumi tangan Kheyla."Ray baru aja temen kakak contact kakak, ada event kampus. Kakak harus kesana sekarang gak apa apa kan?"
"Ah iya, silahkan aja."
"Yaudah nanti kalo bunda jadi pulang sekarang lo kabarin gue aja ya, gue buru buru." Kheyla kemudian keluar ruangan dengan sedikit lari.
Raisha menghampiri bundanya yang masih terlelap dalam tidurnya
"Bundaaa... aku kangeeeenn banget sama cerewetnya bundaa, bundaaaa please cepet sembuh, Ray sayang bunda."
Raisha kemudian mengecup kening bundanya, kemudian ia duduk di sofa, diikuti oleh Aldo.Aldo mengusap airmata Raisha yang begitu cepatnya mengalir
"Ada masalah? Kamu bisa cerita kapan aja sama aku Ray."
Raisha tak bersuara, sesekali hanya mengeluarkan isakan isakan kecil yang membuat aldo penasaran.
"Mmm...maaf aku belum bisa cerita sekarang Kak."
"Yasudah, aku gak akan paksa kamu kok, yang terpenting, kamu jangan nangis please." Aldo mengecup kening Raisha lalu mendekapnya lembut.
"Ray..." Mendengar suara lirihan bundanya, Raisha langsung menghampiri bundanya bersama Aldo.
"Apaa bunda udah boleh pulang sekarang? Bunda benci tempat ini nak..."
Raisha begitu terpukul mendengarnya, mengingat penyebab apa yang membuat bundanya seperti ini."Belum pasti bun, semoga aja." Raisha menarik lekukan senyum dibibirnya lalu mengelus puncak kepala bundanya.
Semoga lo jodoh gue. Umpat aldo dalam hatinya.
"Permisi..." Ketiganya menoleh mendapati suster masuk
"Apa ada keluarga pasien?"
"Saya anaknya dok."
Raisha menghampiri suster itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAY [END]
Genç KurguNyatanya, yang kita percayai tak akan pergi pada akhirnya akan pergi juga, karena pada dasarnya, kita hanya manusia biasa yang hanya mampu merencanakan sedangkan yang mengaturnya segalanya adalah tuhan. Raisha tak pernah membayangkan sebelumnya bahw...