Hari ini adalah hari dimana olimpiade dimulai. Selama satu minggu penuh, Gavin dan Raisha belajar bersama cukup keras. Awalnya Raisha tak mau dan tak bersemangat mengikuti olimpiade kali ini, tapi Gavin selalu berhasil meyakinkan Raisha dan memberi semangat padanya.
"Kak, gue gak yakin..."
"Tenang. Lo cuma perlu tenang dan kalahin rasa takut lo."
"Apa gue bisa?"
"Pasti bisa Raisha. Lo lihat disana." Gavin menunjuk ke bagian atas stadion mini. Raisha terkejut dan begitu bersemangat.
"K...kak itu beneran--"
"Iya. Gue suruh Bunda sama Kak Kheyla buat dateng. Karena gue tahu cuma itu yang bisa buat lo semangat."
"Makasih banyaaaakkkk," ucap Raisha kemudian memeluk Gavin erat. Tak peduli dengan ribuan pasang mata yang menatap kearahnya.
Sebelum perlombaan dimulai Raisha menyapa Binda dan Kakaknya yang begitu memberi support padanya. Beberapa kali Bundanya dan Kheyla meneriakinya dan tentunya semakin membuat Raisha bersemangat. Melihatnya sangat bersemangat, tentu Gavin juga ikut bersemangat.
Babak demi babak mampu Gavin dan Raisha hadapi, meski beberapakali mereka kalah unggul dengan SMA CITRA namun mereka selalu berhasil merebut kembali kemenangannya.
Hingga di babak final, Raisha dan Gavin mampu memenangkan olimpiade kali ini. Raisha menjerit girang, dan memeluk Gavin begitu erat. Bundanya dan Kheyla menghampirinya kemudian memeluk Raisha erat.
Dddrrttt drrrttt (Zerika)
"Siapa?" Tanya Gavin.
"Zerika."
"Yaudah, angkat."
"Gue yakin dia cuma mau minta maaf. Udahlah, gue gak mau berurusan lagi sama dia."
"Siapa tau penting."
"Gue rasa enggak."
"Terserah."
"Nak Gavin, Tante sama Kheyla harus pulang sekarang karena ada urusan. Kalian masih harus disini atau pulang?" Tanya Bunda Raisha.
"Bunda duluan aja. Ray sama Kak Gavin masih ada sesi foto Bun, Kak."
"Yaudah, lo hati-hati ya," tambah Kheyla.
"Makasih Kak, Bun. Tanpa kalian aku gak akan menang."
"Iya santai. Yaudah gue sama Bunda duluan ya."
"Oke. Hati-hati."
"Hati-hati Tan, Kak."
*****
"Kak, gue seneng banget. Perjuangan kita gak sia-sia!"
"Gue juga seneng."
"Lo seneng tapi kok mukanya biasa aja sih?"
"Memangnya harus gimana?"
"Ya gimana kek. Senyum kek, ketawa apa kek ish."
"Sulit Raisha," ucap Gavin sambil terus menyetir.
"Kanebo kering banget sih. Oh iya, foto yuk, gue mau upload di instagram gue."
Raisha membuka HP nya. Dan ia terkejut saat Raisha melihat Zerika yang menelponnya hampir 20 kali.
"Kak, Zerika telpon gue sampai hampir 20 kali."
"Apa gue bilang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAY [END]
Teen FictionNyatanya, yang kita percayai tak akan pergi pada akhirnya akan pergi juga, karena pada dasarnya, kita hanya manusia biasa yang hanya mampu merencanakan sedangkan yang mengaturnya segalanya adalah tuhan. Raisha tak pernah membayangkan sebelumnya bahw...