MH 11

38K 1.8K 5
                                    

Waktu terus berjalan, tidak terasa sudah 5 bulan annet bekerja pada altaf.Keseharian annet hanya Didalam rumah dan mengerjakan tugasnya.

Seperti pagi ini, didalam rumah terdengar suara ribut-ribut. Annet menyuapi aldyz dimeja makan sampai akhirnya mendengar jika altaf meneriaki nya dari kamarnya.

"Annet!! " Teriak altaf .

"Sebentar ya sayang"kata annet kepada aldyz, kemudian melangkah pergi.
Dengan berlari annet menghampiri nya kelantai atas.

Dengan dada naik turun karena ngos-ngosan, annet masuk kedalam kamar altaf, dilihatnya ayah satu anak itu sudah rapih dengan kemeja putihnya dan celana berwarna abu abu.

"Ada apa pak? "Tanya annet.

" Dasi saya mana? "Tanya altaf, annet menunjuk kearah ranjang besar yang ada dihadapan nya.

" Semua saya siapkan disini pak, sudah lengkap"kata annet, kemudian mereka berdua mencari nya.

"Kalau lengkap, kenapa dasi saya bisa tidak ada? " Kata altaf mendumel ditengah dirinya yang juga mencari keberadaan dasi itu.

Annet menyingkap selimut tebal, dan baru terlihat ada dasi berwarna hitam disana.
Annet mengambilnya dan memperlihatkan tepat didepan wajah altaf.

Kemudian dia mengambil dasi itu dari tangan annet.
" Kamu kalo lagi mempersiapkan semuanya itu lihat-lihat dulu"

Annet menghela nafas pelan " Trus ini salah saya? Lah, yang ngeberantakin selimut sampai dasi itu masuk kedalam, siapa? Saya juga? "Kata annet, altaf berdecak pelan.

" Kamu ini ngebantah terus bisanya"

"Karena saya disini ga salah, jadi itu hak saya kalo mau marah.... "

"AUNTY!!!!! " sebelum annet menyelesaikan omelan nya pada altaf, suara teriakan aldyz menggema dari lantai bawah.

Annet dan altaf menatap satu sama lain kemudian berlari keluar kamar panik ketika mendengar suara aldyz. Altaf Menghawatirkan anaknya, begitu juga annet dia takut ada sesuatu yang terjadi pada aldyz.

Annet berlari menuruni tangga, sementara altaf hanya melihat nya dari atas.
"Ada apa sayang? Kenapa kamu berteriak? "

"Ada apa nak? " Tanya altaf dari atas, aldyz mending akan kepalanya dan melihat kearah ayahnya.

"Ayah jangan ganggu aunty, aku sedang makan bersama nya! "

Annet lagi dan lagi menghela nafas nya panjang, anak kecil ini membuatnya jantungan. Ternyata hanya karena annet keatas untuk ayahnya, dirinya cemburu dan tidak mau makan sendiri.

"Jangan diulangi lagi! Kamu membuat orang panik saja" Kata altaf kemudian melangkah masuk kedalam kamarnya.

Baru saja annet ingin duduk di kursi, altaf berteriak padanya lagi.
"Annet, dasi nya kamu taro mana tadi? "

Annet memutar bola matanya dan beranjak dari kursi.
"Aunty, engga boleh keatas! " Teriak aldyz yang menahan annet.

"Annet! "

"Pak altaf ,kan bisa saja memakai yang lain! " Teriak annet dari bawah, kemudian dia kembali pada aldyz.

"Kenapa tidak memberitahu dari tadi" Balasnya, annet menahan rasa geram kepada boss nya yang satu itu. Pasalnya bukan hari ini saja, hampir setiap hari altaf dan annet berdebat di pagi hari karena hal sepele.

Seakan dia merasa jika bekerja untuk mengurus dua anak kecil sekaligus.

"Annet..! " Annet melihat giga dan bu nia yang masuk kedalam rumah.
"Bu nia" Sapa annet yang dibalas senyum ramah padanya.

"Ada apa? Kenapa kedengaran nya ribut sekali disini? " Tanya bu nia, annet tersenyum kikuk.
"Bukan apa apa bu" Jawab annet.

Bu nia sebenarnya tahu apa yang terjadi, sengaja dia memperhatikan annet dari luar. Melihat annet yang bolak-balik keatas dan kebawah mengurus aldyz dan altaf secara bersamaan.

Ada rasa tidak enak pada annet karena dia begitu kerjakeras. Bu nia tersenyum dan mengelus pundak annet, kemudian menyapa cucunya.

Aldyz berada digendongan giga tertawa, karena uncle nya memberikan ciuman bertubi-tubi pada pipi tembem nya.

"Mama" Kata altaf yang baru saja turun.
Bu nia langsung menghampiri altaf, dia bingung  dengan raut wajah mama nya yang begitu serius menatapnya.
"Mama, mau bicara sama kamu"

"Ada apa? "

Altaf pun mengikuti langkah mama nya kearah  taman belakang. Annet menotice kepergian mereka berdua.

"Kamu engga bisa kaya gini" Kata bu nia, berdiri menghadapnya.
"Aku engga ngerti yang mama maksud" Jawab altaf.

"Kamu harus cari Art baru"

"Mama mau aku pecat annet? Waktu itu mama yang memaksa aku buat nerima annet" Kata altaf bingung. Bu nia menghela nafas, rasanya ingin sekali melayangkan tangan untuk memukul kepala anaknya.

"Art bukan baby sitter, apa kamu tidak mengerti? " Kata bu nia.
"Bukankah sama saja? Aku tidak memerlukan itu ma, annet sudah cukup"

Bu nia menatap tajam anaknya.
"Apa kamu tidak punyak pikiran? Pola pikir kamu dari dulu tidak berubah. Sudah ada pengalaman bagaimana bi uti mengurus semuanya, apa kamu mau yang terjadi pada bi uti akan terjadi juga pada annet? Kasihan dia bekerja dengan sangat keras, ditambah lagi kamu yang membuatnya semakin menderita" Kata bu nia, altaf mengusap rambutnya kebelakang.

"Kalau annet keberatan dengan semua ini, kenapa dia tidak bicara saja sama aku? "Jawab altaf, bu nia berdecak sebal.
Dan memukuk pelan tangan altaf.

" Karena dia tahu kamu itu bagaimana, dan dia tidak mungkin untuk bicara langsung. Mama memperhatikan dia tadi, tahu apa yang terjadi? Tanpa kamu ketahui dia itu lelah. Ada rasa kesal dan marah pada kamu, tetapi dia mencoba untuk menutupi itu semua"kata bu nia, seketika altaf teringat akan annet yang tidak pernah marah kepadanya.

Hanya nada bicara nya saja yang seperti orang kesal atau bantahan yang selalu dia lontarkan kepada altaf. Annet juga selalu menghela nafasnya, apa benar perempuan itu lelah dengan nya? Tetapi kenapa tidak bicara kepadanya langsung? Altaf bermonolog pada dirinya sendiri.

"Kamu malah membuat mama bingung, sebenarnya kamu itu menganggap annet sebagai asisten dan baby sitter adyz atau menganggapnya sebagai istri kamu? " Kata bu nia membuat altaf terkejut.

"Maksud mama apa?"tanya nya marah.

"Keberadaan nya dirumah ini sudah seperti seorang istri. annet melakukan semuanya, merawat rumah, merawat adyz bahkan dia juga merawat kamu loh"

"Mama jangan asal bicara"

"Mungkin saja, jika kamu mempunyai perasaan kepadanya atau dia mempunyai perasaan kepada kamu, we never know, Right? dan kalau sudah takdir mau dikata apa? Kita tidak bisa melawan arus"kata bu nia, altaf memasang wajah kesalnya.

" Altaf engga mau bahas itu, kembali ke topik awal. Jadi intinya... "Kata altaf, bu nia tersenyum kecil.

" Dirumah ini harus ada Art baru, kalau kamu sibuk dan tidak sempat untuk mencari, biar mama yang mencarikan untuk kamu. Dan jika saja kamu masih belum setuju atau menolak, terpaksa dengan berat hati mama membawa annet dan juga adyz untuk tinggal dirumah mama. Biarkan kamu hidup dan tinggal sendiri, tidak ada yang merawatnya. Sangat menyedihkan benar benar seperti seorang duda kaya yang kesepian"

"Mama! " Protes altaf, bu nia pun tidak bisa menyembunyikan tawa nya.

"Fine! Aku setuju! " Jawab altaf tegas.
Bu nia masih dalam kesenangan nya tertawa lepas setelah menjahili anaknya. "Ma, stop" Rengek altaf pelan, siapapun tidak mendengarnya.

"Aduh perut mama keram, huhh"bu nia memegang perutnya, gelak tawa nya mengundang aldyz, annet dan giga untuk menghampiri mereka.

" Ada apa kak? "Tanya giga.

Altaf pergi begitu saja dengan memasang wajah kesalnya.

•••

Moorings Heart [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang