3 hari kemudian...
Annet berjalan di pinggir trotoar memegang beberapa dokumen, dengan memakai kemeja dan rok hitam span pendek. Dirinya menyeka keringat di dahinya. Cuaca hari ini cukup panas membuat dia memilih untuk beristirahat dekat halte.
"Pak, es teh nya satu ya" Ucapnya kepada pedagang kaki lima. Kemudian duduk di kursi kosong.
"Ini neng tehnya"
"Makasih, sama tisu nya satu ya pak"
Annet Meneguk tehnya sampai setengah, kemudian membuka tisu dan mengelap ke wajahnya. Dirinya menghela nafas, sudah beberapa hari ini dirinya mencari pekerjaan kebeberapa tempat, tetapi hasilnya nihil.
Jika saja dirinya tidak mengundurkan diri, pasti tidak akan terjadi seperti ini. Tetapi tidak apa apa, harga dirinya jauh lebih penting. Ini semua proses, dia yakin jika semua proses yang telah dia lalui akan membuahkan hasil.
Setelah istirahat sebentar dia melanjutkan perjalanan nya, melanjutkan ke beberapa tempat untuk mencari lowongan. Dia berharap setelah ini ada kesempatan untuk dirinya mendapatkan pekerjaan.
•••
Altaf masuk kedalam rumah, hanya sebentar dia meninggalkan nya kini sudah terdengar tangisan aldyz yang menggema.
Dilihat nya aldyz yang sedang mengamuk digendongan bi uti.
Sudah 4 hari ini setelah aldyz dibawa pulang, dirinya selalu menanyakan auntynya, karena berjanji akan menyusulnya. Tetapi setelah menunggu berhari hari aldyz tidak mendapatkan annet datang ke rumahnya.
anak kecil itu tidak mau makan, menangis dan selalu menangis.
Meminta balik kerumah oma nya dan bertemu dengan auntynya [Annet].altaf sudah sangat pusing, dirinya menjadi tidak tenang meninggalkan anaknya. Jadi dia hanya sebentar kekantor dan akan pulang lagi.
Altaf mengambil alih aldyz. Dilihatnya anak nya sedang sesegukan dengan mata dan hidung nya yang memerah. Jujur altaf sangat tidak tega melihat anak nya seperti ini, ketika melihat aldyz dia selalu merasa bersalah pada dirinya.
"Tadi setelah pak altaf berangkat kekantor dia tertidur, engga lama bangun trus menangis lagi pak. Dia selalu berteriak aunty nya, mungkin dia rindu dengan mba Letta"
Altaf menghela nafasnya, dan membawa aldyz ketaman untuk menenangkan nya.
"Aunty, A-a ayahhh" Kata aldyz sesegukan menatap ayahnya.
"Dia sudah tidak ada sayang, jadi berhenti memanggilnya"
Aldyz menggeleng "di-dia bilang akan kesini"
"Aunty, ayah. Ayo kita kerumah oma... A-a ku ingin bertemu aunty. Ayah,,, ayo!! " aldyz terus merengek kepadanya.
"Ayah, aku ingin aunty ada disini. Ayo kita temui dia,,, ayah. Ayo... "
"Berhenti adyz!dia engga ada! Aunty itu udah pergi! Jangan buat ayah marah" Kata altaf dengan menaikan nadanya membuat aldyz terpaku diam karena terkejut.
Anak kecil itu menatap ayah nya dengan sendu, tidak lama air mata nya turun lagi. Kali ini tangisan nya semakin kencang, dia menenggelamkan wajahnya ditengkuh altaf.
Altaf yang tidak sadar sudah membentak aldyz kini memeluk dan mengusap punggung anaknya.
"Maaf, ayah engga bermaksud kasar sama kamu. Ayah minta maaf""adyz, takut.." Kata aldyz dengan nada gemetar karena tangisnya.
Altaf memejamkan matanya, dia tidak percaya dirinya sangat bodoh seperti ini. Dia sangat membenci orang yang membuat anaknya menangis atau menyakiti nya dan kini dia melakukan sendiri. Betapa bencinya altaf pada dirinya sendiri saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moorings Heart [New Version]
Teen FictionAltaf sangat kewalahan untuk mengurus aldyz, anak semata wayangnya. Terlebih dia sangat sibuk dengan pekerjaan nya, orang tuanya sudah memberi nasihat kepadanya untuk aldyz diurus oleh baby sister. Tetapi dia tidak mau jika anaknya dipegang atau dis...