Altaf terpaksa berada disini, jika bukan karena anak semata wayang nya yang meminta , jujur saja dia sangat malas untuk pergi ke taman.
Dirinya duduk di bangku taman dengan terus memantau annet dan aldyz yang berada tidak jauh darinya. Altaf bisa melihat raut wajah aldyz yang bahagia ketika bermain dengan annet, dia baru menyadari jika anaknya sudah semakin besar.
Tanpa disadarinya, senyuman itu terukir diwajahnya sekarang.
Annet yang sedang bermain bola dengan aldyz, mengalihkan pandangan nya kepada laki laki yang sedang memperhatikan dirinya dengan senyuman di wajahnya.
Annet membalas senyuman itu, kemudian lanjut bermain dengan aldyz. Altaf yang sadar jika annet tersenyum manis padanya seketika mengalihkan pandangan nya (salting).
Beberapa menit kemudian,,,Aldyz berlari kearah altaf dengan wajahnya yang penuh keringat. Annet menyusulnya, dirinya juga terlihat kelelahan dan duduk disamping altaf.
"Kalian bermain sampai lupa waktu"kata altaf, annet menyeka keringat aldyz dengan sapu tangan yang dia bawa.
" Ayah yang seharusnya menemani aku bermain bola, bukan aunty"kata aldyz, altaf tersenyum dan menyisir rambut anaknya dengan jari untuk membenarkan rambutnya yang berantakan.
Melihat adegan itu, entah kenapa hati annet menghangat. Baginya, altaf bisa menjadi seseorang yang berbeda ketika berasama aldyz.
"Lain kali, mungkin bisa" Kata altaf.
Altaf menatap kesamping, mata mereka bertemu dengan jarak yang tidak jauh.
annet kepergok sedang melamun dengan memperhatikan altaf.Annet mencoba untuk merasakan rasa gugup nya. "Ada apa pak? " Tanya annet.
Altaf menyembunyikan tawa nya, rasanya ingin sekali menertawakan raut wajah panik, gugup serta salah tingkah annet.
"Setelah ini,mungkin kita akan ke bandara" Kata altaf.
"Untuk apa? ""Giga menelfon, keberangkatan nya di maju kan karena dia harus mengurus beberapa hal yang harus diselesaikan disana"kata altaf, annet terdiam sebentar.
"Setelah ini langsung, atau.... "
"Langsung aja, kita engga punya banyak waktu untuk pulang dulu" Jawabnya dengan memeriksa jam di lengan nya.
"Ayah, aku mau ice cream" Kata aldyz memohon.
"Boleh, tapi jangan terlalu banyak"Aldyz mengangguk semangat, dia menerima uang yang diberikan ayahnya.
"Aunty, tunggu disini. Aku bisa beli sendiri" Kata anak kecil itu dan langsung berlari kearah stand ice cream."Tapi, tunggu.. -" Sebelum annet beranjak dari tempat duduk, altaf lebih dulu menahan lengan nya.
"Biarin, dia mau beli sendiri" Annet pun kembali duduk disamping altaf.Bukan masalah aldyz yang beli sendiri bisa atau tidaknya, annet ingin sekali beranjak dari sini untuk menghindari rasa canggung dirinya dengan altaf.
Karena kejadian beberapa hari yang lalu, itu alasan utama. Annet mencoba untuk melupakan, tetapi semakin dia mencoba semakin ingatan tentang sentuhan itu terasa nyata baginya.
"Kamu kayanya, paling anti banget berdua an sama saya" Kata altaf, membuat annet melongo.
"Ha? Maksudnya... ""Kamu tuh suka banget menghindar kalo ada kesempatan berdua sama saya, kenapa? " Tanya altaf.
Gila! Bisa bisanya dia tanya kenapa!
"Engga enak aja gitu pak, apalagi kaya berduaan. Jujur aja saya takut canggung" Jawab annet mencoba tetap tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moorings Heart [New Version]
Teen FictionAltaf sangat kewalahan untuk mengurus aldyz, anak semata wayangnya. Terlebih dia sangat sibuk dengan pekerjaan nya, orang tuanya sudah memberi nasihat kepadanya untuk aldyz diurus oleh baby sister. Tetapi dia tidak mau jika anaknya dipegang atau dis...