III. Only Me !!

5.2K 391 2
                                    

Rasanya tidak ada hari tanpa ketenangan. Pikir masyarakat sekolah. Lagi-lagi, pagi yang biasanya sepi dan hening kini terasa seperti area konser dengan siswa dan siswi yang makin siang makin ramai.

"Inget ya sekali lagi lo nundukin kepala lo di pantat gue. Siap-siap aja tulang hidung lo patah!"

Teriakan lantang dikoarkan oleh sang empunya masalah. Ya, dia Kang Athena. Dua sahabatnya hanya bisa menggeleng pasrah seraya memperhatikan dari kursi yang berada di tepi lapangan.

Seorang laki-laki remaja yang dikira sebagai lawan Athena kini tersenyum penuh kemenangan. Huh, melihat respon Athena yang seperti itu malah menambah kesan sexy hingga membuatnya bergairah walaupun sekarang mereka berada disekolah dan menjadi tontonan gratis.

"Sans aja. Gue pernah kok ngeliat lebih dari ini." Kedua sudut bibir Jeno terangkat untuk tersenyum.

Hampir isi sekolah terkejut mendengar penuturan Jeno. Ya, laki-laki incaran Nilali ini mantan Athena. Dan bodohnya Nilali masih ingin mengejar si brengsek Jeno.

"Heol, gue rasa lo juga pernah ngerasainnya?" Satu alis Athena terangkat seolah bertanya.

Lagi. Semua terkejut mendangar perkataan Athena.

"Udah Na," Nilali mencoba menarik Athena namun di tepisnya pelan.

"Diem, cowok brengsek kayak dia harus gue kasih pelajaran!"

"Lo liatkan sebrengsek apa Jeno?" Lanjutnya dibisikan Nilali. Membuat sahabatnya itu diam tak bergeming.

Perkataan Athena ada benarnya.

Taera seperti biasa hanya memperhatikan. Paling-paling mereka di panggil guru BK lagi.

"Gue cuman mau ngelakuinya sama lo!" Tawa Jeno di akhir kalimat.

"Sialan!" Umpatnya pelan.

Nilali yang kembali ditempat semula mematung mendengar perkataan Jeno. Selain melukai dirinya, Jeno juga menyakiti harga diri sahabatnya.

"Segitu terangsangnya lo sama tubuh gue?"

Ricuh. Parah sisawa dan siswi malah bersiul girang. Sinting pikir Taera. Tapi, lebih sinting lagi Athena yang masih melayani perkataan Jeno.

Jeno berjalan mendekat saat Athena membuka dua kancing kemeja sekolahnya. Jeno tahu Athena lebih gila. Ia tidak bisa menebak apa yang akan Athena selanjutnya.

"Anjir nambah besar aja Na!" Bisik Jeno.

Athena menghela nafas pelan. Padahal hanya terlihat belahan dada saja pikiran Jeno sudah segila ini?
Sampai berkata payudara bertambah besar, memang dia pernah melihat seluruhnya? Athena hanya memperlihatkannya sedikit.

"Tapi, gue belum puas masa liat aja megangnya enggak?"

BRAK!

"JENO!"

"ATHENA!"

"WOI-WOI BANTUIN HIDUNG JENO BERDARAH!"

"ANJER ATHENA LO GILA YA!"

"Sinting lo semua!" Umpat Athena.

Merasa puas menendang hidung Jeno dengan sepatunya dia berjalan pergi dari kerumbunan itu. Menghampiri dua sahabatnya yang nunggu dengan rasa cepas, kecuali Taera.

"Sumpah gila lu, mau di panggil BP lagi ya tuhan Athena!"

"Bacot, sialan emang Jeno untung gue kasih liat malah minta pegang!" Pusing Nilali seraya geleng-geleng.

"Lee Jeno, brengsek banget emang." Taera mengucapkannya sedikit lirih.

"Cabut!"

Seharusnya manusia seperti Athena tidak perlu di takuti. Tapi, siapa yang tidak takut? Sikap seperti preman pasar, penampilan beda dari yang lain, baju sekolah super ketat dan roknya super pendek. Kali ini jangan salahkan Jeno kalau laki-laki itu menguntitinya dari belakang dengan melirik bokong sintal Athena yang super seksi.

Roknya satu jengkal di atas lutut. Bajunya super pas di lekukan badannya. Sepatu sneaker berwarna-warni. Rambutnya panjang curly. Tambahan, dia cantik, putih, dan super seksi.

Wajar saja Jeno masih gamon sampai sekarang.

"Panggilan kepada Kang Athena di harap datang ke ruangan BK."

Suara nyaring mikrofon sekolah membuatnya menundukan kepala dalam-dalam. Bukannya menyesali Athena malah tertidur di atas mejanya.

"Na! Di panggil tu sama bu Silvi!" Seru Renjun ketua kelas super heboh.

"Bacot diem." Balas Athena.

"Athena! Woi ada yang nyari anjeng bacot-bacot mulu."

Athena mendongak. "Apaan sih?"

"Itu di luar ada om—"

Brak!

"Anjir di tinggal gue." Ucap Renjun.

Athena cepat-cepat keluar kelas. Pikirannya hanya satu siapa yang berani menemuinya di sekolah?

Jung Kook?

"Om!"

Benar. Jung Kook dengan setelannya sudah berdiri menatapnya tajam. Athena segera menariknya ke atas rofftop sekolah sebelum menjadi pusat perhatian lagi.

"Ngapa—"

"Bikin masalah lagi?"

Athena berdecak. Tiba-tiba udaranya terasa panas. Enggak pagi gak siang nyari ribut terus, batin Athena.

"Bukan uru—"

"Itu urusan saya." Jung Kook melipat asal kemejanya sampai ke siku. Lalu melempar totabag yang ada di tangganya.

"Ganti baju. Saya tungguin."

"Hah?"

"Cepat."

"Gak mau!"

"Athena apa perlu saya yang menggantikan?"

Athena tertawa. "Mana berani—"

Jung Kook mendekat menghentikan ucapannya. "Om mau ngapain?"

Jung Kook hanya diam. Dia mengeluarkan seragam baru dari dalam totabag tersebut. Entah, apa yang merasuki baby Jung Kook tangannya dengan santai membuka kancing seragam Athena.

"Om! Biar aku aja!"

Athena merampas seram barunya lalu kembali menutup seragamnya. Dia berbalik mencari tempat sembunyi untuk berganti baju namun langkahnya terhenti lagi. Apa om Jung Kook suka sekali memotong hak orang?

"Cukup saya yang tahu benda kamu. Bukan Jeno bukan Renjun tapi Jeon Jung Kook."

Tahu dari mana pria ini? Pikir Athena.

-

-arra

Om Jung Kook !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang