21. Misi 3 Sejoli

832 54 2
                                    

Sesekali Tasya melirik ke arah samping bangkunya, dilihat Ealin sedang asyik mengobrol  dengan Abid. Tasya pun mengerucutkan bibir sebal, batinnya pun sudah mengumpat dan menyumpah serap agar mereka ditegur dan dihukum oleh guru di depan.

"Woi jangan berisik!" tegur Tasya entah keberapa kalinya.

"Ganggu aja!" Abid menoleh ke arah Tasya.

"Gue tuh sedih tahu!" seru Tasya tidak mau kalah.

"Kenapa?" kini Ealin bertanya dengan antusias,dari raut wajahnya saja Tasya kelihatan lesu dan tidak semangat.

"Nggak ada teman ngobrol!"

Seketika Ealin tidak mempunyai belas kasih kepada sahabatnya itu. Ia sudah serius mendengarkan, dan ternyata alasannya hanya sepele.

"Ngobrol noh sama Doni!" Perintah Abid sedikit terkekeh.

"Dianya ngebo! Pakek ngandain wisata Goa lagi, kan gue males!" jelas Tasya sesekali melirik ke arah Doni yang sedang mimpi bertamasya ke Goa.

"Ya lo ikut aja ke Goanya!" balas Abid.

"Najis!" Tasya memundurkan kursi hingga menimbulkan bunyi gesekan kayu pada ubin lantai.

"Kemana?" tanya Ealin.

"KM," balas Tasya lalu berlalu berlalu.

Abid sedikit berdiri memandangi gurunya yang masih sibuk dengan labtop. Situasi ini memang berkah untuk para murid karena apa? Biasanya guru sejarah ini hanya memberi tugas membaca buku paket, lalu meninggal begitu saja dan lebih fokus pada pekerjaannya. Jadi semua murid merasakan kebebasan dari penjara.

Abid kembali duduk lalu menatap Ealin yang sedang sibuk dengan benda pipih di tangannya.

"Lin,"

"Hem," jawabnya tanpa menoleh.

"Gue punya rekomendasi anime bagus!"

Ealin menoleh ke arah Abid, obrolan ini pasti menyenangkan menurutnya. "Apa?"

"Kimi No Na Wa!"

"Udah pernah," jawab Ealin sedikit kecewa, padahal Ealin sudah berharap mendapat rekomendasi bagus yang belum pernah ia tonton.

"Bagus filmnya, tapi butuh pemahaman yang lebih,"

"Heem Bid,"

Kini Abid memutarkan otaknya mencari obrolan yang menyangkut film kesukaan Ealin, pastikan Ealin akan tertarik dan tidak mati topik saat mengobrol dengannya."Gue ada lagi,"

Ealin diam dan menunggu ucapan Abid.

"Koe No Katachi!"

"Kek apa ceritanya?" tanya Ealin penasaran.

Dalam hati Abid begitu senang dapat menarik Ealin  ke dalam obrolan. "Menceritakan seorang perempuan yang tuli dan sering di buli oleh temannya dan," Abid menceritakan sinopsisnya dengan jelas runtut.

"Menarik, nanti gue tonton,"

Kringgg...kringgg...kringgg.

Bunyi nyaring itu terdengar sangat tajam di gendang telinga, para murid pun senyum bahagia mendengar alunan musik. Eh kok alunan musik sih! Author gimana sih! Ya menurut mereka bel itu bagaikan alunan musik yang menenangkan kek kamu yang lagi baca.

"Boleh istirahat dulu," perintah guru sejarah.

"Ya buk," jawab serentak seluruh siswa yang ada di kelas, semua murid pun mulai gaduh saat guru tadi meninggalkan ruang itu.

"Lin, kantin yuk!" ajak Tasya saat sampai dihadapan Ealin dan Abid.

"Nggak,"

"Yaelah lo ngapain aja di kamar mandi! Lama amat!" tanya Abid seraya mengejek Tasya.

ANDESTIN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang