38. Kejutan Miris

658 43 14
                                    

Vote dulu sebelum baca:) dijamin nggak susah kok hehehe.
Hati-hati juga Typo bertebaran wkwkwk, jadi alangkah baiknya jika kalian coment.
Happy reading ❤️

Cahaya matahari menerobos masuk melalui celah-celah jendela sehingga sedikit menerangi ruangan yang masih gelap. Burung-burung kecil pun mulai bersiul menyambut pagi ini sembari menari indah di langit nan biru.

Semua orang pun menyambut hari cerah ini dengan bangun pagi-pagi dan bergegas untuk beraktivitas seperti biasa.

Namun berbeda dengan Ealin. Ia masih setia tertidur di atas ranjang dibalik selimut tebalnya. Udara kali ini sedikit dingin membuat Ealin bermalas-malasan untuk beranjak dari ranjang. Apa lagi hari ini hari pertama libur setelah usai penilaian akhir semester.

Tingg.

Tingg.

Tingg.

Tiga notifikasi pesan masuk, namun Ealin tidak mengindahkan pesan itu, meskipun ia sadar akan notifikasi itu.

Beberapa menit kemudian panggilan suara berdering nyaring membuat pendengaran Ealin terganggu. Kali ini Ealin terjaga dari tidurnya,  ia pum segera mengambil handphone di atas nakas.

My Enemy.

Ealin mengembuskan napas pelan setelah tahu siapa di balik seberang sana yang mengacaukan tidur manjanya. Lalu ia letakkan lagi Handphonenya di atas nakas seperti semula dan bergegas menuju ke alam bawah sadar.

Baru-baru ingin memejamkan mata, lagi-lagi handphone itu berdering seakan memekakkan gendang telinga. Dengan kasar Ealin meraih benda pipih itu dan mengangkat panggilan dari Alvano, si kakak kelas setengah gila. Menurut Ealin.

"Halo!" seru Ealin dengan nada bicara serak khas bangun  tidur.

"Waalaikumsalam," jawab seseorang di sebrang sana.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," jawabnya kembali sembari merengek.

"Ngapain lo nelpon gue pagi buta kek gini?!"

"Pagi-pagi udah ngegas,"

"Buruan gih mau ngomong apa?! Gue matiin nih!"

"Bentar gue lupa,"  lagi-lagi Alvano merengek.

"Gue matiin nih!" seru Ealin geregetan, andai cowok itu ada di hadapannya pasti Ealin sudah menampol manusia gaje itu.

"Yah padahal gue mau ngomong penting, tapi sayang," nada bicara Alvano seakan kecewa.

"Sayang kenapa?"

"Ciah! manggil sayang,"

Napas Ealin semakin memburu, mata bulatnya pun sudah merah menyala, dan kepalanya pun pasti seakan mengeluarkan tanduk kemarahan. Cepat-cepat Ealin mematikan sambungan telepon itu dengan kasar.

Tingg.

Satu pesan masuk dari seseorang yang sama mengirimkan tiga pesan sebelumnya.

My Enemy
Bangun! Dasar kebo!

My Enemy
Yelah udah sore nih.

My Enemy
Nggak lupa janji kitakan?

My Enemy
Yaelah langsung di matiin.

Ealin Elista P
BERISIK AMAT!

My Enemy
Astaghfirullah, cewek gue hobinya ngegas

ANDESTIN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang