7

2.1K 103 0
                                    

Happy reading!



Ayra Pov's

Pagi ini gue dibangunin sama A Fajar. Gue cukup malu karena dia yang bangunin gue. Harusnya kan gue bangunin dia. Gue emang terkenal dengan bangun paling susah sih di keluarga gue. Tapi gue harus ngubah kebiasaan gue itu sekarang.

"Subuh bareng gak Ay?" tanyanya yang lagi gulung gulung sarung ke badannya.

"Iya A." jawab gue yang masih ngumpulin nyawa.

Gue pun bergegas untuk mengambil wudhu supaya gak ngantuk lagi.

Selesai sholat berjamaah sama suami gue. Gue pun menyegerakan mandi dan bersiap ke sekolah. Selesai gue mandi dilanjutkan suami gue yang mandi.

Gue turun menuju Ibu dengan tas sekolah gue sampirkan di bahu.

"Mas Rian mana bu?" tanya gue yang belum melihat kehadiran mas gue di ruang makan.

"Loh kamu gak tau? Kan dia semalem langsung balik asrama." kata Ibu yang lagi mindahin nasi goreng ke piring.

Gue cukup terkejut sama yang ibu bilang karena mas Rian sama sekali gak pamit.

"Loh kok gak pamit sama Ayra sih." ucap gue sebal.

Ibu hanya tersenyum liat gue. "Katanya dia udah bilang ke kamu lewat line."

Gue pun mengecek ponsel gue yang dari semalem gak gue pegang.

M Rian A
Mas balik asrama ya! gak enak mau ke kamar kamu takut melihat yang iya iya.

Sialan. Gumam gue dalam hati.

Gue hanya membaca saja pesannya mas Rian itu. Kemudian gue bertanya pada ibu.

"Bu nanti aku harus ngambilin dia sarapan?" tanya gue.

"Hush gak baik nyebut suami pake kata 'dia'" kata ibu menasehatin.

"Hmm iya iya maaf bu." kata gue.

"Ya kalo dulu sih ibu gitu. Ngambilin makan ayah ya. Terserah kamu aja itu mah." kata Ibu yang bikin gue malah jadi keinget sama ayah.

"Pagi Bu." Sapa A Fajar pada ibu.

Gue yang melihat kedatangan A Fajar langsung mengambil piring kosong.
"Mau aku ambilin A?" tanya gue.

"Mau dong di ambilin sama istri!" sahutnya semangat.

Ibu yang melihat tingkah A Fajar cuma menggeleng geleng saja. Gue pun bergegas mengambil nasi goreng yang udah tersedia di meja.

Setelah mengambilkan untuknya dan memberikan pirinf tersebut kepada A fajar gue juga mengambil nasi goremg untuk gue dan makan bareng A Fajar.

"Ibu gak makan?" tanya gue sambil memakan suapan pertama.

"Udah ibu mah." Gue mengangguk.

Ibu kini hanya melihat kita berdua makan.

"Kenapa bu? ngeliatin aja." tanya gue lagi.

"Gimana semalem?" tanya Ibu yang bikin gue tersedak.

A Fajar pun ngasih gue air putih yang emang udah tersedia di meja.

"Ah si Ibu mah pake ditanyain. Pokoknya mantep lah bu!" jawab A Fajar sambil ngacungin kedua jempolnya itu.

Refleks gue memukul bahunya agak kencang.

"Adaw! Sakit neng." katanya.

"Lagian kamu aneh aneh aja jawabnya. Orang kita gak ngapa ngapain bu." jelas gue.

Too Young To DipinangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang