Happy reading!!
Ayra Pov's
Malem tahun baru pertama sama A Fajar. Gue sama A Fajar malah lebih milih buat ngabisin tahun baru di rumah aja. Males keluar karena hujan. Belom lagi macet pasti jalanan.
Tadinya gue mau ke rumah Ibu buat ngerayain tahun baru sama Ibu. Tapi ternyata ibu pergi sama geng kompleknya. Yaudah deh gue disini sama A Fajar. Streaming film sambil ngemil ngemil santai.
Di 2019 banyak banget kejadian gak terduga. Salah satunya adalah gue bisa nikah di 2019 ini. Gak kepikiran sama sekali. Punya pacar aja enggak gue. Tapi ternyata di tahun 2019 ini gue bisa punya status yang berbeda. Hidup emang penuh kejutan.
"Haloo." kata A Fajar seperti menyapa seseorang.
Ternyata dia lagi live di instagramnya. Gue buru buru ngumpet takut dia ngarahin kameranya ke gue. Dia kan jail.
"Tahun baruan di rumah aja nih. Gak kemana mana ujan soalnya." kata dia menjawab pertanyaan yanga ada di livenya.
Gue gak berminat sama sekali buat ngeliat ke live nya karena takut netizen pada nanyain.
"Sama siapa ya? ada deh kepo ya." kata dia bermonolog.
"Eh ada Shakira."
Denger ada nama tersebut gue langsung noleh ke dia. Gak lama ada suara lain dari hpnya. Ternyata dia lagi live bareng sama Shakira kayaknya.
Gue masih gak mau ngeliat ke live yang lagi dia jalani itu. Tapi gue menajamkan pendengaran gue.
"Tahun baru gak pergi kamu?" tanya A Fajar di live nya.
"Mau pergi sih bentar lagi." kata Shakira.
Diem diem gue melirik ke arah hpnya. Buset cakep banget si Shakira. Gue mah gak ada apa apanya kali ya.
"Kapan kita jenguk baby nya Yandi yuk."
Apa dah A Jay kok genit ngajak ngajak pergi.
"Ayo kapan. Aku mah bisa kapan aja."
"Kapan aja gimana? sibuk gitu kamu." kata A Fajar.
"Kamu lah lebih sibuk. Kan terkenal hahaha."
"Kamu lah lebih terkenal. Suaranya bagus cantik. Nih yang nonton netizen kamu semua nih."
Apaan si aku-kamuan gitu? laki gue kerdus banget dah Ya Allah. Pake bilang cantik cantik.
"Netizen kamu lah yang banyak."
"Enggak lah aku mah."
"Ah udah ah malu aku hahha."
"Dih masa gitu. Jangan malu malu lah."
Panas deh kuping gue dengernya. Terus mereka diem dieman. Ngapain sih? mending di matiin.
"Kok diem. Ngomong dong."
"Ngomong apa?"
"Apa aja." kata A Fajar.
"Malu hahhaa."
Gue membesarkan volume televisi gue menjadi sangat besar dan cukup membuat kuping pengeng. A Fajar noleh ke gue.
"Udah dulu ya. Adek aku ngambek." kata A Fajar lalu mematikan livenya.
Kemudian dia merebut remote tv dari genggaman gue dan mengecilkan volumenya hingga tak bersuara.
"Berisik." kata A Fajar.
"Kamu lebih berisik." kata gue.
"Apanya?"
"Live nya. Berisik ganggu aku nonton." jelas gue.
"Live nya berisik atau cemburu sama Shakira?" kata dia.
"Cemburu apaan gak ada tuh di kamus aku cemburu." kata gue.
"Jujur aja kalo cemburu."
A Fajar meletakkan kepalanya di bahu gue.
"Masa gitu aja cemburu." A Fajar menusuk nusuk pipi gue dengan jari telunjuknya.
Langsung sana gue tepis tangannya itu.
"Apa sih. Siapa yang cemburu? orang cuma kesel doang. Itu juga dikit." kata gue.
"Gengsi kamu tinggi banget." kata A Fajar.
Bodoamat. Orang gue gak cemburu. Iya kan gue gak cemburu? tapi gue gak suka aja denger dia muji cewe terang terangan depan gue gitu.
"Ngapain cemburu. Kamu kan emang kerdus." kata gue lalu bangkit dari duduk gue membuat A Fajar yang lagi nyenderin kepalanya di gue jadi jatuh.
"Ya Allah yang tega banget." protes dia.
Gue hanya memeletkan lidah ke dia dan segera pergi ke dapur untuk mengambil minuman soda.
"Jangan banyak banyak minum gituan." kata A Fajar yang menyusul gue dan duduk di meja minibar.
"Hmm." gue bergumam.
Gue sebenernya gak terlalu suka soda. Tapi sekarang gue lagi pengen banget.
Gue sama A Fajar ngelanjutin nonton film yang sempet tertunda tadi. Menunggu datangnya pergantian tahun yang tinggal beberapa jam lagi.
"Yang sini deh." kata A Fajar menyuruh gue menghampirinya yang lagi di jendela apartemen gue yang mengarah langsung ke keramaian kota Jakarta.
Gue pun menurutinya. Menghampiri dia disana. Suara kembang api dan terompet di tiup udah mulai ramai. Walaupun hujan begini kembang api tetep banyak yang dinyalakan untuk menghiasi langit malam tahun baru.
"Selamat tahun baru istriku." ucap A Fajar begitu jam menunjukkan pukul 00.00
"Selamat tahun baru juga suamiku." kata gue lalu memeluk dia.
"Jangan cemburu ya?" kata dia.
"Enggak cemburu aku." kata gue.
A Fajar menangkupkan kedua pipi gue dengan tangannya.
"Gapapa cemburu aku jadi makin sayang sama kamu." kata A Fajar lalu mencium bibir gue singkat.
"Jangan terlalu genit sama cewe. Kamu udah punya istri!" omel gue.
Dia malah tertawa gue omelin kayak gitu.
"Iya deh genitnya sama istri aja."
Kemudian dia menghujami bibir gue dengan ciumannya ysng bertubi tubi.
"Maaf ya belum bisa jadi istri yang baik." kata gue.
Selama ini gue merasa A Fajar sering banget gue repotin sedangkan dia jarang banget ngerepotin gue. Malah gak pernah kayaknya.
Resolusi gue 2020 harus jadi istri idaman nih.
"Aku juga belum jadi suami yang baik. Kita masih sama sama belajar." kata dia lalu menatap gue lekat.
Cukup lama kita bertatapan hingga akhirnya dia melumat lembut bibir gue. Gue pun membalasnya sampai entah bagaimana kita bisa berada di kamar tidur dan menyatukan tubuh kami dengan penuh kehangatan.
●●●
PENDEK BGT YA?
MAAAF YAAAA
TAPI TAPI THX UDAH BACAAA
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA!
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Young To Dipinang
Fiksi Penggemar"dek, nikah yuk!" "Hah? aku masih 17 tahun A!"