Happy reading!!!
Ayra Pov's
Hari ini gue ada pelajaran olahraga. Suatu mata pelajaran yang sebenernya gue hindarin banget saat ini. Tapi karena gue udah 2 minggu bolos pelajaran ini. Terpaksa gue masuk di pelajaran ini. Semoga aja materinya gak terlalu melelahkan.
"Kamu yang lengan bajunya di lipet! turunin!" omel Pak Atur kepada salah satu siswa kelas gue.
"Ini lagi mau olahraga bukannya dikuncir malah di gerai! kuncir cepet!"
Sesuai namanya dia pun sering mengatur atur.
"Ayo semua baris yang rapih. Bikin tiga banjar." ucap pak Atur guru olahraga gue.
Lalu semua murid kelas gue pun membuat barisan yang rapih sesuai perintah pak Atur.
"Hari ini kita akan masuk ke materi sprint 100 meter. Nanti akan di catat berapa lama waktu yang kalian habiskan untuk sprint. Yang paling cepat saya beri nilai 100." kata pak Atur.
Murid laki laki kelas gue sangat antusias. Sedangkan murid perempuannya malas karena pasti bakal bikin lepek dan keringetan.
"Lo bisa Ra?" tanya Fanya.
"Mending gak usah Ra." kata Dita.
"Santai guys ini sprint. Gue cuma harus lari cepet aja. Easy." kata gue.
Gue meyakini diri gue bahwa gue bisa melakukannya. Gue merasa ini gak terlalu berat untuk gue.
Semua melakukkan sprint sesuai absen. Sekarang giliran gue yang melakukannya. Nama gue dipanggil bersama dengan Dita dan ketiga murid kelas gue yang lain.
Gue berlima akan melakukan sprint bersama. Pak Atur mulai menghitung mundur.
"Tiga.. dua.. satu.."
Pritt
Begitu Pak Atur membunyikan peluitnya gue berlari sekencang mungkin untuk mencapai garis finish secepatnya.
Lalu gue berhasil menjadi orang kedua yang mencapai garis finish dari kelima murid yang sprint bersama gue.
Sampai di garis finish gue mengatur nafas gue yang terengah engah. Gue terduduk di garis finish. Karena tiba tiba aja gue merasakan pening dan keram di perut gue. Gue memegangi perut gue.
Badan gue rasanya di putar putar. Gue gak bisa melihat dengan jelas. Semuanya berputar.
"Kenapa Ra kenapa?" tanya Dita yang menyadari perubahan dalam diri gue.
Gue gak sanggup jawab pertanyaan Dita karena gue berusaha membuat diri gue tenang walaupun sebenernya jauh dari itu. Tapi hal ini harus gue lakukan supaya gak menimbulkan kecurigaan orang orang.
"Ke uks aja ayo." Dita bersiap merangkul gue untuk membantu gue menuju uks
Gue menggeleng. Bukan gak mau tapi gue gak bisa jalan. Sekarang rasanya kaki gue ikut keram. Di tambah lagi nafas gue yang masih belum teratur.
Gue hampir kehilangan kesadaran gue begitu Dita berteriak memanggil guru olahraga gue dan ketua kelas gue.
Tapi sebelum benar benar kehilangan kesadaran gue merasa badan gue terangkat dan dibawa ke suatu tempat.
●●●
Gue terbangun dari pingsan gue di uks. Gue melihat sekitar udah ada ketiga temen gue disini. Ada Freya, Dita, Fanya.
"Temen temen yang lain curiga gak?" tanya gue pada ketiga temen gue.
Mereka menggeleng bersamaan.