My Psychopath Boyfriend✔

40. You Were Beautiful (MPB)

My Psychopath Boyfriend

Kau cantik pada masa dulu, sekarang hingga nanti. Kenangan indah, tawamu, caramu memanggilku kenangan bersama kita selamat tinggal untuk itu.

🌸🌸🌸

Tampak semua orang yang tengah cemas menunggu operasi yang tengah berlangsung. Kim So Eun sejak tadi terus menangis, rasanya benar-benar menyakitkan melihat anaknya yang ingin mendonorkan hatinya pada menantunya yang sangat ia benci.

Tatapan semua orang langsung beralih pada lampu ruang operasi yang mati, yang mengartikan bahwa operasi telah selesai. So Eun ambruk, tangisnya pecah saat melihat tubuh putranya yang terbaring tak bernyawa.

Begitupun dengan Bae Johyun yang langsung lemas setelah selesai mengoperasi temannya. Ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan melihat temannya menutup matanya di depannya.

Wanita itu menghapus air matanya, beranjak lalu berjalan mendekat pada Kim So Eun yang lebih terpukul darinya.

"Aku yakin ini adalah jalan yang terbaik untuk dia, kita dan semuanya." Demi apapun Johyun harus kesulitan saat mengatakan ini, air matanya pun tak kunjung berhenti sejak tadi.

"Bagaimana keadaanya?"

"Jisoo akan segera sadar dalam beberapa jam, semuanya berjalan lancar."

"Sebelum dia pergi, dia menitipkan pesan agar kau tidak membenci menantumu lagi." Belum selesai So Eun berkata, isak tangisnya membuatnya harus menghentikan ucapannya. "Dia bilang ingin melihatmu menganggap Jisoo sebagai putrimu sendiri."

Kim So Eun hanya diam mendengarnya. Ia bahkan tidak tahu harus mananggapi bagaimana. Perasaannya sekarang sedang terpukul atas kepergian anaknya kembali.

🌸🌸🌸

Tampak Jisoo yang tengah berdiri dengan menatap jalan yang lurus dan sangat sepi, sangking sepinya kabut-kabut di depannya menghalangi penglihatannya.

"Kim Jisoo."

Terdengar suara seseorang memanggilnya, membuatnya mencari suara tersebut.

"Jisoo-ya!" Sekali lagi suara tersebut terdengar begitu lembut, namun suaranya berbeda dari yang pertama.

Wanita itu mencoba mencari suara tersebut, lalu dilihatnya seorang pria yang tengah duduk membelakanginya. Pria itu duduk seolah menunggu seseorang. Langkahnya mendekat secara perlahan.