Part 4 Dilema

626 52 0
                                    


Karena rembulan bahkan tak pernah tahu
Bahwa duniaku berpusat padamu saja.

- Pradipta -

Menjelang Magrib keduanya bergegas melaksanakan sholat berjamaah di Masjid Raya kota Batu.
Tatkala seruan adzan menggema, memanggil para kaum muslim untuk menunaikan kewajibannya pada sang ilahi rabbi.
Poros semesta selalu berputar sebagaimana mestinya. Siang dan malam berlalu sebagaimana telah di atur dalam kodratnya ilahi.

Berbahagialah mereka yang masih mampu mendengar kumandang adzan di atas bumi. Lantunannya bukan hanya megajak menunaikan kewajiban melainkan mengingatkan bahwasanna dunia fana ini hanya titipan yang akan dikembalikan.

" Mau cari makan dulu?" Tanya Dipta pada Lyta.

" Aku masih kenyang, mau langsung pulang aja yah, tugas laporanku belum aku perbaiki."

" Oh...kamu sampai kapan sih di Sini?"

" Dua minggu lagi selesai. Terus balik ke Surabaya."

" Cepet banget yah, nanti kalau weekend aku main ke sana."

" Kalau kamu sibuk nggak usah, lagian thesisku kayaknya mau ambil penelitian di RSJ Lawang lagi deh."

" Biar bisa dekat sama aku kan?"

" Duh...PD nya dokter Dipta hahahaha. Lebih tepatnya biar ada yang bantuin ngerjain sih."

" Curang ya, tapi okelah kalau bantuin calon istri mah..."

Lyta hanya tersenyum, ia bahkan kehilangan kata saat berhadapan dengan pria yang sudah mirip abg di depannya ini.

- 🌷🌷🌷-

Lyta masih berkutat dengan laporan penelitiannya. Meski beberapa kali mendesah pelan dan kemudian tersenyum kembali. Ah...macam anak SMA yang baru saja merasakan jatuh cinta.

Handphonenya bergetar membuyarkan lamunannya.

" Assalamualaikum pak."

" Waalaikumsalam bing."

" Badha napa enggi?"
( ada apa ya ?)

" Bing, badha oreng se a lamar bakna, anak na pak Camat. Nyamana Rian."
( Nak, ada orang melamar kamu, anaknya pak camat namanya Rian)

" Tape, kaule kan tak kenal Pak." Ucap Lyta Gelisah.
(Tapi saya kan belum kenal pak)

" Tak masalah, bisa kenalan deggik saompamana bakna sela moleh k sumenep."
(Gak masalah, nanti bisa kenalan kalau kamu sudah pulang k sumenep)

" Bakna Pikir dulu ye Nak, Bapak ben ibuk tergantung dari keputusanna bakna. Tak kera maksa kia." sang ibu menambahkan.

" Enggi, Pak." Lyta mendesah pelan.
(Iya pak)

" Assalamualaikum."

" Waalaikum salam."

Lyta terdiam sesaat. Pikirannya mulai resah. Kenapa di saat dirinya sudah dekat kembali dengan Dipta malah ada yang melamar?

Suara handphone berbunyi kembali, tampak Dipta di layar.

" Assalamualaikum cantik."

" Waalaikumsalam Mas,."

" Hai...kenapa lesuh, ada masalah?."

" Gak ada apa-apa sih, cuma...masalah kecil."

" Cerita dong,"

" Ada orang yang melamar aku mas."

sejenak tak ada suara di sebrang sana. Terdengar helaan nafas berat Dipta

Lollyta ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang