Part 13 Gugup

474 36 0
                                    

Ada yang kangen?

Akhirnya update 😂

" Lakukan dengan niat, Bismillah. Hasil akhirnya biar menjadi urusan Allah saja."

- Naa -

Happy reading 😍

.
.

Malam ini bulan bersinar penuh dan bintang bertaburan di langit malam. Petang tak lagi menakutkan. Semesta memberi dukungan penuh bagi mereka yang akan mencari keberuntungan di malam hari. Mereka yang akan berjualan, semua pekerjaan yang memiliki jam malam. Bahkan sampai mereka yang ingin berjuang di malam bari demi mengisi perut, meraih mimpi atau sekedar mencoba hal baru.

Namun suasana damai itu tidak berlaku bagi Rian, di tangannya sudah ada roti bakar dan martabak. Sengaja di bawa untuk sang pujaan hati. Wanita yang ia pikir akan menjadi calon istrinya. Yah dia sedang berjuang.

" Lollyta itu suka di perhatikan. Hal kecil apapun kalau di kasik perhatian dia bakal luluh." Saran Dipta setengah jam yang lalu dan dia masih ingat betul.

" Lollyta juga gak suka makanan pedas. Dia lebih suka makanan manis. Tapi dia punya gigi sensitif jadi harus diingetin buat gak banyak makan manis." Tambah Dipta lagi.

Setelah menjalani les private seputar hal yang di suka dan nggak di suka Lyta. Rian meberanikan diri melakukan misi pendekatan. Bukan karena dia nggak PD. Eh jangan salah, Rian adalah ketua BEM tertampan di masanya. Pegawai ulet dan ramah di tempat ia bekerja. Banyak perempuan di luar sana baik langsung atau sembunyi suka sama Rian. Tapi sayang, hati dan pikirannya sudah fokus pada Lyta seorang, perempuan berhijab pink dan baju syar'i berwarna senada. Saat ini sedang duduk di teras rumah dengan beberapa buku di meja dan notebook di pangkuannya.

" Ya Allah kenapa jadi gugup begini sih?" tanya Rian dalam hati pada dirinya sendiri. " Oh please, bukan anak SMA lagi, pake gugup segala sih, hati please dong," lagi Rian bergumam tak jelas.

" Assalamualaikum." akhirnya kata pertama itu muncul.

" Waalaikumsalam, mas. Apa kabar mas? Lama nggak ketemu." Sapa Lyta ramah

" Kabar baik. Kamu apa kabar? Udah sehat semua? Kapan jadwal chek up? Semua baik kan kata dokter?"

Mendengar banyak pertanyaan dari Rian membuat Lyta tersenyum sumringah dan menatap Rian heran.

" Kenapa ketawa?" Tanya Rian

" Kenapa nanya banyak banget? Aku bingung mau jawab apa mas."

" Oh maaf, aku nggak maksud...jadi...aku cuma..." Rian menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.

" Aku baik, kata dokter kalau rajin terapi bulan depan bisa belajar jalan nggak usah tongkat."

" Alhamdulillah, oh...ya aku bawa ini, roti bakar sama martabak. Kamu suka yang mana?" tanya Rian.

" Aku suka martabak, roti bakar kesukaan kak Lisa."

" Benar sekali, aku tahu kok."

" Hahahaha, kenapa mas Rian kok gugup sih, makasih yah martabaknya. Kak Lisa masih ke mini market. Silahkan duduk mas."

Keduanya mengobrol banyak. Setelah Ibu Lyta membawakan minuman dan singkong rebus. Langsung di lahap oleh Rian karena memang singkong adalah makanan kesukaannya. Setidaknya itu yang ia akui. Entah jujur atau sekedar modus menarik hati calon mertua.

" Aku mau bilang, terimakasih ke mas Rian. Karena udah nyelametin aku, udah nolong aku waktu aku kecelakaan mas."

" Nggak usah Lyta. Aku yang minta maaf. Aku sudah melukai hati kamu. Aku nggak ada niat sedikitpun buat nyakitin kamu. Aku khilaf. Aku bakal bantu kamu dekat lagi sama Dipta yah." Ucap Rian dengan nada putus asa

Lollyta ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang