Jangan risaukan soal jodohmu, tingkatkan usahamu memantaskan diri, dan pasrahkan pada Allah untuk memilihkan yang terbaik.
- Lollyta Anggraini -
Happy reading 😘
.
.
." Assalamualaikum warohmatullah." Rian, suamiku memalingkan wajah ke kanan dan aku mengikutinya,
" Assalamualaikum warohmatullah." kali ini gerakan terakhir penutup sholat kami.
Setelahnya, suamiku memimpin doa, membuat ku selalu ingin meneteskan air mata. Delapan bulan lebih lima hari. Kami telah sah sebagai suami dan istri.
Bahtera rumah tangga kami bagai samudra, kadang angin, ombak , kadang damai dan sejuk. Sekecil apapun itu kami selalu berusaha mensyukuri rahmat Allah dan berharap keberkahan dalam hidup.
Mas Rian berbalik ke belakang setelah menuntaskan segera doanya. Menyambut tanganku yang ku ulurkan. Mencium telapak tangan suamiku, surgaku. Bagiku sebagai istri.
Aku bukan istri sholehah, namun aku senantiasa berusaha belajar lebih baik. Mengabdi lebih pada suami meski kadang sikap ngomelku tak bisa langsung hilang.
" Mas Rian mau sarapan apa sebelum ke kantor. Biar aku masakan sesuatu."
" Aku mau roti saja sayang. Hari ini senin, harus lebih pagi karena ada apel."
Aku mengangguk paham.Kebiasaan mas Rian, ia gak pernah makan makanan berat untuk sarapan, hanya kadang beberapa kali ingin aku masakin nasi goreng, kalau dia semalam mungkin merasa lapar. Seperti pagi ini, aku membuat roti selai coklat tipis, karena mas rian gak suka terlalu banyak selai. Ada susu putih UHT yang siap. Mas Rian gak suka minum kopi di pagi hari. Berbeda dengan pria lainnya. Alasannya, perut kosong tak siap menerima cafein dalam kopi.
Dia selalu tampak tampan berkali lipat setelah mengenakan seragam khaki, badannya yang tinggi dan jenjang membuat makin tampan.
Ah... Dia suamiku. Soal momongan kami gak pernah mau ambil pusing, kami menikmati masa berdua kami, dengan alasan dulu nggak sempat pacaran.Pagi ini, aku juga sudah siap mengenakan, baju atasan batik dengan rok span warna hitam dan jilbab senada dengan baju batikku, hari ini ada kelas mengajar pagi. Biasanya mas Rian akan mengantarku dulu, tapi satu bulan terakhir aku memilih menaiki sepeda motor agar mas Rian tidak repot putar balik.
" Sayang, nanti malam mama ngundang makan malam bersama, ada syukuran ulang tahun mama." ujar Rian padaku
" Iya sayang, nanti kita kesana yah. Aku udah punya kado kok buat Mama. Aku ingat Mama ulang tahun." ujarku dengan senyum tipis.
Mas rian mengambil jemariku, dan kami bergandengan menuju pintu depan.
" Kamu hati - hati bawa motornya sayang " aku mengangguk pelan, menyalami tangan mas Rian, suamiku kemudian mencium dahiku lama.
Meski sudah sering kali melakukan adegan begini, entah mengapa aku selalu merasa bahagia. Ada yang menghangat di relung hatiku. Selalu." Iya pak suami, kamu juga hati - hati, semoga pekerjaan nya berkah, dan Selamat sampai kembali ke rumah lagi."
" Aamiin. Makasih sayang." mas Rian menyentuh pelan kepalaku yang tertutup jilbab.
Mas Rian menuju mobilnya, aku menuju sepeda motorku, Cak Marto, tukang kebun kami membukakan pintu pagar untuk kami, setelah mengucapkan Terimakasih padanya, aku melajukan scoopy ku menuju kampus tempat aku mengajar.
Begitupun suamiku menuju tempat nya bekerja.Suatu pagi yang sama dengan pagi di hari sebelumnya. Luar biasa bukan. Sederhana yang dulu hanya bisa ku impikan kini jadi kenyataan.
🌺🌺
Malam hari tepat jam tujuh lewat sepuluh menit, aku dan Mas Rian sedang menikmati makan malam bersama keluarga besar mas Rian. Ada kak rika dengan suami dan dua anak mereka.
Mama sudah berusia 52 tahun, namun demikian di usianya mama masih sangat cantik di mataku. Demikian pula Papa yang usianya lima tahun lebih tua dari mama, masih saja tampak Gagah. Tak heran jika suamiku tampan dan memiliki postur tubuh yang gagah,selain karena rajin olahraga, aku tahu dari mana gen tampan nya berasal.
" Selamat ulang tahun Mama, ini kado dari Rian." ujar mas Rian memberikan satu box kado, yang ternyata isinya adalah mukenah. Setelah kak Rika memberi mama sebuah baju indah hasil rancangannya.
Aku dengan pelan menyodorkan box kado kecil. Bahkan paling kecil dari yang lain. Mas Rian menatap heran, begitu pula yang lain.
" Kado spesial buat Mama mertua paling baik yang pernah ada."
Mama tertawa bersama dengan yang lainnya, " Apa ini?"
Dan setelah Mama menemukan kado itu, ia nampak berbinar.
" Kamu positif hamil, sayang?" tanya Mama sambil memperlihatkan hasil tespek di dalam kado.Aku mengangguk pelan. Mama dan Papa saling bertukar pandang, dan mas Rian membeku. Mama menghampiri ku dan memelukku. " Selamat yah, kamu akan jadi ibu, dan Mama akan segera dapat cucu lagi. Alhamdulillah."
" Kamu hamil sayang?" tanya Mas Rian kemudian.
" Kamu tidak tahu Yan?" tanya Papa pada mas Rian. Dan dijawab dengan gelengan pelan.
Menahan tawa melihat ekspresi kaget mas Rian, " Iya suamiku, aku hamil, selamat yah mau jadi calon Ayah lho kamu bentar lagi."
" Kamu? Kamu nggak bilang aku dulu?"
" Kalau bilang jadi gak surprise dong,."
Mas Rian membawaku dalam pelukannya, dan menghadiahkan ciuman bertubi di wajahku.
" Makasih sayang, Alhamdulillah ya Allah. Ma, pa, kak dan mas, aku bentar lagi mau jadi Ayah." ujar mas Rian dengan binar bahagia.
" Selamat yah lolyta, semoga lancar dan sehat sampai proses melahirkan." Doa mbak Rika yang diaminkan semua orang.
Mas Rian kembali memelukku dengan rona bahagia.
Sebentar lagi kebahagiaan kami sempurna, Allah sudah merangcang sedemikian skenario indah untuk hambanya yang bersabar.
Aku dan mas Rian masih terus berbenah, mempersiapkan menjadi orang tua yang baik. Orang tua yang bisa menjadi tauladan bagi anak kami nanti.
Bapak dan ibu ku juga bersyukur mendengar kabar bahagia dari kami. Mbak Lisa yang sudah melahirkan Bayi perempuan berusia enam bulan, dan kini aku juga sedang hamil cucu kedua untuk bapak dan ibu. Banyak wejangan yang aku dapat dari kak Lisa dan kak Rika. Perhatian super manis meski agak berlebihan dari suamiku setelah ia tahu aku hamil.
" Pokok nya kalau udah capek ijin aja gak ngajar sayang, dekan pasti paham kok."
" Iya Mas." ujarku saat Mas Rian sudah mewanti wanti soal kehamilanku.
Setiap sholatnya mas Rian akan setia melantunkan doa untuk kesehatan kami, aku dan anakku. Dia juga setia mengantarkan ku periksa ke dokter kandungan.
Dunia ini memang gak semudah pun seindah bayangan manusia yang sebenarnya makhluk tak pernah puas. Namun percayalah dunia ini akan seindah doa mu ketika Allah ijabah. Jangan berputus asa dengan nikmat Allah, selama kamu yakin doa dan harapan mu akan terkabulkan di waktu yang tepat, tidak di perlama atau diperlambat semua tepat pada waktunya.
- End -
Lollyta pamit ya, ini part spesial karena 1k pembaca. Sebagai penulis baru dan amatiran berharap, semoga kalian suka dengan karya aku.
Kalian bisa baca karya aku yang lain :
1. Senja sang Fajar
2. Janji Delisha
3. Dear You
4. Roman & Reina
5. lovepediaJangan lupa tekan bintang for vote😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Lollyta ( Complete)
General FictionKetika Kisah Cinta Tak selalu Semanis Lolipop Lollyta ada gadis berusia 25 tahun periang dan penuh optimisme Sampai akhirnya, Pradipta Nugraha berhasil membuat senyum sekaligus Tangis. Apakah Senyum Lolly akan hilang seutuhnya? -@- MY Second Story �...