Part 18 : Kejutan Mendadak

391 31 0
                                    

" Bukan soal jarak, tapi soal Rindu "

- Naa -

Happy reading 😍
.
.
.

Rian Pov

Sudah seminggu sejak Rian mengijinkan, Lyta akhirnya berangkat ke Surabaya dan itu menyiksa sekali. Besok minggu adalah hari pertunangan mereka. Rian menunggu dengan sabar karena sabtu sore dia sudah gak sabar buat jemput sang calon tunangan.

Meski sudah di wanti - wanti buat pulang jumat, tapi dasar si keras kepala itu masih lebih ingin bertemu dosen pembimbing thesis dari pada Rian yang menahan rindu Setengah mati. Bahkan nekat pulang baik bus dari pada travel, membuat Rian malas berdebat dan akhirnya menyerah saya.

" Kalau nggak di ijinkan naik bus aku nggak mau pulang kalau gitu, biarin aja." Ucapan Lyta ini membuat Rian kesal sangat, bahkan rasanya ingin langsung ke Surabaya dan menjemput Lyta kalau bukan karena di rumah sedang ribet urusan hantaran untuk lamaran tunangan mereka.

" Iya sudah oke, tapi nanti aku yang jemput sampai terminal sumenep gak ada penolakan paham." Ujar Rian kesal. Untung sayang.

Semua persiapan sudah fix, mulai baju keluarga, baju khusus ku sendiri, bahkan cincin dengan liontin indah sudah ku beli. Tadi siang aku sudah mengantar baju yang akan di pakai Lyta dan itu seragam, rancangan kakak ku. Tapi sayang si Lyta gak di rumah, jadi belum bisa nyoba bajunya.

Aku bahkan mulai dredeg dari kemarin. Mondar mandir sana sini karena saking nervous. Meskipun kata kata kakak iparku, akan jauh lebih nervous kalau ijab kabul nanti. Berusaha tenang meski perasaanku gak enak, pikiran gusar karena dia belum memberi kabar.

" Aku sudah dalam perjalanan menuju Terminal mas, iya naik taksi kok. Kamu santai aja yah sayang." percakapan itu sudah tiga jam yang lalu dan belum ada kabar dari dia lagi.

- 💐💐-

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Keluarga Rian sudah siap. Semua hantaran sudah dalam mobil.

" Wah...ganteng adekku ini, bentar lagi tunangan yah Yan," goda kakak ku

" Iya dong, anak papa gitu, makanya ganteng." ujarku melirik papa dan ia mengacungkan dua jempol, sementara mama nampak cemberut.

" Kalau aku sih cantik kayak mama kan yah ma?" ujar kakakku dan mama langsung senyum sumringah.

Sepuluh menit kemudian, kami sudah sampai di rumah keluarga Lyta, dan nampak wajah murung Lisa dan dr. Teguh. Bahkan ayah dan ibu mereka nampak lesuh dan menangis.

" Mari silahkan masuk, om dan tante." ujar Lisa

" Ada apa? Kok jadi murung semua? Lyta kemana? Dia nggak apa - apa kan?" tanya Rian dengan gusar.

" Sabar bro, kamu tenang dulu." ujar dr. Teguh namu aku tetap kalut, mana Lyta, gimana bisa mereka minta aku santai saat bahkan wajah Lyta gak keliatan.

" Lyta gak bisa di hubungi Yan, dan katanya bus di tumpangi Lyta, kecelakaan." isak tangis Lisa pecah. Nampak tunangannya menenangkan.

Rasanya seperti ada godam palu di kepala. Sejenak pikiran buruk ku mulai keluar nalar. Rasanya kacau, sesak dan marah.

" Bagaimana bisa kalian menyembunyikan ini dari aku. Kenapa nggak bilang dari tadi, aku kan bisa nyusul k surabaya." Ujarku lesuh

" Beritanya lima menit yang lalu, tahu juga lewat televisi Yan, nomor bus nya sama dengan yang di tumpangi Lyta. Karena sebelum berangkat dia memfoto Nomer busnya, di kirim ke Lisa. " jelas Teguh

" Jadi kabar terakhir bagaimana?" tanya Rian dengan wajah muram

" Masih dalam tahap evakuasi, kita belum tahu korban bagaimana dan berapa sama siapa saja namanya."

Lollyta ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang