Ucapkan dengan penuh ketulusan dan biarkan Allah yang tentukan waktu yang tepat untuk mengabulkan.
- Naa -
.
.
.Delisha sadar
Dua kata itu membuat semua orang bersyukur, kondisi masih lemah. Kedua orang tuanya masih menangis bahagia. Lyta masih mencoba tersenyum, seakan beban ketakutan di dadanya tak berarti meski netranya masih memandangi Rian dan Dipta berada di ruangan yang sama.
" Alhamdulillah Nak, kamu sadar. Ibu senang lihat kamu bangun lagi Nak. Jangan membuat cemas ibu lagi yah Nak." kemudian hanya di balas anggukan lemah dari sang putri.
" Aku tahu kamu gak bakal cepat pergi, kasian dua orang ini bisa gila kalau kamu nggak bangun, Hahaha." mata lisa melirik Dipta dan Rian bergantian
" Mohon maaf semua, pasien masih butuh istirahat, bisa jangan terlalu banyak orang dalam ruangan? Tolong dua orang saja yah." saran suster pada mereka semua
" Biar saya yang jaga, bapak dan ibu makan saja dulu di kantin, nanti gantian yah. Dan kalian berdua, jam besuk sudah habis, kembali besok saja." usir Lisa pada Rian dan Dipta.
- 🌹🌹🌹-
Cuaca dingin Surabaya, yang biasanya jarang ditemui. Kedua insan ini sedang akur dengan dua cangkir kopi mengepul. Keduanya nampak mencoba meluruskan hal yang selama ini mengganggu
" Gak pernah kebayang kalau akhirnya saingan dengan kamu lagi? " Ucap Rian tiba-tiba
" Kita nggak akan saingan kalau kamu nggak egois Rian, kenapa sih nggak berjuang mendapatkan Raisa aja kalau kamu masih ada rasa sama mantanmu itu." Kesal Dipta
" Memperjuangkan orang yang udah jatuh cinta sama orang lain, saya nggak sebodoh itu."
" Tapi kamu nggak berhak mempermainkan Lollyta, astaga Man, sampai kapan jiwa player mu itu hilang, jangan main - main kamu Yan, dia orang terpenting dalam hidup saya."
" Awalnya memang niat saya membuat Raisa bisa mendapatkan kamu, makanya saya melamar Lyta, tapi setelah mengenal dia, saya merasa dia wanita baik dan lembut. Saya salah menilai dia, wanita baik seperti dia telah membuat saya kagum,"
" Jangan lanjutkan Yan, saya mohon, kamu tidak tahu bagaimana rasanya saling mencintai tapi tidak bisa memiliki. Saya menunggu selama tujuh tahun untuk momen ini, saya tanya siapa yang ada di hati kamu? lyta atau Raisa? Jawab...!"
" Saya...masih mencintai Raisa. Saya, masih ada dia di hati saya, tapi dia mencintai kamu, saya bukan siapa-siapa untuk dia."
" Berjuang Yan, saya akan berjuang demi Lyta, kamu juga lakukan yang sama buat Raisa, Demi Allah saya nggak sanggup melihat Lyta dengan laki-laki lain, termasuk kamu."
Disaat suasana tegang,
" Permisi om...boleh nyanyi yah."
Oh tuhan kucinta dia
Ku sayang dia
Rindu dia
Inginkan dia" udah udah mas, ini..." Memberikan selembar sepuluh ribu, kemudian Rian meminta pengamen dengan suara cempreng itu pergi
" Gila aja lagu romantis gitu buat kita berdua, dia pikir saya udah nggak normal apa."
" Kalau berdua sama kamu memang bawaannya sial Yan, ih jauh jauh dari saya."
Kedua nya kemudian tertawa, seakan menguap sudah persaingan di keduanya.
- 🌹🌹🌹-
" Selamat sore ibu, saya periksa dulu kondisi ibu yah," Ucap salah satu perawat dan hanya di balas dengan anggukan lemah Lyta
" Tekanan darahnya sudah mulai normal, apakah ada keluhan ibu? Apa ibu merasa mual?"
" Kepala saya masih agak pusing, dan kaki sebelah kiri sulit di gerakkan."
" Itu karena efek benturan waktu kecelakaan, untuk betis sebelah kanan memang kemarin baru di operasi bu, tapi itu sementara nanti kalau sering fisiotrapi akan bisa berjalan normal, satu jam lagi akan dokter yang akan megechek kondisi ibu lagi. Jangan lupa makanan dan obat nya di minum ya bu."
" Terimakasih, saya akan ingat itu."
" Sama - sama, saya permisi dulu ya bu, kalau ada sesuatu bisa panggil kami ya bu."
Setelahnya perawat tersebut ke luar ruangan." Mau makan sesuatu? Tuh ada roti dari Rian, dan buah dari Dipta jadi pilih makan yang mana? Enak yah di perhatikan dua cowok sekalian? Hahahaha. " kelakar Lisa
" Apa sih kak, ada - ada saja. Aku mau apel nya deh. Kupasin yah."
" Siap bos, hahahahaha."
" Kakak kok betah banget sih jagain aku, kakak nggak lagi ada maksud tersembunyi?"
" Apaan coba?"
" Aku perhatikan dokter Teguh suka memperhatikan kakak deh. Ngerasa nggak sih?"
" Ah... Itu karna nggak ada pilihan lain, masak mau godain kamu? Takutlah sama dua bodyguard kamu. Rian ngaku calon suami kamu, Dipta ngaku kekasih kamu. Duh... Bingung nggak tuh."
Lyta hanya terdiam. Sesungguhnya di hati nya masih tersimpan rasa kesal. Akan tetapi masih berusaha di sembunyikan mengingat kondisi nya sekarang. Jangankan untuk marah, untuk berdiri saja tidak bisa.
Lagi pula, Lyta tidak mau memutus silaturahmi dengan keduanya. Karena hal itu di benci Allah. Lyta pelan - pelan berusaha memaafkan karena ia tahu, Allah saja maha pengampun maka dia sebagai manusia biasa juga harus bisa memaafkan.
Adzan Dzuhur menggema, Lisa membantu sang Adik tayammum. Kemudian mereka sholat berjamaah. Lisa menjadi imam sementara Lyta menjadi makmum dengan sholat di atas tempat tidur berbaring.
Setelahnya mereka berdoa pada Allah memohon ampun atas segala dosa, serta syukur karena masih diberi keselamatan dari kecelakaan. Masih bisa bernafas dan hidup. Semua itu takkan akan terjadi tanpa kuasa Allah." Kakak bahagia kamu sadar, fokus sama kesehatan kamu biar bisa segera pulih dan berjalan dengan normal. Gak usah mikir lain dulu, baik Dipta atau Rian, jodoh sudah Allah gariskan, jangan kamu risaukan yah. Lagi pula lebih baik telat menikah tapi kamu dapat laki-laki baik, jangan seperti kakak yang buru - buru dalam memilih, sekarang kamu lihat apa yang terjadi dengan keluarga kakak."
" Makasih yah Kak, aku nggak tau kalau gak ada kakak yang nemenin aku. Semoga kakak mendapat ganti suami yang baik di masa depan. Allah sayang sama kita, tidak akan diberi masalah bila kita tidak mampu melaluinya. Kita akan saling menguatkan kak."
Lisa hanya mengangguk dan mengusap cepat bulir air mata yang keluar dari pelupuk matanya. Kemudian memeluk sang adik.
" Semoga Allah segera memberimu kesembuhan Lyta, Aamiin." Lyta mengangguk pelan dan memeluk sang kakak.
Biarkan air mata ini mengalir dulu Ya robbi. Karena keyakinan akan kebahagian yang kau janjikan pastilah nyata. Selalu ada pelangi setelah hujan. Selalu ada kebahagiaan setelah ini. Semoga Allah memberkahi dan mengijabah doa tulus hambanya.
Sementara dua orang lelaki yang berada di luar ruangan masih saling pandang. Menghentikan niat untuk masuk ke dalam ruangan setelah mendengar perbincangan kakak dan adik dalam ruangan.
Dan disinilah mereka sekarang, di taman samping rumah sakit.
" Perjuangkan Lyta yah Dip, aku tidak akan pernah bisa menggantikan posisi kamu di hatinya. Aku pergi dan titip dia. Jangan kamu sakiti cukup aku yang menyesal karena menyakiti dia."
" Akan aku ingat pesan kamu Yan, makasih."
" Soal Raisa biar aku coba beri dia pengertian pelan - pelan untuk mengalah. Semoga dia mau mendengar aku."
Dipta mengangguk, Rian menjauh, ke parkiran dan melajukan mobilnya. Meski dengan hati sesak, ia berusaha menebus kesalahan nya. Membiarkan mereka kembali berusaha bersatu.
Rian hanya mampu berjuang sampai disini. Kadang hati kita lebih tahu kapan waktunya berjuang dan berhenti bukan?- 🌷🌷🌷🌷 bersambung 🌷🌷🌷-
Happy reading.jangan lupa vote bintang di bawah
Makasih semua 😘Selamat malam 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Lollyta ( Complete)
General FictionKetika Kisah Cinta Tak selalu Semanis Lolipop Lollyta ada gadis berusia 25 tahun periang dan penuh optimisme Sampai akhirnya, Pradipta Nugraha berhasil membuat senyum sekaligus Tangis. Apakah Senyum Lolly akan hilang seutuhnya? -@- MY Second Story �...