Ahjumma be Eomma?

2.7K 243 50
                                    

haaaiii semua yang di sini, di sana, di situ, di mana-mana. 

apa kabar gerangan? semoga sehat selalu. amin, amen, svaha, sadhu3x.

Sepulang keluarga Im dan Soyou dari kediaman Seo, drama manis pun berakhir. Seohyun protes pada sang ibu karena tiba-tiba melakukan perjodohan terlebih pada sesama wanita. Apalagi wanita tersebut adalah direktur menyebalkan yang sedang cari muka. Dia benar-benar tak habis pikir.

"Baik, baik, baik. Maafkan Eomma, Hyunnie. Tapi Eomma hanya ingin kau memiliki pendamping. Sudah bertahun-tahun kau sendiri, Nak."

"Kita baru membicarakan ini pagi tadi, Eomma. Nanti. Apa Eomma tidak mengerti? Argh! Daripada itu, ternyata Eomma diam-diam sudah mengenal Yoona dan keluarganya."

"Ya..., ya begitulah. Aigoo, Joohyunnie, tidak usah marah begini. Keluarga Im juga tidak memaksa. Tapi di sisi lain coba lihat peringai Yoona. Dia bisa menjadi pasangan dan ibu yang baik sepertimu. Lagi pula, mengapa kalau dia wanita? Kau pernah menaruh hati pada sahabatmu sendiri dulu," ujar nenek berwajah belia ini seraya merangkul bahu putrinya.

"Asal Eomma tahu, sejak pertama kali kami bertemu pun sudah berdebat. Kami tidak pernah akur. Dia seringkali mengerjaiku bahkan setelah lama tidak bertemu. Bersyukur dia menjadi direktur dan berada di ruang terpisah."

"Lalu bagaimana dengan Yeri? Menurutmu, mengapa cucu Eomma bisa sangat akrab dengan Yoona sementara kau tidak? Jangan-jangan perdebatan kalian berasal dari egomu!"

Mendapat tuduhan tidak etis, Seohyun tersentak tak terima. Karena dirasa Yoona lah selama ini yang suka cari gara-gara. Yoona juga sering kali melakukan hal konyol yang membuat dia menanggung malu di depan orang.

-flashback *perseteruan pertama*-

Seohyun sedang naik ke kursi ingin meraih buku di rak atas. Tapi agaknya kursi kurang tinggi sementara tidak ada alat bantuan lain. Dia berusaha berjinjit dan berharap bisa menjangkau buku setebal hampir 3 senti tersebut. Hap! Berhasil! Naas, tiba-tiba seseorang menendang kaki kursi hingga membuatnya oleng dan jatuh ke pelukan orang tersebut.

Hap!

Gbrakk!

"Im Yoona?" kaget Seohyun melihat wanita yang menopangnya melempar senyum menggoda. "Kau!" kesalnya berdiri tegak kemudian mendorong tubuh berbalut jaket itu. Karena sangat sebal dia melayangkan tangan yang menggenggam buku ke lengan Yoona.

"Ada apa berisik-berisik di sini?"

Lagi-lagi Seohyun terkejut sebelum berhasil membalas perbuatan Yoona. Dia pun berbalik badan melihat pengurus perpustakaan berdiri menaruh kedua telapak di pinggang. Belum selesai, telunjuk Yoona langsung menunjuk ke arah dia seolah menyampaikan, 'Dia yang membuat ulah, Songsaenim.'

"Seo Joohyun? Tolong jangan berisik! Jika butuh bantuan aku tidak keberatan membantu. Yang penting jangan mengusik mahasiswa lain. Mengerti?" tegas pria bermata empat dan kepala nyaris plontos.

"Arrayo, Songsaenim."

Pengurus perpustakaan angkat kaki meninggalkan Seohyun sendiri. Sendiri? Yoona sudah tidak ada di balik punggung bak makhluk halus datang tanpa undangan pulang tanpa buah tangan. Dia turut keluar mencari si pembuat ulah yang baru saja memancing sikap ketus pengurus perpustakaan.

"Yoona!"

"Hm? Ada perlu apa?" acuh tak acuh Yoona menyahut malas walau sebenarnya tengah menahan senyum.

"Kau ini! Berhenti menggangguku!"

"Yahhh? Mengganggu? Jelas-jelas kau yang menyapa dan melabrak di sini."

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang