huhuhuu sedih author tuh kalian kebanyakan fokus sama Yoong yang perannya gak seberapa. sementara dikit banget yang peduli sama chuchu padahal dihajar sama kakaknya. jahat kalian uuhhhh.
*
Jisoo bangun lebih dulu dan langsung mendapati Rose terlelap di sisinya yang juga masih memakai pakaian kerja. Bisa dibayangkan Rose sebegitu peduli sampai lupa mengurus diri sendiri. Entah apa wanita lebih muda ini sudah makan atau belum tadi malam.
"Rosie," lirih Jisoo menyingkirkan sapu tangan yang digunakan untuk kompres dahi. Dia mendekatkan diri ingin menyumbu bibir kecil sedikit kering tersebut. "Cupphhh mmmpp."
"Mmppp?" gumam Rose sedikit menjauh tanpa berniat membuka mata. Tapi lagi-lagi bibirnya diusik dan kali ini dia tersentak bangun. "Mm? Unnie?"
"Gomawo, sudah merawatku," bisik Jisoo dan melumat kilas bibir Rose lagi sebelum kemudian memutar tubuh di sampingnya hingga menelantang lalu dia tindih. "Rosie," ringiknya.
"Ne, Unnie?" Rose masih belum sepenuhnya bangun tapi sebisa mungkin terjaga mendengar 'sang tuan'.
"Hari ini libur kan? Jangan ke mana-mana! Di sini saja. Aku mau berebah begini terus. Nyaman sekali," tutur Jisoo manja dan hanya dijawab gumaman bentuk persetujuan. Rose benar-benar mengantuk sekali apalagi harus merawat Jisoo sepulang kerja. "Pantas saja teman-temanku yang sudah menikah tidak mau jauh-jauh dari pasangan. Ternyata berebah begini sangat menenangkan."
Rose reflek tertawa membuat kepala Jisoo di dada terpantul membentur daging kenyalnya.
"Semua ada waktunya, Unnie," sahut Rose mengusap kening Jisoo. Sudah agak mereda. "Unnie, apa Seohyun Unnie pernah marah seperti kemarin?"
"Tidak pernah. Kemarin adalah amarah terbesar. Terakhir dia menamparku karena melawan eomma. Tapi lebih dari itu tidak pernah."
"Seohyun unnie pasti kakak yang baik."
Jisoo sekadar menggumam seraya memanggut. Sepasang lengan menyelip ke punggung dan pinggang Rose ingin mengeratkan pelukan. Di saat sakit begini dia sangat nyaman ada tempat bersandar meski bukan kekasih apalagi pasangan sah.
Di sisi lain, Rose tak kalah nyaman dalam dekapan Jisoo. Dulu belum pernah ada orang memeluk dia seakan benar-benar diinginkan. Meski kenyataan tubuhnya tak lebih dari tempat pelampiasan bagi Jisoo, tapi sejauh ini Rose selalu diperlakukan baik seperti teman. Bukan seperti budak seks yang diperlakukan semena-mena. Rose merasa dihargai.
"Rosie," panggil Jisoo manja.
"Ne, Unnie?"
"Tidak usah mandi ya. Aku mau tidur lagi."
"Baiklah," sahut Rose pendek karena dia sendiri masih mengantuk dan enggan beranjak dari ranjang.
Ingin tidur, masih mengantuk, dan sakit tak lain adalah bentuk dari malas dan masih betah saling berpelukan. Namun, keinginan saling berbagi kehangatan di pagi yang dingin bekas hujan tadi malam harus terusik. Terdengar bel di luar. Pengusik di akhir pekan. Rose pun memaksa badan bekerja sama untuk beranjak karena Jisoo belum sepenuhnya sehat.
Glek!
"Annyeong,"
"Oh, annyeong, Unnie."
Rose agak kaget melihat tamu pagi ini adalah wanita yang mereka bicarakan beberapa menit lalu. Yups, Seohyun. Dia pun memperlebar papan pintu seraya sedikit menyingkir memberi jalan. Ternyata Seohyun sendiri tapi ada bocah kecil berkuncir kuda berpoles bedak menebar semerbak aroma harum.
"Eomma, dia siapa?" tanya Yeri mengguncang jemari Seohyun pelan seraya menatap Rose tengah melempar senyum.
"Teman imo, Sayang. Ayo beri salam!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
FanfictionTudung asmara dua rekan yang jarang akur (YoonHyun) juga seorang futanari dengan submissive nya (ChaeSoo). Peringatan! selain 21+, minggir. Bahaya.