Niscaya

1.5K 190 70
                                    

haaaiiiiiii kalongers yang senantiasa menunggu up. Udah hampir menuju 20 chapter ya. hihihi

jangan lupa tinggalkan hujatan dan keluh-kesah di kolom komentar seputar cerita ini! *jangan seputar author! pusing kalo putar-putar*

"Belajar yang baik dan patuhi songsaenim! Muach," pesan Yoona mengecup kening Yeri saat mengantar ke sekolah.

Seohyun pun keluar mengantar Yeri sampai ke kelas baru kembali ke mobil. Di sana barulah mereka berbicara serius. Saat sarapan keduanya saling menghindari tatapan karena ada Soyou dan Ock ahjumma. Mereka tak mau terlihat seperti dua orang tengah perang dingin. Meski pada kenyataan memang begitu.

"Mengapa Soyou menginap dan tidur di ranjangmu? Padahal ada kamar tamu."

"Dia sudah mengantarku. Saat mau pulang hujan turun sangat deras dan petir terus menyambar. Aku tidak tega," ketus Seohyun.

"Mengapa dia memelukmu?"

"Kami tidur. Mana mungkin sadar sedang memeluk apa atau siapa? Lagi pula, dia sahabatku. Kau ini mengapa? Bisa-bisanya cemburu pada Soyou." Nada bicara Seohyun meninggi karena obrolan Yoona mulai tidak masuk akal.

"Wajar cemburu. Kau calon istriku. Lagi pula, mengapa tidak menungguku kembali ke kantor? Dan lagi, pesan-pesan dan panggilanku tidak kau hiraukan sama sekali."

"Menunggumu? Itu artinya melihatmu bermesraan dengan mantan kekasihmu."

"Kami berteman."

"Kau membiarkan dia terus bersikap seolah kalian ada hubungan spesial. Aku lah yang wajar marah dan kesal, Yoong. Pasti kau juga belum beritahu soal hubungan kita. Jika sudah, tidak mungkin dia berani menggelayut padamu. Kecuali kalian main belakang."

"JOOHYUNNIE!" sentak Yoona tidak terima dituduh selingkuh. Demi keselamatan dia menurunkan kecepatan dan berhenti di tepi jalan. "Kau tidak etis."

"Kau yang tidak etis. Aku berhak marah di sini, Yoong. Bukan sekali kalian begini di depanku. Kau anggap aku apa? Ingat, Yoong! Dirimu sendiri yang lebih dulu menerima perjodohan. Dirimu  meyakinkanku membuka hati. Tapi sekarang? Kau pula yang melukaiku. Mengulang kembali rasa sakit ini."

Yoona mengempas pelan punggung ke sandaran serasa mendapat luncuran tombak. Ucapan Seohyun sangat jeli dan tepat sasaran. 

"Mengapa diam, Yoong?"

Seohyun membekap sepasang mata seraya mengusap pelan dan mendesis kalut. Tidak percaya calon istri memutar balik keadaan seolah dia yang salah. Yoona kesal dan cemburu pada sesuatu yang kurang masuk akal sementara tidak mengakui kesalahan diri sendiri. Bahkan berani membentak.

"Jika memang kau masih mencintai mantanmu, putuskan-"

"Aniya!" tegas Yoona memandang Seohyun. "Aku tidak mau orang lain terlepas orang itu teman, mantan, atau siapapun. Hanya mau Seo Joohyun, bukan yang lain."

"Kalau begitu hargai perasaanku, Yoong! Jika kau tidak terima aku dekat sahabat sendiri, lalu bagaimana aku yang melihatmu betah di pelukan orang lain yang tidak kukenali sama sekali?"

"Joohyunnie, mian." Yoona meraih pergelangan Seohyun tapi ditepis. "Joohyunnie, maaf membuatmu sedih. Dengar, kami tidak ada hubungan apapun selain pertemanan dan urusan pekerjaan. Aku hanya menginginkanmu bukan orang lain," tuturnya melembut meraih tubuh ke pelukan.

"Tapi perilakumu menunjukkan sebaliknya, Yoong. Sebelum menjadi pasangan sah pun kau sudah membuatku menangis."

Yoona terus mengusap punggung Seohyun dan mendaratkan kecupan di ubun-ubun. Menyelipkan jemari meraih rahang. "Tidak lagi, Chagi. Percayalah kalau aku hanya milikmu!"

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang