halo kalongers! sudah di penghujung januari. semoga sehat selalu.
jangan lupa tinggalkan kata mutiara di kolom komentar biar aku gak pundung/nesu/sebel/ de el el. hahahah.
Rosie,
Hai, kuharap kau belum lama membuka surat ini. Maaf sudah tidak sopan memasukkan lembaran ke tasmu karena tak cukup kuat memberikannya langsung.
Rosie, aku berbohong soal tidur dengan wanita lain. Maaf, sudah asal bicara dan membuatmu sedih. Sengaja kukatakan untuk melihatmu cemburu. Tidak ada maksud lain. Lagi pula, mengapa harus orang lain kalau sudah memiliki Rosie? Kau adalah segalanya. Aku hanya ingin bersama Rosie ku.
Baik-baik ya di sana. Jika berlibur ke Korea jangan lupa mampir. Aku masih di tempat yang sama menunggumu pulang. Unnie juga akan menabung agar bisa terbang menemuimu. Tolong jangan menutup pintu dariku ya! Hahaha.
Rosie, bila kelak ada seseorang ingin hidup bersamamu, pastikan dia benar-benar menyayangimu. Karena kalau tidak aku pasti merebutmu darinya. Tapi jika tidak ada yang ingin dituju, mari kita berjuang bersama!
Oh iya, ada cek juga. Rosie, Unnie sungguh tidak bisa menerima uang itu. Tidak mau 'menjual' anak pada ayahnya sendiri. Pulanglah semata-mata karena kau ingin pulang menemui keluargamu! Bukan karena rasa tidak enak hati belaka. Dan tolong jangan melakukan pengorbanan apapun! Kau tidak ternilai harganya, Rosie.
Satu lagi. Janji ya, jangan berhenti menghubungi atau membalas kabar dariku sesibuk apapun di sana. Unnie juga akan begitu. Dan tolong saat menelpon atau chat nanti kita mengobrol saling tanya perjalanan atau kesibukan saja. Jangan membahas ini supaya tidak ada air mata! Kita jauh. Tidak bisa saling mengusap air mata. Ne?
Saranghae.
-Jisoo-
Rose seketika menangis dan menutup wajah untuk meredam isakan. Selembar tulisan tangan Jisoo mampu mendobrak emosi. Dia tersadar bahwa yang Jisoo butuhkan bukan uang, tapi dukungan dan keberadaannya di sisi sang tuan. Sadar bila memang ada cinta di antara mereka yang tidak tahu kapan dipupuk.
"Nado. Nado saranghae, Unnie. Nado."
*
Glek!
"Chaeyoungie, ayo sarapan!"
Tubuh Rose mematung melihat Yoochun sendiri datang ke kamar memanggilnya untuk sarapan. Tidak, tidak benar-benar sendiri. Masih bersama pria berkemeja kemarin. Ya, tentu saja. Jika tidak bagaimana cara sang ayah bisa sampai ke lantai dua hanya berbandang sepasang lengan. Kemungkinan besar akan tergelincir.
"Kajja! Samchon, kami sudah siap." Kehadiran Jennie membuat Rose tak perlu mengontrol mimik apalagi merangkai kata penolakan.
"Baik."
"Samchon, nanti sore aku akan mengajak Rose ke rumah. Boleh kan?"
"Tentu. Kalian memang harus sering bersama," sahut Yoochun meraih lengan putrinya dan digenggam lembut. Hampir seperlima abad lalu, tangan sang putri masih seukuran dua jari. Sekarang sudah mampu menutupi telapak.
Mereka berjalan ke pekarangan untuk sarapan. Ada meja keramik bundar berwarna abu-abu corak putih dengan tiga kursi besi. Salah satu kursi sudah ditempati Park halmeoni menunggu putra dan kedua cucu. Sementara di atas meja sudah ada roti tawar, daging bacon, selada, irisan keju, mastard, selai, teko bening berisi teh, dan empat cangkir bening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
FanfictionTudung asmara dua rekan yang jarang akur (YoonHyun) juga seorang futanari dengan submissive nya (ChaeSoo). Peringatan! selain 21+, minggir. Bahaya.