Dating?

1.6K 171 36
                                    

haaiii kalongers di gulita malam, semoga sehat selalu. 

*

Makan malam dalam rangka bertambah usia Yeri pun hanya ditemani sang ibu, Jisoo, dan Rose. Ock ahjumma berhalangan hadir karena ada panggilan pekerjaan seputar busana. Yoona? Ya, sudah diketahui ada urusan penting. Jauh-jauh lebih penting.

"Bangun pagi tadi Yeri melihat sudah banyak hadiah. Dari halmeoni, halbeoji, dan Eomma. Yeri senang sekali. Sekarang makan bersama Jisoo Imo dan Rose Imo. Makin senang," girang Yeri berjingkrak di tempat duduk sambil memegang sendok. "Tapi... tidak ada Yoong eomma."

"Sayang, Yoong eomma sedang sibuk dan masih bekerja. Jika sempat pasti kemari," sahut Seohyun walau dia tidak yakin dan di sisi lain tak begitu mengharapkan Yoona karena telanjur kesal.

Melihat mimik Seohyun pura-pura bersikap wajar, Rose berinisiatif mengalihkan perhatian. Dia mengusap pipi Yeri sambil berkata, "Yeri, ayo tiru Imo!"

Rose mengambil dua lembar nori. Satu untuk Yeri dan selembar lagi di telapaknya. Dia memberi instruksi agar Yeri mengikuti langkah-langkahnya mengambil nasi, selada, sepotong daging, dan saos teriyaki. Rose pun mengajak Yeri agar membungkus semua kondimen dan memasukkan ke mulut.

Namun, Yeri mengerjap bingung melihat setangkup nasi, sayur, dan lauk di atas tangan. "Imo curang. Tangan dan mulut Yeri kecil. Tidak bisa."

"Hahahahahaha," tawa Jisoo melihat keluguan ponakannya. "Ayo kita balas!"

Jisoo mengambilkan selembar nori, sesendok kecil nasi, potongan daging kecil, selada, dan saos teriyaki lagi. Persis seperti tadi tapi dengan ukuran lebih kecil. Dia menuntun tangan-tangan kecil Yeri agar bisa membungkus kemudian memasukkan ke mulut.

"Yeeyyy, berhasil! Horeeeee!"

"Hoyyeeee," sorak Yeri dalam keadaan mulut terisi.

Baru terlihat senang lagi, Yeri tak sengaja melihat bias wajah wanita yang diharapkan tadi. Yoona. Yeri tersentak lalu menoleh mengikuti garis lurus dari pantulan kaca. Ternyata memang benar calon ibu berada di sana bersama seorang wanita lagi.

"Yoong eomma?"

Seohyun, Rose, dan Jisoo reflek kaget dan mengikuti arah pandang si kecil. Tepat sekali. Yoona berdiri di bagian kasir tengah memesan bersama seseorang.

"Irene?" batin Seohyun terperangah. Dari jarak tak lebih dari 15 meter, Yoona terlihat senang melempar tawa kecil memandang Irene di sisinya. Inikah yang disebut urusan penting sampai tega melupakan makan malam sederhana calon anak?

"Eomma, tadi Eomma bilang Yoong eomma bekerja. Mengapa malah di sini? Mengapa berpakaian seperti sedang jalan-jalan?" todong Yeri beraut sedih mengguncang pelan lengan ibunda.

Jisoo dan Rose bungkam tak begitu memahami kondisi saat ini. Seohyun tiba-tiba berpaling dan tak membuka suara. Jika tidak ada apa-apa, mana mungkin Seohyun memilih diam? Mengapa pula Yoona tak menyadari keberadaan mereka di sini? Apa Yoona tidak tahu?

"Dan mengapa ada ada Joohyun ahjumma?"

"Joohyun ahjumma?" tanya Jisoo mengerjap menatap Yeri. Siapa Joohyun ahjumma? Apakah wanita di sisi Yoona?

"Teman Yoong eomma bernama Bae Joohyun. Irene Bae Joohyun. Eomma, mengapa Yoona tidak kemari dan justru duduk di tempat lain?"

"Mengapa kau memanggilku Joohyun? Orang-orang memanggilku Seohyun."

"Suka saja. Aku tidak mau seperti orang-orang memanggilmu 'Seohyun'. Terlalu umum dan biasa. Lebih menyenangkan memanggilmu Joohyun seperti ahjumma memanggilmu. Seo Joohyun. Atau... Im Joohyun?"

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang