hai kalongers!
hayo loh yang sudah nyalah-nyalahin Yoong, ternyata... hihihihi.
yuk, lanjut! jangan lupa tinggalin komentar biar aku semangat up! kalo sepi aku malas bikin story lagi. huh
"Seohyun ah. Dulu sebelum bertemu Seulgi, aku selalu berharap memiliki seseorang yang mencintaiku seperti Yoona mencintaimu. Mungkin kami beberapa kali lost contact tapi kuyakini bahwa perasaannya pada gadis kecil pemilik sapu tangan bernama Joohyun tidak pernah berubah. Jaga baik-baik ya!"
Ucapan Irene sebelum ditelan pintu mobil terngiang-ngiang di benak Seohyun sepanjang menghabiskan jarak ke ruangannya. Bahkan kini seluruh bayang-bayang berisi hal serupa turut hadir. Nasihat ibunda, penuturan Jisoo, dan sahutan Soyou. Semua bercampur satu membentuk alunan dawai di kepala Seohyun.
Selama ini Seohyun selalu ketus. Dia menganggap Yoona adalah gadis bandel dan sangat jahil. Siapa tahu kalau memang begitu cara Yoona mendekati dia? Dan benar pula ucapan Soyou kalau bisa saja Yoona memiliki perasaan sejak lama tapi Seohyun selalu berkilah dengan berbagai alasan. Sering berdebat, sesama wanita, blablabla. Pada akhirnya mereka saling cinta tanpa harus diawali, 'aku mencintaimu' atau 'apa kau mau menjadi kekasihku?'.
"Ya Tuhan, perasaanku campur-aduk," batin Seohyun membuka pintu ruangan. "Eh? Di mana Yeri?"
Wendy dan Minho saling bertukar pandang seakan bermusyawarah apakah perlu memberitahu letak keberadaan bocah kecil tersebut? Mereka ragu kalau Seohyun tidak tahu ke mana pergi anak semata wayangnya. Tidak ada ruangan selain ruang direktur mereka yang pasti dihampiri Yeri.
Well, kedua atasan memang tampak tidak mesra hari ini. Tapi bukan berarti Seohyun harus menghapus ingatan di mana rumah kedua Yeri selama di kantor.
"Aku tidak meminta kalian berunding."
"Eehhh hehehe, mian, Gwanlija. Yeri seperti biasa ada di ruangan Yoona samunim."
"Yeri pergi sendiri?"
"Yoona samunim yang membawa Yeri, Gwanlija," sahut Minho kali ini.
"Hmm. Baiklah. Kalian boleh pulang." Seohyun berjalan menuju ke meja yang sudah rapi sebelum pergi tadi. Diraih dua tas dan jaket milik Yeri sebelum kemudian pergi ke ruangan Yoona.
Di depan pintu dia ragu-ragu, apakah langsung masuk atau mengetuk dulu? Mengetuk dulu, merasa seperti orang asing padahal anak sendiri ada di dalam. Langsung masuk pun mereka sudah puluhan jam tidak berbicara atau sekadar saling berbalas pesan.
"Ya Tuhan, mengapa hendak masuk begini terasa berat?" umpat Seohyun merutuk diri sendiri. Dulu sebelum ada perjodohan atau perihal hati, dia biasa-biasa saja keluar-masuk ruangan Yoona tanpa mengetuk. Tidak peduli habis berdebat, Seohyun tetap masuk tanpa permisi.
"Arrghhh! Langsung masuk saja."
Glek! Seohyun sedikit mendorong papan pintu sampai membentuk sudut lancip sekitar 35 derajat. Sesaat dia termangu melihat Yeri tertidur di dekapan Yoona yang ikut tertidur pula. Akhirnya calon direktur ini masuk memposisikan tubuh di sisi kursi meja kerja.
Sesaat Seohyun memutar kembali seluruh ucapan Irene tentang Yoona. Tentang sapu tangan yang melatari hubungan 2 bocah kecil menjadi ikatan asmara 2 orang dewasa. Sepotong kain kecil membawa dua wanita menelusuri berbagai keadaan, perasaan, sampai kemudian benar-benar mempertemukan kedua hati setelah beberapa kali memainkannya.
"Kau mencintaiku begitu lama, Yoong?"
"Yoo-yoongie?" panggil Seohyun mengusap pipi tirus Yoona. Terasa dingin karena terbasuh udara dari AC. "Yoongie, ireona!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
Fiksi PenggemarTudung asmara dua rekan yang jarang akur (YoonHyun) juga seorang futanari dengan submissive nya (ChaeSoo). Peringatan! selain 21+, minggir. Bahaya.