Kurang Ajar

3.1K 258 39
                                    

heeiiiyooooooooo!!!!!!!!

di ff ini hampir semua chapter panjaannggggg nyaris 2000 kata. tapi komen kalian cuma, 'mantul thor', 'lanjut', 'next', dan sebangsanya. oh, i am good-good only. hahahahaha


"Selamat pagi, Halmeoni," sapa Yeri pada sang nenek di meja makan. Stelan celana panjang dan blouse berlengan, rambut diikat rapi lengkap akan poni ke samping, dan berpoles make up natural membuat beliau tetap anggun meski di usia paruh baya.

"Pagi, Sayang. Muach! Cucu halmeoni sudah cantik dan harum."

"Halmeoni, nanti Yeri di kantor eomma saja."

"Hm?" sang nenek mengernyit seraya mengambilkan nasi ke piring cucu satu-satunya. "Sekarang suka sekali bersama eomma. Tidak mau menemani halmeoni di galeri lagi?"

"Bukan begitu, Halmeoni. Yoong ahjumma mau bawakan susu kedelai."

Ock ahjumma menoleh ke Seohyun sejenak. Sang putri tak sengaja melirik lantas tercekat dan buru-buru membuang muka. Beliau tersenyum, tapi entah apa yang digambarkan dalam benak. Putrinya pun tak bersuara sama sekali.

"Yeri, jangan sering meminta ini-itu pada Yoong ahjumma! Takut-"

"Ani ani. Halmeoni, Yoong ahjumma yang janji kalau Yeri dapat nilai A maka dibelikan susu kedelai. Sungguh! Yeri tidak berbohong. Eomma akan marah kalau Yeri berbohong," ceracau Yeri mulai melahap sepiring kecil nasi, telur dadar, dan sop kubis.

"Baiklah, tapi jangan sampai meminta ne. Kalau Yeri mau sesuatu katakan pada eomma atau Halmeoni seperti biasa. Arraseo?"

"Arrayo!"

Ock ahjumma beralih menatap putri yang sudah empat tahunan menyandang status janda. Sejak kematian Yonghwa karena peluru nyasar, Seohyun belum pernah menjalin hubungan pada siapapun. Beliau paham jika sang putri hanya memprioritas diri menjadi ibu yang baik. Pernikahan dulu pun bukan atas dasar cinta, tapi memenuhi keinginan mendiang suami memiliki cucu.

Ya, kala itu Seohyun belum lama lulus kuliah. Lalu tiba-tiba sang ayah menuturkan harapan agar putrinya lekas menikah. Awal Ock ahjumma kurang setuju karena takut Seohyun merasa terkekang. Namun, kehadiran Yonghwa mengubah keadaan. Sebagai seorang ibu, Ock ahjumma bersyukur memiliki menantu seperti Yonghwa yang sebelumnya adalah sahabat baik Seohyun selama di kampus. 

Sayang, usia pernikahan Seohyun dan Yonghwa tidak lama. Yonghwa yang berniat merayakan pernikahan ketiga tahun harus memupus bayang-bayang tawa kebahagiaan. Dia terkena dua peluru nyasar tepat di paru-paru serta jantung dan membuatnya mati di tempat sebelum bisa melihat istri dan anak.

"Joohyunnie," panggil Ock Joohyun menatap dalam wajah Seohyun. "Mau sampai kapan sibuk bekerja? Buka hatimu untuk seseorang. Jika orang itu baik, Eomma pasti menerima terlepas apa gender nya."

"Nanti saja, Eomma."

"Nanti kapan? Putrimu butuh seorang lagi, Hyunnie. Kau juga begitu."

Sama seperti orang tua kebanyakan yang berharap anak-anak mereka punya pendamping hidup. Walau sekilas tampak tegar dan tak butuh teman hidup, tapi pasti ada fase di mana merasa sepi. Butuh kasih sayang dalam bentuk cinta sejati, pelukan pasangan, dan membina rumah tangga.

"Iya, nanti, Eomma."

Seohyun tak mendapat kata lain. Memang kadang dia kesepian tapi tidak mudah menemukan seseorang yang bisa menerima janda beranak satu. Seseorang yang bisa mencintainya harus bisa menerima Yeri pula. Bila tidak, maka lebih baik sendiri lagi. Karena setengah nyawa seorang ibu ada pada sang anak.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang