Im Family?

2.4K 228 37
                                    

halo kalongers! di akun ini aku hampir gak pernah panggil kalongers karena kadang up siang atau sore. tapi gak dikit dari kalian tetap minta up malam. gak salah aku panggil kalian kalongers. hahahha. calangheeeee

*

"Jadi begini alasanmu pergi ke Thailand dan melakukan operasi? Demi urusan selangkangan belaka? HAH?"

Plak! Tamparan Seohyun melibas wajah Jisoo.

"JAWAB!"

"Ka-kami adalah teman."

"Teman? Teman macam apa sampai kau melewatkan kisahnya padaku? Bukankah selama ini aku adalah orang paling tahu tentang siapa yang ada di sisimu?"

"Di-dia... dia..."

"Teman di ranjang?" todong Seohyun menyambar lengan Jisoo. "Apa yang mengotori pikiranmu sampai melakukan ini? Berapa kali Unnie bilang kalau kau hanya boleh melakukannya pada pasangan sahmu? BERAPA KALI?" 

Seohyun melihat sabuk di meja tepat di sisinya. Langsung diraih sabuk tersebut dan mengayunkan ke tubuh Jisoo.

Cplas!

"Mengapa diam?" bentak Seohyun membuat Jisoo tersentak mundur sambil mengusap lengan bekas cambukan. "Apa kau sangat susah menahan hawa nafsu? Hah?"

Cplas! 

"Sshhh, Unnie," desis Jisoo merintih perih.

"Joohyunnie!" Yoona menggenggam pergelangan Seohyun agar tidak melayangkan cambukan lagi.

Sayang, Seohyun telanjur dikuasai amarah. Dia menepis genggaman Yoona lalu mendorongnya mundur baru memecut Jisoo lagi. Tapi bukan sekali melainkan berkali-kali Seohyun menyambuk Jisoo seperti orang kerasukan. Sampai-sampai sang adik terjatuh ke kaki sofa meringkuk melindungi diri dengan sepasang lengan sambil meminta ampun. Yoona melihat itu langsung menarik Seohyun ke pelukannya.

"Joohyunnie, sudah!"

"Ampun, Unnie, ampun! Ini benar-benar sakit."

"Berapa uang yang sudah kau hamburkan demi wanita-wanita berhilir-mudik di ranjangmu?"

"Hanya satu, Unnie. Sumpah!"

"Jangan bersumpah!" bentak Seohyun melayangkan sabuk, tapi kali ini Yoona sigap menahan lalu merampas dan melemparkan ke sembarang tempat.

"Jisoo Unnie tidak berbohong," tutur Rose akhirnya keluar karena tidak tahan berlindung di balik tembok. Dia menghampiri Jisoo dan memberi pelukan. "Tolong jangan menyalahkan Jisoo Unnie lagi! Dia sudah melindungiku, Unnie. Kami...,"

Rose menatap Jisoo sejenak sembari meyakinkan diri apakah harus mengatakan kebenarannya atau tidak. Tapi melihat gurat-gurat merah di kedua lengan Jisoo, dia harus berterus terang.

"Cepat jawab!"

Bentakan menyentak dada Rose membuat dua bola mata memejam dan bibir pucat bergetar. Yoona tak kalah kaget kian mengeratkan pelukan seraya menarik Seohyun mundur.

"Mungkin latar belakang keluargaku tidak akan bernilai apa-apa menurut Unnie, tapi semoga Unnie mau dengar. Orang tuaku menikah tanpa restu dan kabur ke Seoul. Tapi tiba-tiba appa meninggalkan kami. Saat itu aku masih kecil. Eomma lah yang membiayai seluruh kebutuhan kami. Tapi keadaan tidak membaik. Eomma kian frustasi. Dia jadi sering berjudi, mabuk, dan menimbun hutang ke sana-sini. Pada akhirnya eomma memilih bunuh diri."

"Bunuh diri?"

"Ne. Sejak itu hampir setiap waktu aku menjadi bulan-bulanan penagih hutang. Baru gajian sudah harus membayar hutang sana-sini. Sampai beberapa waktu lalu aku putus harapan dan berniat pergi ke rumah bordil. Tapi Jisoo unnie datang menolongku. Dia membayar seluruh hutang dan sebagai terima kasih aku bersedia melakukan apapun."

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang