Sapu Tangan

1.5K 181 89
                                    

haai semua kalong yang di sana, di sini, di mana-mana, semoga sehat selalu. 

yuk mampir dan jangan lupa tinggalin keluh-kesah nan gelisah beserta caci-maki di komentar biar semangat elah. kagak bayar pun. baca, komen, udah. si bakso lebih suka baca komenan daripada vote. serius. hahahah

*

Grand opening perusahaan Beaming Effect milik artis papan atas Choi Sooyoung dipadati pengunjung. Baik dari kalangan publik figur, penggelut fashion, sampai kaum sosialita turut hadir. Pastinya aneka media berlomba-lomba ambil andil tak terkecuali Jisoo sebagai photographer. Dia berada di barisan depan bersama rekan lain untuk mengambil foto dari produk yang dirilis.

"Jennie," batin Jisoo melihat Jennie duduk di barisan VIP bersama pasangan travel blogger Yuri dan Juran.

Tak berselang lama, Jennie ternyata menyadari kehadiran Jisoo pula. Pandangan mereka sempat bertemu tapi tidak saling menunjukkan ekspresi apapun karena sama-sama langsung menghindar.

Namun, ketika acara selesai mereka dipertemukan lagi di belakang panggung. Baik Jennie maupun Jisoo seperti saling mencari sampai akhirnya bertemu pandang. Mereka melempar senyum tipis dan anggukan kepala. Jennie bahkan berjalan menghampiri Jisoo.

"Senang kau di sini bersama kameramu."

"Jadi Rose tidak berbohong ya?" pikir Jisoo melihat perubahan sikap Jennie yang berbanding terbalik di event tempo lalu. "Terima kasih. Senang juga melihatmu dan Rose berbaikan. Dia bilang kalian keluar untuk makan siang."

"Makan siang?" heran Jennie mengernyit.

"Hari sabtu lalu. Aku melihatmu mengantar Rose ke kedai."

"Ohhhh, iya. Kami dari kedutaan ingin mengurus visa kare-" Jennie tiba-tiba tercekat kaget. Mata terbelalak mengerjap sembari wajah menunduk. "Eeee, aku harus pergi. Annyeong,"

Gerak-gerik Jennie membuat Jisoo curiga. Apalagi saat mendengar 'visa'. Teringat pula waktu dia bertanya Rose seputar kebersamaan kakak-beradik ini. Ada sedikit mimik serupa di sini. Dia pun mengejar Jennie dan menahan pundak tertutupi sehelai kain.

"Jennie!"

"Eh, ne? Jisoo ah, ada apa?"

"Kau menyembunyikan sesuatu?" selidik Jisoo menyorot tajam dan perlahan berdiri tepat di hadapan Jennie seperti memblokade. "Mengurus visa? Visamu?"

"Ya, ya."

"Visamu rusak?"

Jennie melirik sana-sini seperti mencari bantuan baik berupa kebohongan atau kehadiran seseorang. Pokoknya harus pergi dari Jisoo karena dia sudah berjanji pada Rose agar menyembunyikan persoalan ini.

"Jennie? Ada apa dengan visamu?"

"Eh ya, visaku... salah stempel dari petugas bandara. Karena baru sadar dan takut bermasalah saat pulang nanti jadi kuurus sekarang. Hehehehe."

"Mengapa kau terlihat seperti-"

"Jennie ah!"

"Terima kasih, Tuhan!" batin Jennie melambai pada si penyapa. "Jisoo, mian, aku ada janji. Sampai jumpa."

"Baiklah, hati-hati!" pesan Jisoo melepaskan Jennie. Sepanjang tubuh kakak sepupu Rose menjauh, pandangannya tak terlepas sedikitpun. Dia merasa ada kejanggalan atas sikap putri Kim Jaejoong kali ini. "Mengurus visa?"

*

Sesampai di apartemen Jisoo tidak langsung naik ke atas melainkan berjalan keluar menuju minimarket sebrang pintu masuk depan apartemen. Itu berarti saat kembali dia masuk lewat lobi. Di sana seorang resepsionis langsung memanggil waktu sambil menunjukkan selembar kertas.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang