Get Caught

2.8K 248 62
                                    

haaaiii semua apa kabar?

maaf, aku sempat menghilang karena beberapa hal. lalu kemudian iseng-iseng masuk lewat tampilan web. eh tau-tau bisa. aneh. hahahha. tapi ya seneng juga bisa balik. 

walau telat, tapi aku tetap mau ucapin. 

selamat hari natal utk yg merayakan, yg berlibur selamat beristirahat, yg tetap kerja semangat terus. semoga kesehatan selalu menyertai kita sekeluarga. aamiin. amen. svaha. sadhu sadhu sadhu.  

*

Rose bersiap-siap pulang saat teman pengganti shift tiba. Dia berpamitan lalu beranjak keluar. Tapi muncul ketidaknyamanan ketika mendapati seorang pria berjas dan memakai kacamata bening terus menatap ke arahnya. Saat menatap balik pria tersebut menunduk pura-pura mencari kesibukkan. 

"Pria itu lagi. Sudah berjam-jam rasanya dia di sini," batin Rose mendesis curiga. 

Namun, karena tak mau membuang waktu istirahat untuk hal tidak pasti, Rose mencoba tak acuh. Sepasang kaki kembali melangkah. Tiba-tiba ponsel berdering menghentikan langkahnya di trotoar. Satu panggilan dari Jisoo.

"Halo. Ada apa, Unnie?"

"Aku melihatmu." Rose segera menebarkan pandang. Mengerti tengah dicari Jisoo berucap lagi, "Sebrang gerai di lantai atas. Tepat di jendela."

"Oh," desis Rose melihat Jisoo melambai.

"Tunggu di bawah! Aku segera turun. Kita pulang sama-sama saja."

"Baiklah, Unnie."

Klik! Panggilan berakhir. Rose berjalan ke zebra cross hendak menyebrang menghampiri toko berlantai dua yang masih tahap renovasi. Sambil menunggu Jisoo, Rose duduk di serambi menghadap ke jalan. Lagi-lagi tak sengaja pandangan tertuju pada pria berjas hitam tadi tengah menatap ke arahnya. Tapi sekian detik kemudian kembali membuang muka.

"Siapa dia?" batin Rose mulai tidak nyaman. Apalagi pria tersebut berada di tempat kerjanya hingga besok atau kapanpun bisa bertatap muka lagi. Syukur-syukur tidak ada niat jahat. Kalau ternyata punya maksud terselubung? Semoga tidak.

"Rosie, kajja!"

Mereka beranjak pergi ke parkiran salah satu foodcourt berjarak kurang-lebih hampir seratus meter. Sayang, Jisoo ternyata meninggalkan kunci mobil di toko tadi. Dia terpaksa harus kembali dan Rose memutuskan ikut. Namun, baru di depan toko mereka sama-sama terkejut melihat pintu tak terkunci.

"Mungkin Unnie lupa."

Tap tap! Grek!

Jisoo mendengar suara di dalam. "Pembobolan. Tidak ada seorang pun di sini selain aku sejak siang. Kurang ajar!" umpatnya masuk dan melihat seisi ruangan yang masih tahap pengecatan. Perhatian lalu terhenti ke ruang kecil belakang di mana suara berasal.

"SIAPA DI SANA?"

PRAANNGGG!

"Ommooo," kaget Rose sigap menarik Jisoo mundur. Takut-takut penyusup membawa senjata dan bisa dengan mudah melukai mereka.

"KELUAR! CEPAT!"

Ingin sekali Jisoo masuk dan menyeret pembobol itu keluar tapi Rose terus menahan karena khawatir. Apalagi dari posisi mereka berdiri tampak tersimpan perkakas. Seseorang di sana bisa saja meraih sesuatu dan langsung melukai keduanya lalu kabur.

Oh, tunggu! Apa yang terjadi? Suara permohonan? Seorang pria?

"Agasshi..., maaf. Kumohon maafkan aku!" ringik si penyusup perlahan menampakkan rupa dan raga sambil menunduk. 

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang