Don't Go!

1.7K 177 74
                                    

haaiii kalong-kalong di dunia perkapalan YoonHyun dan ChaeSoo!

heran deh! cerita di akun ini cepet naiknya. gak kayak sebelah. kelihatan banget apa kesukaan kalian. iye kaannn??

aku udah ada sih ide baru. cuma gak tau mau up di sini apa sebelah. hihihihi.

cus ah baca! jangan lupa tinggalkan kesedihan, caci-maki, keluh-kesah, dan cinta kasih di kolom komentar seputar cerita. muach.

Yeri sibuk menikmati es krim di kursi sanding meja kerja Seohyun. Di dalam ruangan terdapat Wendy dan Minho fokus ke monitor sambil sesekali gemas melihat anak manager mereka melahap adonan dingin berasa coklat. Di bagian lemari berdiri pula Yoona memilah-milah maps besar bulan-bulan lalu.

Pluk!

"Hah?" kaget Yeri melihat mangkok es krim jatuh ke lantai.

Bersyukur es krim masih cukup keras hingga hanya sedikit cairan yang tumpah. Tapi anak kecil tentu tidak bisa langsung tahu apa yang harus dilakukan. Yeri mengangkat mangkok ke atas meja dan menatap Yoona seolah mencari bala bantuan.

"Lap pake tisu, Yeri. Tidak apa-apa."

"Yoong Eomma jangan bilang eomma ya!"

"Ssstttt!" desis Yoona menaruh telunjuk di depan bibir menandakan dia akan tutup mulut.

"Minho Samchon dan Wendy Imo juga janji ya!"

"Ssstttt!"

Minho dan Wendy mengikuti tingkah direktur mereka. Yeri terperingis sambil mengambil beberapa helai tisu mengelap noda es krim lalu buang ke tempat sampah. Dia lagi-lagi menatap Yoona seakan berucap, 'Yoong Eomma, sudah selesai. Apa Yeri sudah benar?'

"Kerja bagus. Duduk dan makan lagi!"

"Baik," sahut Yeri mengambil es krimnya dan duduk manis lagi.

Wendy dan Minho saling melempar tatapan terkikik melihat tingkah lucu Yeri. Di depan mereka Yoona ikut tertawa. Memang Seohyun sangat disiplin terhadap anak. Apalagi sambil bekerja dan me-manage bawahan. Untung Yeri tumbuh menjadi anak patuh. Sesekali melakukan kesalahan cukup wajar.

Ddrrttt!

"Eomma, halmeoni menelepon."

"Oh, ne." Panggilan calon mertua diangkat. "Halo, Ahjumma? Ini Yoona. Joohyun masih keluar sebentar."

"Ohh iya, Nak. Yoongie, Ahjumma mau memenuhi undangan salah satu sahabat dan akan menginap. Kau tidak keberatan menemani Joohyun dan Yeri, 'kan? Terserah mau tidur di rumah atau apartemen. Yang penting kalian bersama."

"Hahahah, baik. Tidak usah khawatir. Ahjumma pergi bersama siapa? Kalau sendirian biar kuminta sopir antarkan."

"Tidak usah. Bibi Joohyun kebetulan datang tadi siang. Kami akan pergi bersama."

"Ah, ya sudah. Hati-hati, Ahjumma! Selalu beri kabar ya."

Tut! Panggilan ditutup setelah calon mertua mengiyakan dan pamit.

"Yoong Eomma, halmeoni bilang apa?"

"Halmeoni tidak akan pulang nanti pulang jadi minta Yoong Eomma menemani anak kesayangan eomma ini!" seru Yoona mencubit gemas pipi Yeri. "Sayang, Yoong Eomma keluar mengambil minuman dulu ne. Duduk baik-baik dan jangan mengganggu Imo dan Samchon!"

*

Rose menatap sepanjang jalan dari Melbourne International Airport menuju kawasan Toorak. Tempat di mana rumah sang ayah berdiri. Sejauh mata memandang belum menemukan perbedaan signifikan. Hanya wajah dan bahasa yang membedakan antara pemandangan di sini dan di Seoul. Kota berupa kota, desa berupa desa.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang