0.15 𝐔𝐧 𝐀𝐒𝐈

1.2K 115 4
                                    

Sehun masuk ke dalam mobilnya. Sebelah tangannya langsung menyalakan mesin mobil. Dan setelah mesin menyala, Sehun mencoba mengeluarkan mobilnya dari parkiran dengan sebelah tangannya. Untung Sehun dapat mengeluarkannya tanpa kesusahan. Sehun langsung melajukan mobilnya dari rumah Luhan.

Di perjalanan, Haowen terus menangis. Membuat telinganya tidak dapat mendengar jelas suara yang ada di luar mobilnya. Namun Sehun berusaha tenang dan tidak berpikir macam-macam. Tangan kirinya itu terus mengelus punggung Haowen agar anaknya itu mau berhenti menangis.

"Tenang sayang. Ini ayah nak"

Sekarang Sehun merubah tujuannya. Ia tidak akan pergi ke rumahnya, melainkan ia akan pergi menuju rumah Chanyeol. Lebih tepatnya, ia akan minta tolong pada Baekhyun. Sekarang ia sangat butuh bantuan asi dari Baekhyun. Karena Baekhyun pun sama mempunyai anak yang masih kecil. Jadi kemungkinan, Baekhyun pun masih menyusui anaknya.

Drrt drrt

Ponselnya bergetar di dalam saku jas. Entahlah siapa yang menelponnya. Yang pasti, sekarang Sehun tidak bisa mengangkat panggilan itu. Kedua tangannya tengah sibuk. Mungkin kalau ia ceroboh, Sehun bisa saja mengangkat telponnya dan membiarkan stirnya begitu saja.

Sore sudah mulai menjelang malam. Mobil-mobil orang yang baru pulang bekerja pun sudah memadati jalanan yang ada disana. Otomatis Sehun memelankan laju mobilnya.

Suara tangis Haowen dan juga klakson mobil sekarang mendominasi pendengaran telinga Sehun. Kepalanya itu bahkan terasa pening akibat mendengarnya.

"Sudah sayang. Jangan menangis" Bisik Sehun pada Haowen yang tak henti-hentinya menangis.

Tak lama, lampu jalan di pertigaan berubah menjadi merah. Mobil yang padat itu menghimpit jalannya mobil Sehun. Padahal mobilnya akan berbelok dan tidak perlu menunggu lampu merah. Tapi karena mobil sial itu, Sehun jadi harus terjebak bersama mobilnya.

Mumpung lampu merah, Sehun mengeluarkan ponselnya yang ada di saku jas. Di layarnya ada panggilan tak terjawab dari Sejeong. Tapi Sehun langsung mengabaikannya, ia langsung mencari kontak Kai di layar ponselnya. Ketika sudah ketemu, Sehun langsung menelponnya. Ia berniat untuk meminta bantuan pada Kai. Setidaknya, dengan adanya Kai, adiknya itu bisa membantu menenangkan Haowen.

Panggilan mulai tersambung. Kai yang di sebrang telpon langsung bertanya to the point dengan nada malas.

"Kau dimana? Aku membutuhkanmu sekarang"

"Aku sedang sibuk"

Bibir Sehun mendesah pelan. Ia sudah memperkirakan jawaban Kai pasti akan seperti ini. Adiknya itu akan berpura-pura menyibukan dirinya agar tidak bertemu dengan Sehun.

"Kumohon, tolong aku untuk sekarang. Aku tengah di jalan bersama Haowen"

Tangisan Haowen terdengar semakin kencang. Itu pasti akan terdengar oleh Kai. Bukan bermaksud untuk memanfaatkan tangisan Haowen, tapi kalau tidak seperti itu, Kai tidak akan mengeluarkan simpati padanya.

"Oke. Aku kesana hanya untuk Haowen. Sekarang kau ada dimana?"

Inilah yang Sehun ingin dengar. Sehun langsung memberitahu keberadaanya. Lalu ia mengatakan bahwa ia akan menunggu di sebuah pom bensin daerah sini. Untung Kai tahu, jadi Kai akan langsung segera kesana.

"Terima kasih. Aku akan menunggumu"

Kai langsung memutuskan panggilannya sepihak. Ya, Sehun tidak mempermasalahkan itu asal Kai memang benar-benar datang menemuinya.

Lampu merah mulai berganti menjadi hijau. Mobil yang setadi padat, perlahan mulai melonggar melajukan mobil-mobil mereka. Tak terkecuali mobil Sehun. Mobil hitam itu pun ikut keluar dari kerumunan mobil yang lain. Ia membelokan mobilnya menuju ke pom bensin.

-

Sampai di pom bensin. Sehun memarkirkan mobilnya di parkiran. Karena Haowen tak berhenti menangis, Sehun pun keluar dari mobil, membawa Haowen keluar. Ia menenangkan Haowen di luar mobil sembari menunggu Kai.

"Haowen, ini ayah. Jangan menangis hm" Sehun berucap lembut di telinga Haowen. Bibirnya pun tak henti-henti mengecup pundak kecil Haowen yang bergetar.

Mendengar tangisan Haowen yang kencang. Ada beberapa pegawai pom bensin yang langsung mengalihkan pandangannya pada Sehun. Terlebih untuk wanita. Mereka sendiri takjub pada Sehun yang sabar menenangkan si bayi.

-

Tak sampai setengah jam Sehun menunggu. Akhirnya Kai datang dengan motornya bersama Taemin yang duduk di jok belakang Kai. Motornya berhenti di samping Sehun yang tengah berdiri menggendong Haowen.

"Eh Tae, nanti kamu bawa motorku ke officetellmu saja" Titah Kai sembari melepas helmnya.

"Siap"

Pria berkulit tan itu mulai turun dari motornya. Ia memberikan helm yang ia pakai pada Taemin, dan temannya itu langsung menerimannya.

Kai mengalihkan pandangannya pada Sehun. Lebih tepatnya pada Haowen yang ada di pangkuan Sehun. Bayi kecil itu terlihat tenang berada di dekapan Sehun.

"Kenapa kau membawa Haowen sendirian? Kemana Luhan?"

Sehun menahan bibirnya untuk menjawab. Ujung matanya melirik Taemin yang mulai memutarkan motor Kai. Lalu setelah Taemin pergi, baru Sehun menjawab pertanyaan Kai.

"Aku bertengkar dengannya"

"Kenapa?"

"Dia ingin bekerja. Aku khawatir pada Haowen kalau Luhan benar-benar bekerja. Jadi aku membawanya"

Sorot mata Kai menatap Sehun dengan campur aduk. Rasa bingung, heran semuanya ada di matanya. Selain itu, Kai hanya kasian pada Haowen. Bayi kecil itu sudah harus menjadi korban bertengkarnya Luhan dan Sehun.

"Terus sekarang kau akan membawa Haowen kemana? Bayi kan butuh asi. Memang kau bisa memberi Haowen asi?" Kini nada Kai mulai terdengar kesal.

"Aku akan membawa Haowen ke rumah Baekhyun. Semoga Baekhyun mau memberikan sedikit asinya untuk Haowen"

"Hei, Sehun. Baekhyun mungkin memang akan memberikan asinya pada Haowen. Tapi untuk hari ini saja. Hari-hari berikutnya kau akan mencari asi kemana lagi? Tidak mungkin bukan, kau terus-terusan memintanya pada Baekhyun?"

"Aku akan membeli asi untuk Haowen" Ucap Sehun sembari perlahan melepaskan Haowen di pangkuannya. Ia memberikan Haowen pada Kai. Tentu Kai cukup kaget, tapi ia tetap menerimanya dan langsung menggendong Haowen seperti Sehun menggendongnya tadi.

Sehun menyuruh Kai untuk masuk ke dalam mobil. Dan Kai hanya menurut. Ia duduk di kursi depan bersama Sehun. Setelah memakai seatbelt, Sehun mulai memputar balikan mobilnya. Ia membawa mobilnya keluar, dan langsung membawanya ke arah rumah Baekhyun.

N̶o̶t̶ 𝐁𝐚𝐝 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬] 𝐏𝐭. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang