0.1 𝐍𝐨𝐮𝐯𝐞𝐥𝐥𝐞 𝐟𝐞𝐮𝐢𝐥𝐥𝐞

5K 186 7
                                    

Kini sudah beberapa minggu Luhan tinggal bersama Hani. Sehabis melahirkan dan beberapa hari bermalam disana, Luhan langsung membereskan barang-barangnya yang ada di officetell untuk di bawa ke rumah Hani. Tentu di bantu oleh Sehun. Karena sebenarnya Sehunlah yang meminta Luhan untuk tinggal disana. Agar Sehun bisa memantau Haowen dengan mudah.

Selain itu, Sehun juga jadi lebih sering mengunjungi Luhan ke rumah. Setiap jam makan siang, pasti Sehun akan ke rumahnya untuk sekedar melihat Haowen.

-

Sekarang pukul 17:53 sore, Luhan tengah duduk nyaman di sofa. Sebelah tangannya sedikit terasa pegal karena sedaritadi terus menggendong Haowen. Sebenarnya Luhan bisa saja menyusui Haowen sembari tidur, tapi Luhan juga ingin nonton tv jadi ia memaksakan diri untuk menyusui Haowen sembari menggendongnya.

"Luhan" Panggil Hani sembari berjalan mendekat ke arah sofa.

Kepala Luhan menoleh. Luhan mengerutkan keningnya bingung ketika melihat ibunya yang memakai coat terburu-buru.

"Loh, ibu mau kemana? Ini sudah mau malam"

"Ibu harus pergi ke rumah saudara kita di Bucheon sekarang"

"Memang ada apa? Kan bisa besok perginya"

Hani menghela napas seraya mengelus kepala Haowen yang ada di gendongan Luhan. Raut wajahnya terlihat berubah sendu ketika Hani menatap Luhan.

"Pamanmu yang ada disana, meninggal. Ibu harus cepat-cepat kesana. Kalau kamu tak apa tidak datang sekarang. Bibimu pasti akan mengerti"

Refleks sebelah tangan Luhan langsung menutup mulutnya terkejut. Ada perasaan sakit di hatinya ketika mendengar itu. Tapi Luhan mencoba menahannya.

"Aku ingin kesana juga" Cicit Luhan.

"Iya boleh. Tapi tidak sekarang. Kamu urus saja Haowen dulu. Setelah itu, baru kamu boleh kesana" Sebelah tangan Hani perlahan mengelus pundak Luhan.

"Iya bu"

"Oh iya, nanti kamu disini tak apa hanya berdua dengan Haowen? Ibu sebenarnya khawatir. Atau.. Apa perlu ibu hubungi Sehun untuk menemanimu disini?"

Mendengar pertanyaan Hani, bibir Luhan tak bergeming. Pandangan Luhan pun beralih ke arah lain seperti tengah berpikir. Namun, tak lama kemudian, Luhan melirik Hani sekilas. Kepalanya perlahan mengangguk. Setuju dengan usulan Hani.

"Oke, nanti ibu akan hubungi Sehun untuk menemanimu disini"

Keduanya terlihat tersenyum. Dan Hani sedikit terkekeh ketika melihat ekspresi Luhan yang terlihat malu-malu.

"Hmm, nanti ibu pergi pakai apa?"

"Ibu sudah pesan taksi online untuk mengantar ibu kesana"

"Oh oke, hati-hati ya bu. Nanti kalau sudah sampai sana, hubungi aku"

Hani hanya mengangguk. Kemudian ia berdiri dan berjalan ke arah pintu. Tak lupa juga ia berpamitan kembali pada Luhan sebelum benar-benar keluar.

"Oh iya Lu, nanti kamu tolong bereskan kain lap yang ada di dapur"

"Iya bu"

"Oke, kalau begitu ibu pergi dulu. Nanti ibu akan hubungi Sehun ya" Ucap Hani sembari menutup pintunya.

Setelah pintu tertutup, kaki Luhan perlahan berdiri, lalu berjalan ke kamar. Ia berniat untuk memindahkan Haowen yang sudah tertidur ke kamar.

Luhan menidurkan Haowen di kasurnya. Ia menaruh dua guling kecil di samping tubuh Haowen. Bibirnya mengecup pipi Haowen sekilas sebelum kembali berdiri.

N̶o̶t̶ 𝐁𝐚𝐝 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬] 𝐏𝐭. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang