0.25 𝐃𝐮 𝐭𝐞𝐦𝐩𝐬 𝐞𝐧𝐬𝐞𝐦𝐛𝐥𝐞

1.2K 120 7
                                    

Usai berbincang dengan Kyungsoo, Sehun kembali ke ruangannya yang ada di lantai 13. Ia masuk ke dalam ruangannya. Disana masih ada Luhan dan Haowen. Bibirnya tersungging tipis. Ternyata mereka masih menunggunya.

"Maaf membuatmu menunggu lama"

Sehun mendudukan tubuhnya di samping Luhan. Ia mengecup pipi Haowen sekilas yang tengah menyusu.

"Tumben tidak langsung disusui sama kamu" Luhan menggeleng pelan.

"Tidak. Dadaku masih sakit. Jadi aku pakai botol susu ini"

Kepala Sehun perlahan bersandar pada bahu kecil Luhan. Matanya kembali terpejam. Tak lupa juga tangannya memeluk tubuh mungil mantan istrinya itu.

"Oh iya, tadi Kai mencarimu"

Mendengar nama Kai seketika Sehun langsung mendesah pelan. Sungguh ia masih geram dengan kelakuan Kai di ruangan tadi. Etikanya sangat tidak dijaga. Dan selama menuju ke ruangannya, Sehun terus mengumpat untuk Kai.

"Kamu kenapa?"

"Dia minta uang padaku tadi. Masih mending memintanya dengan sopan. Tapi ini berbeda. Dia memintanya di depan klienku. Aku malu sayang" Sehun menyembunyikan wajahnya di pundak Luhan. Dan Luhan yang melihat itu terkekeh.

"Terus kamu beri uangnya?"

"Kan dompetku ada padamu. Mana bisa aku kasih Kai uang"

"Berarti Kai tidak dapat uang darimu"

Bibir Sehun berdecak sebal.

"Itulah masalahnya. Klienku yang memberi Kai uang. Malu banget kan?"

Kepala Luhan hanya mengangguk sebagai jawaban. Sebenarnya Luhan heran. Kai meminta uang pada Sehun dengan terburu-buru seperti itu untuk apa? Pikir Luhan.

Pelukan di perut Luhan pun perlahan terlepas. Sehun mulai beranjak dari sofa. Ia berjalan ke arah meja kerjanya. Lalu meraih telpon kantor berniat menelpon seseorang.

Telpon pun tersambung pada telpon kerja di meja Minyoung.

"Bu Min, tolong ke ruangan saya"

"Baik pak"

Setelah mendapat jawaban. Telpon pun Sehun tutup. Ia kembali ke arah sofa. Duduk di samping Luhan.

"Apa tadi kamu menelpon Minyoung?"

"Iya, memang kenapa?" Kepala Sehun menoleh sekilas.

"Aku sudah lama tidak melihatnya. Sepertinya dia semakin cantik"

Mata Sehun terpejam. Seakan tak berminat untuk mendengarkan ucapan Luhan. Mantan istrinya itu selalu memuji orang lain. Sampai ia tidak menyadari, bahwa dirinya pun sebenarnya pantas dipuji. Bahkan menurut Sehun, Luhan lebih cantik daripada orang-orang yang Luhan sebut.

Tok tok tok

"Masuk"

Muncul Minyoung di balik pintu. Wanita itu masuk ke dalam dan berdiri di depan kedua sejoli itu.

"Ada yang bisa saya bantu pak?"

"Saya mau titipkan Haowen sebentar padamu"

Spontan kepala Luhan langsung menoleh. Keningnya berkerut bingung. Ekspresi Luhan pun tak jauh berbeda dengan Minyoung.

"Apa maksudmu?" Bisik Luhan tapi tak di gubris oleh Sehun.

"Bisa, kan?"

"Tentu pak"

Tanpa meminta izin, Sehun langsung mengambil Haowen beserta botol susunya. Sehun berdiri sembari memberikan Haowen pada Minyoung. Dan Minyoung menerimanya.

N̶o̶t̶ 𝐁𝐚𝐝 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬] 𝐏𝐭. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang