0.26 𝐒𝐞 𝐫𝐞𝐟𝐞𝐫𝐞𝐫

1.2K 104 11
                                    

Seperti janji Sehun sebelumnya, bahwa Sehun akan berujuk dengan Luhan. Setelah dua bulan mengurusi pembatalan perceraian, akhirnya prosesnya pun selesai. Sehun dan Luhan kembali rujuk sebagai pasangan suami istri. Barang-barang Luhan yang setengah lagi ada di rumah Hani sudah Sehun bawa lagi ke apartemennya.

Walaupun mereka hanya berujuk, Sehun ingin melakukan honeymoon dengan Luhan. Awalnya Sehun ingin mengajak Luhan ke luar negeri untuk bulan madu. Tapi Luhan menolak. Karena istrinya itu tidak bisa meninggalkan Haowen. Padahal Sehun sudah mengusulkan pada Luhan untuk menitipkan Haowen ke ibunya. Toh, Luhan sudah bisa membuat stok asi untuk Haowen. Tapi tetap, wanita itu menolak.

Alih-alih memikirkan bulan madu. Luhan hanya ingin bersantai di rumah bersama Haowen. Kakinya itu sedang malas kemana-mana, kecuali berjalan di dalam apartemennya. Lagipula, bulan madu bukanlah hal yang penting. Secara mereka pun bukan pasangan yang baru menikah. Yang mengharuskan mereka bulan madu.

-

Pukul 7 malam.

Sehun dan Luhan tengah dalam perjalanan pulang dari supermarket. Mereka baru saja membeli keperluan bulanan mereka yang sudah mulai habis. Luhan sengaja tidak membawa Haowen. Karena anaknya itu sedang rewel-rewelnya. Jadi Luhan menitipkannya pada Sohye.

Di dalam mobil, Luhan terus melihat keluar kaca. Matanya sangat dimanjakan dengan pohon natal yang berjejer di jalanan. Ya, di apartemennya pun ada pohon natal. Tapi hanya yang sedang.

"Sehun, sekarang kan malam natal. Kamu tidak akan memberiku hadiah?"

"Aku sudah memberimu hadiah" Kepala Luhan langsung menoleh ke arah suaminya yang fokus menyetir.

"Apa?"

"Honeymoon. Tapi kamu menolaknya"

"Ck, aku tidak mau"

Sadar dengan perubahan raut wajah Luhan, Sehun terkekeh pelan. Sebelah tangannya terulur mengusak rambut pirang Luhan.

"Terus kamu mau apa?"

Pandangan Luhan beralih ke arah lain sekilas. Ia terlihat berpikir. Banyak sekali permintaan yang ada di pikiran Luhan. Tapi hanya ada satu hal yang membuat Luhan sangat ingin dikabulkannya.

"Jadi, kamu mau apa?"

"Aku mau kamu manghabiskan waktumu bersamaku dan Haowen di rumah"

Kening Sehun berkerut bingung.

"Kan setiap pulang kerja, aku selalu menghabiskan waktuku bersama kalian"

"Tapi itu hanya sebentar Sehun. Aku mau kamu menghabiskan waktumu bersamaku dan Haowen yang benar-benar full dari pagi sampai malam"

Suaminya itu belum menjawab. Luhan terus memperhatikan gerak-gerik mata Sehun dan juga raut wajahnya. Tampak ada keraguan disana. Sepertinya Luhan tahu jawabannya.

"Hmm.. Sayang. Bukannya aku tidak mau mengambil cuti. Secara kemarin sebelum natal, banyak sekali karyawanku dan juga staff yang meminta cuti padaku. Jadi otomatis mereka meninggalkan pekerjaannya mereka. Dan siapa lagi kalau bukan aku yang membereskannya"

"Ka-kan kamu bossnya. Kamu kan bisa menyuruh karyawanmu yang lain yang tidak mengambil cuti"

Lama-kelamaan, mata Luhan mulai memerah. Tapi sayangnya, Sehun belum menyadari itu. Ia terlalu fokus ke jalan.

"Yang lain saja bisa meluangkan waktu mereka untuk keluarganya. Tapi kenapa kamu tidak bisa?"

"Bukan begitu. Aku sengaja men-"

"Jadi menurut kamu pekerjaan itu lebih penting daripada keluargamu?"

Sehun melirik sekilas ke arah Luhan. Ia baru menyadari, ternyata mata Luhan sudah memerah menahan tangis.

N̶o̶t̶ 𝐁𝐚𝐝 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬] 𝐏𝐭. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang