0.5 𝐑𝐞𝐜𝐞𝐯𝐨𝐢𝐫

1.3K 131 14
                                    

Mobil Sehun berhenti di basement kantor. Sehun dengan cepat turun dari mobil dan langsung berlari ke arah lift. Mata Sehun sekilas melirik jam tangannya sembari masuk ke dalam lift. Sekarang sudah pukul 06:07 dan Sehun kira, sepertinya meeting sudah di mulai.

Pintu lift tertutup. Sehun langsung menekan angka 15 untuk menuju ruang meeting.

Selama lift berjalan, Sehun sesekali mencium aroma tubuhnya. Ya memang ia belum mandi dan hanya membasuh wajah dan rambutnya saja. Tapi untung wangi parfumnya masih bisa tercium, jadi tidak akan ada yang menyangkanya kalau ia belum mandi.

Tiba di lantai 6, pintu lift terbuka. Disana muncul Sejeong dengan membawa kardus air mineral di kedua tangannya. Tapi karena belum tahu kalau itu Sejeong, Sehun hanya melihatnya acuh dan berpikir bahwa itu hanya staff biasa.

"Pak Oh? Selamat pagi" Sapa Sejeong berdiri di samping Sehun.

Mendengar suara Sejeong, tubuh Sehun terdiam sejenak. Seakan kenal dengan suaranya.

"Selamat pagi. Anda Kim Sejeong?"

"Iya, benar pak"

Sehun mengangguk seraya tersenyum simpul. Ternyata inilah sosok Sejeong. Pikir Sehun. Kemudian pandangannya mulai beralih pada kardus air mineral yang Sejeong bawa. Wanita itu dengan santainya membawa kardus air mineral yang masih utuh dengan kedua tangannya.

"Kamu bawa kardus itu buat apa? Kenapa tidak menyuruh OB?"

"Oh ini untuk minum para klien pak. Dan selagi saya bisa sendiri, saya akan melakukannya sendiri pak" Jawab Sejeong sembari tersenyum.

"Baiklah. Tapi coba biar saya saja yang membawanya"

Sehun sempat ingin mengambil alih kardusnya, tapi Sejeong langsung sedikit menjauh dari Sehun.

"Tidak apa-apa pak. Biar saya saja yang bawa"

"Tak apa, biar saya saja. Kamu kan perempuan. Mana bisa angkat yang berat-berat"

Kali ini Sejeong tak melawan. Ia membiarkan Sehun mengambil alih kardusnya. Ketika Sehun mendekat, pandangan mereka sempat bertemu. Dan pada saat itu, Sejeong pun spontan mengagumi wajah tampan Sehun. Meski tidak secara langsung.

"Oh iya, apa meeting nya sudah kamu mulai?"

"O-oh sudah pak. Di ruang meeting juga sudah ada nona Jisoo yang menghandlenya sebentar"

"Oke"

Tak lama, lift pun terbuka di lantai 15. Sehun dan Sejeong pun keluar bersama dari lift. Mereka langsung berjalan ke arah ruang meeting.

Sampai di depan ruang meeting, mereka langsung masuk ke dalam. Kaki Sehun berjalan tenang ke arah Jisoo yang tengah berdiri di depan para klien.

"Selamat datang pak Oh"

Kepala Sehun hanya mengangguk sembari menaruh kardusnya di atas meja meeting.

"Maaf sebelumnya untuk keterlambatan saya. Dan sekarang saya akan mengambil alih peran Jisoo untuk menjelaskan dengan detail pada anda semua"

Para klien hanya mengangguk dan langsung memperhatikan Sehun untuk menunggu penjelasan materi.

"Oke, mari kita mulai"

Meeting pun di mulai oleh Sehun. Klien disana pun dengan tenang mendengarkan setiap ucapan Sehun yang menjelaskan tentang apa yang tengah di bahas.

-

Setelah beberapa jam, meeting pun selesai. Meeting diakhiri dengan tepuk tangan para klien untuk Sehun.

"Terima kasih pak Oh. Saya senang bisa bekerja sama dengan anda"

"Saya juga"

Sehun tersenyum. Para klien mulai bersalaman dengan Sehun. Tak terkecuali Sejeong dan Jisoo. Mereka berdua pun terlihat tersenyum atas kerja keras Sehun.

"Kalau begitu, kami semua permisi pak"

"Iya, silahkan"

Para klien itu pun semuanya keluar dari ruang meeting. Dan hanya menyisakan mereka bertiga di dalam ruangan.

"Selamat ya pak, ternyata bapak bisa membuat mereka memberikan persetujuan mereka dengan mudah" Ucap Sejeong.

"Terima kasih"

Sehun melirik Jisoo yang tengah membereskan meja meeting.

"Jisoo, apa kamu bisa mengambil kemeja dan jas lengkap saya di laundry depan kantor? Soalnya mau saya pakai sekarang"

"Tentu pak"

"Oke. Dan juga tolong bawakan sarapan untuk saya"

Jisoo hanya tersenyum sembari mengangguk. Lalu ia menginstruksi Sejeong untuk menggantikannya membereskan meja meeting. Sejeong menurut dan langsung membereskan mejanya ketika Jisoo pergi.

Kini di ruang meeting hanya tersisa Sehun dan Sejeong. Pria itu mendudukan tubuhnya di kursi. Menyenderkan tubuhnya pada kursi sembari memejamkan matanya.

Sejeong yang tengah membereskan meja sesekali melirik ke arah Sehun. Bibirnya tersenyum simpul memandang wajah Sehun.

"Dia ganteng banget" Gumam Sejeong pelan.

Mata Sehun perlahan terbuka. Ia merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya. Seperti janjinya tadi, Sehun akan menelpon Luhan setelah meeting. Dan setelah mengambil ponselnya, Sehun langsung menelpon Luhan. Namun telponnya belum juga terhubung. Sehun menghela napas. Sepertinya Luhan masih marah padanya.

"Angkat dong sayang" Cicit Sehun.

Sehun terus memegangi ponselnya. Hingga tak lama, panggilan pun tersambung.

"Halo Luhan"

Kaki Sehun seketika langsung berdiri. Ia berjalan ke arah luar ruangan sembari sekilas melirik Sejeong. Seakan memberitahunya bahwa ia mau mengangkat telpon diluar. Dan Sejeong hanya mengangguk melihat Sehun keluar dari ruangan.

"Sepertinya, dia sudah ada yang punya"

N̶o̶t̶ 𝐁𝐚𝐝 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬] 𝐏𝐭. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang