0.33 𝐑𝐞𝐧𝐝𝐞𝐳-𝐯𝐨𝐮𝐬 𝐚 𝐧𝐨𝐮𝐯𝐞𝐚𝐮

1.3K 130 5
                                    

Luhan berjalan ke arah meja kerjanya pelan. Daerah intimnya masih berkedut perih karena ulah Sehun. Suaminya itu benar-benar bermain tanpa ampun padanya. Untung di toilet tidak ada siapa-siapa. Jadi Luhan tidak usah menahan suaranya.

"Shh Sehun. Kamu bakal tidur di luar" Gerutu Luhan di meja kerjanya. Bibirnya itu tak berhenti mendumel tentang kelakuan suaminya.

Kedua tangannya terlipat di atas meja. Menumpu kepalanya di atas tangannya. Kegiatannya tadi dengan Sehun sangat menguras sekali tenaganya. Akibatnya sekarang matanya terasa mengantuk.

Matanya perlahan terpejam. Nafas Luhan yang awalnya tak beraturan perlahan mulai beraturan kembali.

Tiba-tiba terdengar decitan suara kursi di depan Luhan. Entahlah siapapun itu. Tapi itu sangat mengganggu tidurnya.

Tidak hanya itu. Luhan juga merasakan sebuah hembusan nafas yang menerpa wajahnya. Kening Luhan berkerut. Matanya pun seketika terbuka kembali. Ingin melihat siapa yang ada di depan wajahnya.

"Hai"

"Ka-kai"

Spontan Luhan langsung membenarkan posisi tubuhnya. Ia kaget. Wajahnya dan wajah Kai sangat dekat sekali.

"Ka-kamu ngapain disini?"

"Mau ketemu kamu" Jawab Kai tanpa merubah posisinya yang tertidur di tumpuan tangannya di atas meja.

"A-aku? Kok aku? Mau ketemu Sehun kali"

Mendengar nama Sehun disebut. Tanpa sadar Kai langsung membenarkan posisinya. Kai jadi ingat bau parfum Sehun yang melekat pada baju Luhan sekarang.

Risih dengan Kai yang menatapnya tajam, Luhan langsung menutupi matanya dengan rambut panjangnya. Tentu Kai langsung menatapnya heran.

"Kamu kenapa?"

"Aku ma-"

"Kai" Panggil seseorang di belakang tubuh Luhan.

Kepala Luhan pun menoleh. Ia menemukan Sehun sudah berdiri tempat di samping kursinya.

"Se-sehun. Kamu kok ada disini?"

"Aku khawatir dengan keadaan kamu yang tadi meringis karena kegiatan kita tadi. Jadi aku kesini" Sehun sengaja menekan ucapannya untuk memanasi Kai.

Seperti yang Sehun harapkan. Kai mulai menundukan kepalanya. Dan Luhan langsung peka. Jari-jari kecilnya itu langsung mencubit paha Sehun.

"Akh sakit sayang"

Perhatian karyawan yang ada di sana pun langsung menatap Sehun. Mereka terlihat menggoda Sehun dan Luhan. Bibir Sehun hanya tersenyum menanggapi karyawannya.

"Terus, kau mau apa kesini?" Tanya Sehun tanpa melihat ke arah Kai.

"Ada yang hal yang harus kubicarakan denganmu"

"Oke. Kita bicara di ruangan saya"

Sehun mengecup kening Luhan sekilas. Lalu Sehun pergi di ikuti Kai di belakangnya.

-

Hari mulai malam. Sekarang waktunya para karyawan kantor pulang. Terkecuali Sehun. Ia masih sibuk di ruangannya. Dan Luhan pun sudah tidak aneh. Pasti suaminya itu pulang telat.

Luhan duduk di pangkuan Sehun yang tengah sibuk berkutat dengan laptopnya.

"Ayo pulang" Cicit Luhan di leher Sehun.

"Sebentar lagi ya sayang"

Luhan menghela napas berat. Ia terus memeluk leher suaminya itu dengan erat.

"Oh iya Sehun. Tadi kamu bicara apa sama Kai?"

"Kai katanya mau tunangan sama Kyungsoo"

Tubuh Luhan langsung kaku. Pelukan di leher Sehun pun perlahan melonggar.

"Tu.. Tunangan?"

"Iya. Kat-"

"Tapi kan mereka baru pacaran sebentar" Sangkal Luhan dengan nada yang sedikit meninggi.

"Loh memang kenapa? Kok kamu kaya emosi gitu?" Sehun melirik Luhan sekilas.

"A-aku bukan emosi. Aku cuma heran aja"

Kepala Sehun menggeleng pelan.

-

Setengah jam di kantor. Akhirnya Sehun dan Luhan pulang ke apartemennya. Kini mereka sedang dalam perjalanan. Sebelum ke apartemen, Luhan ingin berkunjung ke supermarket dulu. Katanya Luhan ingin membelikan Haowen buah-buahan.

Mobil Sehun berhenti di sebuah supermarket. Mereka berdua pun turun dari mobil dan masuk ke dalam supermarket.

Luhan meraih keranjang merah yang ada di pinggir pintu masuk. Mereka langsung menuju kumpulan box di tengah supermarket.

"Sehun?"

Refleks kepala Sehun dan Luhan langsung menoleh. Di sampingnya ada Irene yang tengah memilih buah.

"Ire-"

"Hai Irene. Apa kabar?" Luhan memasang senyum memaksanya pada Irene.

"Aku baik. Bagaimana dengan kalian?"

"Kami baik. Sangat baik"

Luhan meraih plastik di depannya. Membungkus mangga yang ada di depannya. Sesekali ia melirik Irene yang menurutnya terlihat berbeda.

"Kamu kerja dimana sekarang?"

"Hm? Oh aku sudah tidak bekerja"

"Loh kenapa?" Irene tersenyum.

"Aku sudah menikah. Jadi suamiku yang bekerja"

Ekspresi wajah Sehun seketika berubah. Ia terlihat terkejut. Mulutnya pun sedikit terbuka.

"Menikah? Serius?" Irene mengangguk mantap.

"Mukanya biasa aja" Sindir Luhan tanpa mengalihkan pandangannya dari mangga di depannya.

"I-iya aku biasa aja"

Sehun menelan ludahnya kasar. Kali ini ia benar-benar terkejut dengan ucapan Irene. Ternyata wanita yang pernah ia miliki itu sudah menikah. Entah mengapa Sehun menganggap pria yang menikah dengan Irene itu sangat beruntung.

"Ayo, aku sudah selesai"

"O-oh ayo"

Luhan langsung membawa Sehun menjauh dari sana tanpa pamitan pada Irene. Kepala Sehun sempat menoleh ke belakang. Dan tentu Luhan menghadiahi suaminya itu dengan cubitan di perutnya.

-

Selesai membayar, Luhan langsung masuk ke dalam mobil di ekori Sehun di belakang. Mobil yang mereka naiki pun mulai berjalan menjauh dari supermarket.

"Kamu kayanya sedih banget dengar Irene sudah menikah"

"Tidak say-"

"Gak usah panggil sayang. Malas aku dengarnya" Luhan mendelik ketika tak sengaja bertemu pandang dengan Sehun.

Oh ya tuhan. Sehun sangat merutuki sikapnya terhadap Irene tadi. Seharusnya ia biasa saja. Kalau sudah begini. Sehun yakin. Adu mulut dengan Luhan tak akan dapat di hindari.

"Irene saja bisa move on dari kamu. Masa kamu mau seperti ini terus Sehun"

"Kamu salah paham, Lu"

"Apa yang salah paham? Kamu pikir aku buta? Aku tadi lihat jelas ekspresi kamu yang gak rela mendengar Irene menikah"

Dugaannya benar. Luhan sudah memulai mengungkit kesalahannya.

"Kam-"

"Udahlah. Semua omongan kamu itu bullshit"

"Ya ampun Luhan"

Kali ini Sehun lebih memilih diam. Bibir tajam istrinya itu membuatnya terus di skakmat. Dan kalau Sehun mencoba membalas ucapannya. Nanti malah akan semakin panjang.

N̶o̶t̶ 𝐁𝐚𝐝 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬] 𝐏𝐭. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang