0.12 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐠𝐞𝐳 𝐝'𝐚𝐭𝐭𝐢𝐭𝐮𝐝𝐞

1.2K 116 8
                                    

Luhan kembali keluar dari kamar setelah menidurkan Haowen. Perutnya terasa lapar. Dan Luhan ingin sekali makan banyak.

"Aku ingin sekali bibimbap" Gumam Luhan sembari berjalan ke arah dapur.

Sampai di dapur, Luhan hanya melihat cream soup dan juga cookies and cream pemberian Sehun yang dari tadi siang ia taruh disana. Cream soupnya pasti sudah dingin. Luhan pun lupa untuk menghangatkannya.

"Lu ponselmu bergetar. Ada panggilan masuk" Teriak Boa dari dalam kamar. Luhan yang mendengar itu langsung berjalan kembali ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya. Lalu ia kembali keluar ketika tahu ada panggilan masuk dari siapa. Itu dari Sehun.

Luhan mendudukan tubuhnya di kursi dapur. Ia mendekatkan ponselnya ke arah telinga setelah Luhan mengangkat panggilannya.

"Halo Sehun, kenapa?"

"Hmm, kamu punya waktu tidak?"

"Memang kenapa?" Nada Luhan terdengar sinis.

Di sebrang telpon, Sehun menyuruh Luhan untuk menemuinya diluar. Ya Luhan kira, menemuinya diluar itu di depan rumahnya. Tapi Sehun bilang kalau ia sekarang ada di dekat jalan raya dekat daerah rumah Luhan. Tentu Luhan tidak mau. Itu sangat jauh. Terlebih Luhan berjalan.

"Aku tidak mau. Kenapa bukan kamu yang kesini?"

"Kumohon datang dulu. Aku tunggu disini"

Belum sempat menjawab, Sehun sudah terlebih dulu memutuskan panggilannya. Luhan berdecak kesal. Sehun sangat menyepelekan sekali jarak rumahnya sampai ke jalan raya. Masih mending kalau jalannya hanya lurus saja, tapi ini kan berbeda. Jalannya itu berbelok-belok, banyak tangga. Seketika Luhan langsung mengumpat dalam hati.

"Lu, aku mau izin keluar dulu ya" Celetuk Boa yang keluar dari kamar Luhan.

"Kamu mau kemana?"

"Aku mau ambil paketan di temanku yang sudah menunggu di minimarket dekat sini"

"Tunggu sebentar"

Kaki Luhan berlari kecil ke arah kamar. Luhan mengambil dan memakai jaketnya di dalam kamar. Tak lupa juga ia mengecup pipi Haowen yang tengah tertidur. Setelah selesai, Luhan kembali keluar dan menghampiri Boa.

"Aku ikut sama kamu ya sampai jalan raya"

"Loh kamu mau kemana? Terus Haowen gimana?"

"Disini ada ibu. Lagipula aku pun tidak akan lama" Luhan mencoba membuat Boa tenang agar mau mengantarnya kesana.

"Oke"

Boa berjalan lebih dulu ke arah pintu. Ia harus memutar balikan dulu motornya yang ada diluar.

-

Motor yang Boa bawa sampai di pinggir jalan raya. Boa menoleh sekilas ke belakang melihat Luhan yang turun dari motor. Raut wajahnya berubah bingung. Untuk apa Luhan turun disini? Pertanyaanya pun langsung terjawab ketika pandangannya melihat ke arah depan. Disana ada Sehun yang berdiri di samping mobilnya.

"Boa, terima kasih ya. Kamu hati-hati di jalan"

Luhan langsung menghampiri Sehun yang sudah menunggunya disana. Dan Sehun yang melihat itu menyuruh Luhan untuk langsung masuk ke dalam mobil. Awalnya Luhan menolak, tapi karena wajah memelas Sehun, akhirnya Luhan pun mau masuk ke dalam mobil. Sebelum masuk, Sehun melirik ke arah Boa sekilas.

Mobil Sehun perlahan mulai pergi dari pinggir jalan raya. Meninggalkan Boa yang masih duduk di atas motornya.

-

Di jalan, Luhan melirik Sehun yang fokus menyetir. Wajah tegasnya itu sedikit membuat Luhan bergidik. Sepertinya Sehun sedang serius kali ini.

Merasa di perhatikan, Sehun melirik Luhan sekilas. Wanita itu langsung memalingkan wajahnya ke arah kaca.

N̶o̶t̶ 𝐁𝐚𝐝 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬] 𝐏𝐭. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang