"Apa saja jadwal saya hari ini?" tanya Sasuke tanpa menatap kearah sang sekretarisnya yang berdiri dengan tab di tangan.
"Jadwal anda hari ini, menghadiri rapat dengan dewan direksi pukul sepuluh pagi, kemudian makan siang bersama Presdir dari perusahaan Sabaku. Lanjut jam dua siang, anda memiliki rapat akhir bulan bersama para direktur dan untuk malamnya anda free ya kecuali tentang udangan pesta pernikahan Sakura bersama Toneri." ujar sang sekretaris dan di akhiri dengan kalimat lemah takut menyindir sang CEO.
Sasuke tidak berekspresi apapun tetapi tatapan pria itu terlihat sangat kosong. Yah, siapa yang tidak akan sakit hati dan kecewa.
Wanita yang dinikahi penuh cinta ternyata selama ini tidak mencintainya sama sekali, Sakura terpaksa menerima Sasuke karena paksaan dari keluarga Uchiha dan keluarganya sendiri hingga lima tahun berlalu mereka pun bercerai tanpa anak dan tanpa tidur di satu atap yang sama karena Sakura tidak menginginkannya meski Sasuke telah berusaha semaksimal mungkin mempertahankan rumah tangga mereka.
Yah mungkin karena mereka memang bukan jodoh. Kini Sakura akan menikah dengan pria yang sangat dia cintai. Pria keturunan China-Korea bernama Toneri dan merupakan penyanyi solo terkenal dari negeri Gingseng.
"Yah, saya akan hadir." Sasuke menghela napas pendek dan mulai menyalakan layar laptopnya.
"Mau aku kenalkan sama gadis untuk di ajak malam ini?"
"Jangan coba-coba, Ino. Meski kita sahabat sejak kecil bukan berarti kamu bisa mengatur hidup saya." balas Sasuke tak suka.
"Ih siapa juga yang ngatur hidup kamu, aku akan cuma mau nawarin saja, kalau nggak suka ya udah!" timpal Ino sebal kemudian keluar dari ruangan kerja Sasuke, meninggalkan pria itu yang kini terdiam dengan pandangan kosong lurus ke layar laptop yang menampilkan tampilan dekstopnya.
Sudah tiga tahun berlalu sejak pernikahannya dengan Sakura berakhir. Sasuke tidak juga membuka hatinya untuk gadis manapun. Orang tua Sasuke juga tidak memaksakan kehendak mereka lagi karena mulai merasa kasihan dan tidak enak hati kepada Sasuke, karena keegoisan merekalah Sasuke jadi seperti ini.
Sasuke kembali menghela napas dan mulai fokus dengan laptopnya untuk bekerja karena baginya kini tak ada lagi waktu untuk bermain-main sekedar mencari gadis-gadis.
.
.
Seorang gadis muda tampak berlari senang keluar dari gerbang sekolahnya, ia tertawa keras dengan rambut panjang kuning di ikat ekor kuda. Kemudian dari arah belakang seorang gadis dengan rambut panjang indigo yang tergerai lurus mengejar dari belakang bersama gadis berambut merah sebahu dan berkacamata.
"Naruto tungguuuu ...." seruan pelan bernada anggun keluar begitu saja dari bibir mungil gadis berambut indigo. Ia terlihat kepayahan mengejar Naruto.
"Ayo Hinata jangan lambat!" seru gadis berambut merah dengan kaca mata tebal.
"Eeeeeeh Kariiiiiin ...."
"Bwahahaha Hinata Hinata cepet dong!" seru gadis bernama Naruto, ia kembali berlari.
Hinata berhenti berlari, napasnya ngos-ngosan sementara kedua sahabatnya telah hilang di belokan jalan. Hinata memutuskan untuk jalan santai menuju tempat yang akan mereka kunjungi ketimbang berlari mengejar mereka.
Hinata akhirnya sampai dan melihat kedua sahabat baiknya itu berdiri di depan pintu masuk game center menunggu kedatangannya.
"Ayo masuk!" seru Naruto riang yang berjalan lebih dulu.
"Kita mau main apa?" tanya Hinata pelan.
"Main apapun sayang untuk merayakan nilai akhir semester ini sangat baik hahaha ...." Karin tertawa keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuFemNaru Short Story 18+
FanfictionSEBAGIAN SUDAH ADA VERSI PDF DAN BERBEDA DARI VERSI WATTPAD Kumpulan short story SasuFemNaru Di update hanya malam hari