Menyesal?
Ya aku menyesal, tapi semuanya sudah terjadi. Aku sangat mencintai Sasori, meski perlakuannya selama ini sangat buruk padaku, dan disisi lain sahabat baikku sejak kecil menyatakan cinta kepadaku, aku bingung dan memilih untuk menolaknya karena aku mencintai Sasori.
Hampa ku rasa saat tak lagi bersamanya, aku merindukan Sasuke hingga malam itu terjadi dan ketika pagi, aku mengusirnya dan mengatakan benci kepadanya, aku telah menyakitinya, membuatnya terluka. Oh tuhan, aku tak bermaksud seperti itu kepada Sasuke.
Dan aku pun mendatangai Sasori untuk menceritakan semuanya, tapi yang ku lihat dia berciuman dengan seorang gadis cantik bersurai pirang, Shion. Sahabatku sendiri.
Sakit! Sangat sakit, dan kini aku sendirian. Sasuke sudah berbahagia dengan Sakura, dia sudah melupakanku, Sasori dan Shion mengkhianatiku.
Kini, aku sudah sadar jika selama ini sebenarnya aku mencintai Sasuke, karena aku tak pernah rela jika dirinya dengan gadis lain, akulah yang selalu berada disampingnya, akulah yang selalu membuatnya tersenyum, tapi kini sudah ada gadis lain, seorang gadis cantik yang aku yakini tidak akan melukai perasaan Sasuke.
Aku tidak bisa datang lagi kepada Sasuke untuk mengharapkan cintanya, dan lagi pula kini ada cintanya di dalam diriku, aku harus merawatnya sebaik mungkin, karena cinta inilah aku bertahan.
Aku pergi ke Jerman dan memulai hidup yang baru disana sambil merawat cintaku hingga ia lahir dan dewasa, aku merawatnya sendirian tanpa ada yang menemani. Namun mirisnya, Tsuki. Nama putriku bersama Sasuke, membenciku. Ia tidak menyukaiku karena aku selalu menyembunyikan siapa sosok ayahnya.
Aku tahu kalau gadis itu selalu mendapatkan hinaan diluar sana karena tidak memiliki ayah, maka aku jelaskan semuanya kepada Tsuki, dan ia tambah membenciku, dia berteriak marah dan mengatakan kalau diriku sudah membuat Sasuke meninggalkan dirinya.
Iya memang salahku, aku yang membuat Sasuke jadi membenciku dan tidak mengetahui kehadiran Tsuki. Dan Tsuki sendiri tidak tahu harus berbuat apa, ia ingin datang menemui Sasuke di Jepang tapi dia takut Sasuke tidak akan menerimanya sebagai anak.
Tsuki menangis, kedua netra birunya terlihat berkaca-kaca dan aku segera memeluknya erat seraya meminta maaf berulang kali, andai aku bisa kembali ke masa lalu, aku ingin datang menemui Sasuke dan mengatakan aku mencintainya.
"Aku benci ibu!" seru Tsuki disela isak tangisnya dalam pelukanku, ia pasti sangat merasa kecewa dan benci kepadaku, maafkan ibu nak.
Uchiha Tsuki, dia mirip sekali dengan Sasuke saat masih remaja, wajah mereka sama, Tsuki seperti Sasuke versi perempuan, namun bedanya Tsuki memiliki warna mata yang sama denganku, namun rambut, wajah dan kepribadian dia sangat mirip sekali dengan Sasuke.
Namanya Uchiha Tsuki, tetapi entah kenapa Tsuki lebih sering memperkenalkan namanya dengan marga Namikaze, padahal dia tahu Uchiha adalah marga ayahnya. Bila ku tanya dia pasti marah dan mendiamkanku, maka dari itu aku tidak banyak bertanya.
"Apa kau ingin bertemu ayah?" tanyaku kepadanya di suatu hari, namun ia menjawab tidak.
"Aku tidak ingin bertemu dengannya, aku tidak mau dia malah menghinaku karena aku lahir dari rahim wanita yang membuatnya kecewa dan terluka." Jawaban Tsuki sangat melukai hatiku, dan ia menyadarinya. Aku hanya tersenyum miris mendengarnya, lalu membiarkan dirinya pergi begitu saja.
Hingga hari itu tiba, aku menulis surat permohonan maaf kepada Tsuki dan aku masukan tiket pesawat di dalam surat itu, aku ingin ia pergi menemui ayahnya seraya membawa surat yang aku tulis untuk Sasuke, dan besar harapanku Sasuke mau menerima Tsuki.
Sementara diriku malah berjalan-jalan di tengah hujan salju di malam hari tanpa mengenakan jaket tebal, dan langkahku terhenti di tengah-tengah sebuah jembatan besar. Aku menangis dalam diam, aku telah membuat banyak hati terluka, aku tak pantas hidup di dunia ini.
Aku pejamkan kedua mataku erat dan perlahan aku menaiki pagar pembatasnya, dan berdiri disana sebelum akhirnya aku melompat kedalam sungai yang cukup dalam dan membeku karena salju.
"Ibuuuuuuuu!"
Oh tuhan, bahkan ketika aku sudah berada di dalam sungai yang dingin ini, aku membayangkan bisa mendengar suara Tsuki yang memanggilku ibu, sudah berapa lama aku tidak mendengarnya memanggilku ibu? Dua tahun, tiga tahun, atau lima tahun? Oh tidak tapi tujuh tahun, waktu yang lama sekali ya?
"Narutoooo!" dan sekarang aku seolah mendengar suara Sasuke.
Kematian yang sangat indah, aku suka.
.
.
.
.
.
.
End~
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuFemNaru Short Story 18+
FanfictionSEBAGIAN SUDAH ADA VERSI PDF DAN BERBEDA DARI VERSI WATTPAD Kumpulan short story SasuFemNaru Di update hanya malam hari