Ino menghela napas panjang. Naruto tidak mengingatnya sama sekali, nyonya besar Uchiha itu melupakannya.
"Aku Yamanaka Ino, asistenmu." Ino tersenyum lebar dengan raut wajah jengkel.
"Asisten apa?" tanya Naruto bingung.
"Asisten yang membantumu mengerjakan komik." ujar Ino kemudian berjalan menuju meja komputer. Kamar sekaligus studio mini untuk menggambar komik memang perpaduan yang menyenangkan dan Naruto memilikinya, "Kemari!" lirik Ino dan Naruto mendekat ikut memperhatikan Ino yang sedang membuka internet di komputer miliknya.
"Lihat, kau memiliki lima part yang belum di publikasi secara resmi tetapi beberapa pembaca berbayar sudah membacanya. Dan sekarang kau punya lima part yang sudah selesai di gambar tetapi belum berwarna. Aku tidak tahu berapa lama amnesiamu ini, ini cukup berbahaya bagi karirmu." jelas Ino menatap Naruto prihatin.
"Lalu bagaimana? Bukankah kau asistenku, kau pasti paham jalan ceritanya dan tinggal lanjutkan." ucap Naruto pelan.
"Kau sudah menyusun ceritanya, Naruto. Tetapi peranku disini hanya membantu pewarnaan, meyempurnakan latar belakang, dan juga memperbaiki gambar jika ada kesalahan sedikit."
Naruto terduduk lemah di pinggir ranjang kamarnya, kepalanya terasa sedikit pusing karena bayang-bayang saat ia menggambar di alat Wacom Cintiq terlintas begitu saja.
"Apa kau sakit?" tanya Ino khawatir.
"Aku hanya sedikit pusing." jawab Naruto jujur.
Ino menghela napas panjang, "Tidak apa. Aku bisa meminta cuti kepada perusahaan dan menjelaskan kondisimu saat ini." ujarnya.
"Apakah bisa seperti itu?"
"Bisa. Kau selalu menyiapkan banyak part dan menggambar di setiap waktu, Naruto. Kau lakukan itu agar jika terjadi sesuatu kepadamu seperti sakit atau sedang tidak mood menggambar, kau tidak perlu takut di kejar deadline."
"Syukurlah jika bisa."
"Kau pernah mengatakan padaku tentang kesal dan malasnya ketika di kejar deadline sehingga kau tidak mau mengulanginya lagi."
Naruto tersenyum mendengar penjelasan Ino. Meski ia tidak ingat sama sekali dengan sosok Ino tapi ia yakin Ino adalah gadis yang baik.
"Ah lalu bagaimana dengan hubunganmu dan Sasuke?" Ino mendekat dan ikut duduk di sebelah Naruto.
"Hubungan?"
"Iya!" Ino mengangguk cepat.
"Dia pergi setelah aku keluar dari rumah sakit dan kami belum bertemu." jawab Naruto jujur.
Ino menghela napas panjang, hubungan keduanya benar-benar rumit dan Ino sendiri tidak tahu mengapa keduanya seperti ini tetapi jelas ia pernah melihat tatapan penuh kebencian Naruto kepada Sasuke.
"Ya sudah, aku kesini hanya akan mengambil file yang sudah selesai kau gambar. Aku akan mengerjakannya di rumahku, aku akan segera pulang dan kau bisa kembai istirahat."
Naruto hanya mengangguk dan membiarkan Ino berkutat dengan komputer miliknya kemudian pamit undur diri. Naruto meraih ponselnya dan melihat platfrom tempat komiknya di rilis.
Princess Flowers
Naruto tersenyum membaca judul komiknya dan memiliki tema kerajaan modern dengan konflik di dalamnya. Ia pun mulai terhanyut membaca komik hingga tidak sadar jika waktu terus berputar dan ia jatuh tertidur karena mengantuk.
Sementara itu, Sasuke baru saja sampai di mansion dan keluar dari mobil bersama dengan asisten pribadinya. Kedua terlihat berbincang sejenak sebelum masuk di sambut para pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuFemNaru Short Story 18+
FanfictionSEBAGIAN SUDAH ADA VERSI PDF DAN BERBEDA DARI VERSI WATTPAD Kumpulan short story SasuFemNaru Di update hanya malam hari