Aku harus kuat! Harus!
Naruto menghela napas panjang melihat penampilannya di cermin yang sudah rapi dengan pakaian pelayan restoran. Baru sore tadi dia pulang dari rumah sakit.
Naruto akui dia masih sangat lelah bahkan perutnya masih perih tapi jika terlalu lama dia bersitirahat, ia tidak akan bisa membayar uang kosan kamar dan uang kuliah. Naruto keluar dari ruangan ganti dan siap berkeliling menyambut tamu restoran.
Sasuke akui, ia sangat malas harus kembali menghadiri acara perjodohan yang orang tuanya lakukan hanya karena dia belum juga menikah di usia yang sudah 33 tahun. Sasuke ingin menikah dengan gadis yang ia inginkan bukan gadis perjodohan.
Sasuke duduk di kursi yang masih kosong, disambut bahagia oleh sang ibu yang dengan bangga memperkenalkan Sasuke sebagai Dokter terbaik dan sudah mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai organisasi besar kesehatan.
"Ibu." ucap Sasuke pelan penuh penekanan sedangkan sang ayah hanya diam seolah mendukung istrinya.
"Pelayan!" seru Mikoto memanggil pelayan terdekat.
"Iya nyonya!" Naruto mendekat dengan cepat.
Deg!
Sasuke maupun Naruto sama-sama terkejut karena pertemuan ketiga mereka sangat mengejutkan.
"Kenapa kau disini?!" tanya Sasuke tajam.
"A-a-aku kerja." Naruto mencoba kabur tapi Sasuke dengan cepat menarik tangan Naruto hingga Naruto jatuh di atas pangkuan Sasuke.
"Aw!" Naruto meringis pelan memegangi perutnya.
Semua orang terkejut termasuk orang tua Sasuke beserta keluarga gadis yang akan di jodohkan dengannya.
"Kenapa? Mana yang sakit?" tanya Sasuke panik.
"Perutku." lirih Naruto pelan dengan kedua mata berkaca-kaca menatap Sasuke melas.
"Sudah saya katakan kamu masih harus di rawat, kenapa keluar dan sekarang kerja!"
"Ma-maaf!" Naruto pun menangis karena Sasuke bentak apalagi perutnya terasa nyeri, kepalanya sedikit pusing dan tubuh terasa lemah.
"Sasuke!" tegur Fugaku.
Sasuke tidak peduli, ia malah memeluk Naruto agar gadis itu tenang.
"Gadis ini calon istriku!" kata Sasuke penuh penekanan membuat mereka kembali kaget.
"Apa maksudmu Sasuke?!" tanya Mikoto kaget bukan main.
"Saya malam ini ingin mengatakan hal ini kepada kalian semua, maaf tapi gadis inilah yang saya inginkan untuk menjadi istri."
"Kamu yakin? Dia hanya pelayan?" tanya gadis yang hendak di jodohkan dengan Sasuke.
"Lalu apa masalahnya jika dia hanya seorang pelayan?" jawab Sasuke.
"Kamu Dokter terkenal, Sasuke. Dia hanya pelayan tidak cocok untukmu."
"Dokter." guman Naruto pelan, ia tidak mengerti sama sekali dengan apa yang Sasuke katakan.
"Dia pelayan atau bukan itu bukan urusanmu karena dia tidak menikah denganmu tapi denganku. Ada masalah?"
Gadis itu terdiam dengan wajah merah padam, "Aku mau pulang!" katanya ketus dan beranjak pergi kemudian di ikuti oleh orang tuanya yang meminta maaf begitu juga dengan Mikoto yang jadi merasa bersalah dan menatap putranya kesal.
Sasuke menurunkan Naruto untuk duduk di kursi kosong dan masih sesenggukkan.
"Ibu!" Sasuke menahan kesalnya saat Mikoto menjewer telinganya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuFemNaru Short Story 18+
ספרות חובביםSEBAGIAN SUDAH ADA VERSI PDF DAN BERBEDA DARI VERSI WATTPAD Kumpulan short story SasuFemNaru Di update hanya malam hari