Sasuke terus berkutat dengan komputer dan tumpukan map di atas meja kerjanya. Sesekali ia akan terdiam sejenak untuk berpikir lalu kembali mengetik lalu mencatat sesuatu di buku.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" jawabnya datar.
"Tuan, sebaiknya anda pulang malam ini dan istirahat. Biarkan saja saya yang mengerjakannya." ujar Juugo masuk mendekati meja kerja Sasuke.
"Tidak perlu."
Juugo menghela napas panjang, sejak kepergian Naruto, Sasuke berubah jauh berbeda. Meski perusahaan Toneri sudah jatuh ke tangan UC Group dan Toneri bunuh diri karena depresi, begitu juga dengan Sakura yang tidak tahan di bully melalui sosial media dan lingkungan setelah vidio panasnya tersebar. Memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung apartemen miliknya. Tapi nyatanya Sasuke belum juga berubah.
Sasuke jarang pulang ke apartemennya atau mansion Uchiha. Sasuke lebih sering tinggal di gedung perusahaannya dan bergadang mengerjakan semua tugasnya hingga akhirnya perusahaannya saat ini menjadi perusahaan paling besar dan menjadi nomor satu di Asia. Namun semua itu tidak membuat Sasuke bahagia karena kehilangan wanita yang dia cintai dan juga anaknya.
"Tuan?"
"Kau mengganggu saja!" Sasuke melepaskan kaca mata anti radiasi miliknya lalu beranjak bangun untuk mengambil minum tetapi langkahnya malah terhenti karena kepalanya tiba-tiba merasa sakit lalu ia pun tumbang.
"Tuan!"
oOo
Juugo menulikan telinganya ketika Sasuke terus menanyakan keberadaan laptop dan juga berkas yang harus segera ia selesaikan.
"Ini waktunya anda istirahat, Tuan." ujarnya datar sambil membolak-balikkan koran di tangannya dan kembali fokus membaca.
"Bawahan kurang ajar!" desis Sasuke kesal dan memilih memandangi langit biru dari balik jendela kamar rawatnya, "Apa sudah ada informasi mengenai Naruto?" tanyanya kemudian.
"Keberadaan Nyonya maupun anak anda belum di ketahui sama sekali." jawab Juugo membuat Sasuke semakin merasa lemah.
"Aku ingin ke kantin."
"Apa yang anda inginkan?" tanya Juugo seraya beranjak berdiri sebelum Sasuke keluar sendiri.
"Kopi."
"Jika anda belum lupa, anda memiliki maagh saat ini karena sering minum kopi tanpa makan apapun."
"Bisakah kau menuruti perkataanku?!" seru Sasuke kesal.
"Saya akan bawakah susu hangat." Juugo segera pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Sasuke terduduk diam di atas ranjang menatap birunya langin yang mengingatkan dirinya akan kedua netra milik Naruto. Ia sangat merindukan wanita itu dan apakah anaknya laki-laki atau perempuan? Hatinya terasa sangat sakit ketika mengingat masa lalu.
oOo
Hari ini rumah sakit sangat ramai karena hari minggu dan banyaknya orang-orang yang berdatangan membuat Juugo menahan kekesalannya, ia pun memilih berjalan cepat hingga tidak sengaja menabrak seorang wanita bersurai biru cerah dengan warna kuning di beberapa cela bagian rambutnya. Ia hendak membantu tetapi wanita itu sudah lebih dulu berlari mengejar anak kecil.
"Dia pikir ini tempat bermain." gumam Juugo dan kembali berjalan menuju kantin.
"Daisuke tunggu ibu!" seru Naruto dan menarik lengan Daisuke kesal.
"Ibu kita harus cepat!"
"Iya cepat memangnya kamu tahu dimana ruangannya?!" seru Naruto kesal.
"Maaf." Daisuke menundukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuFemNaru Short Story 18+
ספרות חובביםSEBAGIAN SUDAH ADA VERSI PDF DAN BERBEDA DARI VERSI WATTPAD Kumpulan short story SasuFemNaru Di update hanya malam hari